"Lelaki itu... hm.. dia.." Putri mengingat garis muka laki-laki tadi. Sepertinya ia mengingat sesuatu.
" Put.." sapa Vena.
Putri menoleh ke arah suara.
"Sini" ajak Vena lagi.
"Asik kan di sini. Menikmati musik, bisa gabung sama komunitas yang hobinya sama dengan kita" cerita Vena.
"Ven.. sudah malam, aku mau pulang duluan ya. Lelah sekali. Semalam aku kurang istirahat" Putri berpamitan.
"Eh, kita pulang bareng. Tunggu, aku ambil tas dulu" akhirnya mereka berpamitan dan pulang menuju kontrakan masing-masing.
"Put, kamu kenapa belum punya pacar? Padahal banyak yang naksir kamu. Memangnya tipe kamu seperti apa sih?" tanya Vena di sela perjalanan mereka.
"Hm.." Putri membayangkan laki-laki yang ditolongnya semalam.
"Dadanya bidang, tingginya, paling tidak, 180 cm"
Vena tertawa, dan Putri pun tersadar dengan pembicaraannya, ia hanya tersenyum lebar, sehingga terlihat giginya yang rapi.
Tanpa disadari, sebuah mobil mengikuti mereka dari jauh.
"Huh.. untung saja dia jalan dengan perempuan, kalau tidak..."
"kalau tidak, kenapa bos?" tanya Ajin yang mengejutkan Kevin.
"Ah.. tidak. Terus ikuti perempuan sombong itu. Kenapa dia tidak meminta bayaran untuk semalam? Dia sudah menyelamatkan nyawaku." tanya Kevin ke Ajin yang sedang menyetir.
"Mungkin dia polos, atau dia tidak seperti orang yang mencari keuntungan, atau juga dia pura-pura tidak peduli. Sepertinya dia wanita yang tidak aneh-aneh" ucap Ajin.
Seminggu sudah terlewati, sejak insiden itu. Tapi perempuan yang menolong Kevin belum lagi menghubunginya. Ia semakin penasaran.
Tok.tok.tok
Ajin masuk ke ruangan Kevin.
"Masih menunggu telepon dari dia, bos? Oh ya, ini semua yang aku dapatkan tentang dia"
Kevin hanya diam. Sesekali ia merapikan rambut yang menutupi keningnya. Membaca semua tentang perempuan itu.
Putri Anindita.
Umur 28 tahun.
Anak seorang petani.
Semua tentang Putri terpapar jelas disana.
Hm.. Ia makin penasaran dengan perenpuan itu.
Ajin memperhatikan bosnya, yang tidak seperti biasanya. Sejak ia memutuskan hubungan dengan tunangannya 3 tahun lalu karena berselingkuh dengan sahabatnya, ia menjadi dingin terhadap perempuan. Tapi, Ajin melihat senyum di bibir sahabat sekaligus atasannya itu, setelah kejadian yang menimpa Kevin.
Dia suka musik.
Dia suka bernyanyi.
Tapi, tempat usahanya tidak terlalu ramai, karena letaknya tidak strategis.
Kevin tersenyum dengan sinisnya, dan melirik ke Ajin.
*"Mbak Putri, maaf, tempat les vocal yang mbak Putri sewa, akan dibeli oleh orang. Sebaiknya mbak Putri mencari tempat lain, saya kasih tempo 1 Minggu untuk membereskan tempatnya"
ucap pemilik tempat sewa usahanya itu.
"Apa? Tapi kan masih 8 bulan lagi. Bagaimana kompensasinya?" tanya Putri panik.
Dipikirannya, ia harus tinggal dimana. Sedangkan kontrakannya saja sudah mau habis. Ia terduduk lemas di tempat usahanya. Ia pandangi tempat yang sudah memberinya nafkah selama 2 tahun ini. Ia tidak mungkin pulang. Kemudian ia duduk sambil menutup mukanya.
"Selamat siang" sapa suara laki-laki.
"Selamat datang, di BV" Putri terbangun dari duduknya.
"Kamu..." Putri mengingat dan menunjuk ke arah laki-laki itu.
"Bagaimana lukamu?"
"Aku sudah sehat. Terima kasih atas pertolonganmu. Berapa biaya yang harus aku bayar untuk pertolongan malam itu"
"Tidak perlu, aku hanya memberikan obat seadanya saja."
"Sebutkan angkanya. Aku tidak mau hutang Budi"
Putri merasa aneh, kemudian ia mencoret sesuatu di kertas.
"Hanya 25.000. Untuk nyawaku kamu hargai 25.000. Aku akan ganti 25 juta."
"Hah. tidak.tidak.tidak. Sudah aku bilang, kamu tidak perlu untuk membayarnya. Aku ikhlas membantumu"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
heldina togatorop
hadeh.....
sombong kevin
2021-06-09
1
Yeyen Dhevan
hmmm
2021-04-09
0
Ulfa Suyono
alaaaaah sudahlaaah drakor kek india kek sinetron kek ...gpp baca dan nikmati saja.. daripada aq g bisa bikin novel...
2021-02-19
3