"Maaf Abi, telat lima menit aja"
"Lain kali jangan terlambat lagi, Abi sudah izinkan kamu keluar tapi masih juga pulang terlambat. Kamu dan Adikmu anak perempuan, menjaga anak perempuan itu tanggung jawabnya sangat besar" ceramah Rendi
"Iya Abi, tadi tuh novel Naya ketinggalan pas reuni. Ternyata orang yang nemuin itu sudah lama menunggu novel Naya terbit, jadi cerita sedikit makanya telat"
"Perempuan apa laki-laki?" tanya Rendi
"Ya ampun Abi, laki-laki tapi Abi percaya kan sama Naya"
"Ya sudah, Abi percaya sama kamu" sahut Rendi
Naya tersenyum senang abinya tak memperpanjang masalah dirinya terlambat, Naya segera pamit ke kamar hendak membersihkan tubuh dan siap-siap menunggu waktu magrib.
Sebenarnya Naya bisa saja menyela omongan abinya yang masih membatasinya, padahal usianya sekarang sudah memasuki 23 tahun tentu sudah tak wajar untuk membatas-batasi waktu pulangnya.
Apalagi harus pulang pukul lima sore tidak boleh terlambat, setidaknya jika memang ingin membatasi waktu pulangnya paling lambat ketika adzan isya' harus segera pulang itu waktu yang wajar untuk remaja seusianya.
Naya merasa dirinya seperti anak belia yang sedang menginjak masa puber, Naya jadi ingat adiknya Nara yang ternyata tidak memiliki kebebasan juga dulu selama sekolah di sekolah negeri.
Naya langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, setelah berpakaian Naya menjatuhkan bobot tubuhnya di atas tempat tidur dan tiba-tiba bayangan laki-laki bermata biru tadi kembali teringat.
Naya membolak-balik tubuhnya sembari menepis bayangan laki-laki bermata biru tadi, Naya yakin bisa melupakannya karena menurutnya laki-laki itu hanya nyasar di dalam pikirannya saat ini.
Untuk mengusir wajah laki-laki itu di pikirannya, Naya memilih bangkit dari tempat tidur lalu menyalakan laptop miliknya untuk melanjutkan menulis novelnya yang ke sepuluh, jika begitu dirinya akan konsentrasi.
Tak akan lagi memikirkan wajah laki-laki itu dan bisa melupakan apa saja yang ada di sekitarnya, Naya begitu fokus menulis kata demi kata untuk melanjutkan bab baru novel yang di tulisnya saat ini.
.
.
Seperti biasa setiap malam jum'at akan ada pengajian di kompleks ini, kali ini di adakan di rumah Naya. Jadinya, setelah pengajian Naya agak repot untuk melayani para ibu-ibu pengajian yang berdatangan.
Kesibukannya malam ini membuat Naya sedikit lupa dengan wajah asing itu, namun dalam doa Naya kembali mengingatnya bahkan sempat-sempatnya Naya meminta pada Allah, kalau jodoh permudahkan.
Tapi kalau bukan jodoh maka jauhkanlah, selesai kesibukan malam ini sebelum tidur Naya menyempatkan diri membuka akun sosial medianya satu persatu, semua DM yang masuk selalu di balasnya.
Tak ada yang berkesan dari semua DM itu, kecuali satu akun yang membuat Naya tertarik yaitu "Samuel Blue" nama akun yang begitu unik, segera Naya membuka DM dari akun tersebut.
[Terima kasih tadi sudah memberiku akun sosial kamu, akhirnya aku bisa lihat aktivitas keseharian kamu]
Pesan itu di akhiri dengan emoticon senyum, pikiran Naya tiba-tiba ingat laki-laki yang bermata biru. Cepat-cepat Naya membuka profil yang men-DM-nya itu, benar saja laki-laki yang di temuinya sore tadi.
Ternyata namanya Samuel, seketika senyum Naya mengembang. Naya membuka satu persatu foto Samuel yang tampak sangat tampan, di sekian banyak foto yang di upload tak ada foto perempuan.
Hanya ada foto keluarga dan teman-temannya saja, dalam hati Naya begitu menggebu ingin kenal lebih dekat dengan laki-laki itu, soal abinya urusan belakangan Naya bisa menjaga rahasia.
[Sama-sama, ini yang di cafe tadi kan?]
Balas Naya pura-pura belum melihat profilnya, notifikasi pesan terlihat di sisi kanan atas ketika Naya masih sibuk melihat-lihat foto laki-laki bermata biru itu, Naya yakin pasti balasan dari laki-laki itu.
[Iya, kalau kamu gak sibuk aku mau tanya. Rasanya kurang puas tadi ketemu idola cuma berapa menit]
Naya kembali merasa ingin terbang ketika laki-laki itu mengatakannya sebagai idola, masih tak percaya laki-laki setampannya mengidolakannya, Naya pun berhalusinasi seandainya laki-laki itu jadi pacarnya.
Akan di ajaknya pergi ke acara reunian selanjutnya, tak terbayang bagaimana reaksi teman-temannya yang perempuan, melihat ketua BEM di fakultas mereka yang tak seberapa ganteng saja mereka kejang-kejang.
Apalagi kalau mereka melihat laki-laki bule, Naya tiba-tiba tertawa jahat seolah bayangan pikirannya itu sudah terjadi, segera Naya menepis pikiran jahatnya lalu kembali fokus pada percakapannya dengan Samuel.
[Gak sibuk kok, memangnya mau nanya apa?]
Naya tetap tenang membalas pesan dari Samuel, Naya menjaga kewarasan yang terus terbayang wajah tampan Samuel, Naya merasa ini pertama kali dirinya merasa benar-benar kagum dengan ciptaan Allah.
[Rasanya kelamaan kalau aku menunggu novel season dua terbit, bagaimana kalau aku pinjam novel yang tadi saja. Tenang! Aku akan tetap membeli novel season dua, meski sudah baca]
Naya berpikir sejenak Samuel ingin meminjam novelnya, tapi setidaknya tadi Samuel mau mengembalikan novelnya yang tertinggal, jika di temukan oleh orang yang tak bertanggung jawab pasti sudah hilang.
[Ya udah, besok aku pinjamin] balas Naya pada akhirnya setelah memikirkan matang-matang
[Wah, terima kasih banyak. Aku bisa ambil kemana novel itu?]
[Besok aku kabari lagi, ketemu dimana nanti kamu chat saja melalui nomor HP-ku yang ada di kartu aku itu] balas Naya lagi
[Maaf kalau bertanya hal privasi, apakah kamu punya pacar?]
Deg
Seketika jantung Nara berdegup mendapat pertanyaan tentang statusnya.
[Tidak] balas Naya singkat
Perlahan senyum Naya mengembang tanpa dirinya sadari, terbayang kembali sosok Samuel yang tak sengaja bertemu dengan Naya, dalam perasaan seperti di aduk-aduk Naya kembali melihat foto-foto Samuel.
Tiba-tiba Naya di kagetkan dengan sebuah foto yang di upload beberapa bulan yang lalu, cepat-cepat Naya mengklik foto itu lalu memperbesarnya, seketika Naya terperangah bahkan matanya tak bisa berkedip.
Terlihat disitu Samuel dan beberapa orang tengah merayakan natal dengan topi sinterklas di kepala, Naya tak mungkin salah orang di dalam foto itu benar-benar Samuel.
"Apa jangan-jangan Samuel non muslim?" gumam Naya dalam hati
Naya kembali melihat-lihat foto Samuel yang lain, namun tak ada lagi fotonya memakai topi itu dan yang ada justru foto perempuan pakai hijab dan laki-laki pakai baju kokoh, tapi Naya belum bisa memastikan sekarang.
Apakah Samuel seiman atau tidak dengannya? Kalau tidak, harus segera di buang jauh-jauh perasaannya saat ini dan pastinya kedua orang tuanya pasti menentang keras.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
kaylla salsabella
ini lanjutnya dari si Nara ya Thor
2024-01-24
0
Yuli a
mudah2 jd mualaf yg istiqomah..🤲
2024-01-12
1