Bab 4

[Boleh mau tanya apa? Bebas kok mau nanya apa gak bayar] balas Samuel dengan cepat

Dari gaya balasan pesan Samuel, tak memperlihatkan kalau Samuel laki-laki yang cuek dan dingin, bahkan menurut Naya Samuel seperti laki-laki pada umumnya yang suka ngobrol.

[Kalau boleh tau, kamu muslim bukan? Maaf yah!!] balas Naya dengan di akhiri emoticon maaf

Terlihat pesan Naya kirim sudah centang biru, namun tak ada tanda-tanda apapun jika sedang mengetik di sana, Naya kembali bertanya-tanya dalam hati pada diri sendiri apa benar Samuel non muslim.

Kalau Samuel benar non muslim, tak ada harapan untuk Naya bisa lebih dekat dengan Samuel. Abinya pasti melarang keras kedekatannya ini, seagama pun belum tentu abinya setuju apalagi berbeda.

Abinya tidak akan mentolerir masalah ini, abinya sudah sering kali mengingat Naya tentang persoalan ini. Jangan sampai Naya melupakan atau mengabaikan nasehat-nasehat dari beliau.

Beberapa saat kemudian akhirnya muncul tulisan sedang mengetik di atas chat, Naya menunggu sembari berusaha menetralkan perasaannya yang mungkin akan mengecewakan sebentar lagi.

Ting.....

[Kenapa memangnya?]

Balasan singkat dari Samuel membuat Naya jadi serba salah, Naya jadi bingung ingin menjawab apa? Tidak mungkin Naya mengatakan dirinya ingin jadi kekasih Samuel jika Samuel muslim, terdengar lucu sekali.

[Karena di season dua novel yang kamu pinjam banyak menceritakan tentang pesantren, takutnya kamu gak nyaman bacanya jika kamu non muslim]

Ah Naya terpaksa menjawab asal, padahal cerita tentang pesantren di novel itu hanya sedikit. Sisanya perjuangan Naya untuk menuju kesuksesan meski jauh dari kedua orang tuanya, dan banyak motivasi.

[Ohh gak apa-apa, aku muslim kok] balas Samuel

Membaca pesan dari Samuel itu, hati Naya jadi lebih tenang. Naya mengakhiri chatting mereka dan melanjutkan perjalanan menuju kampus, tempat dimana Naya selama ini menuntut ilmu dan mencari pengalaman.

Sepanjang perjalanan Naya tak konsentrasi, sosok Samuel benar-benar tak mau pergi dari pikiran Naya. Logika dan perasaannya kini saling sahut dalam pikiran, harusnya Naya tak boleh dekat dengan laki-laki saat ini.

Bagaimana jika abinya tau kalau Naya telah melanggar ajaran dalam agama mereka yaitu mendekati zina? Tapi jika Naya menjauhi Samuel, bagaimana kalau Samuel memang jodoh dan takdir hidupnya?.

Ini kali pertama Naya jatuh cinta dan kagum pada ciptaan Allah, Naya berharap Samuel juga memiliki perasaan yang sama seperti dirinya, tapi jika mereka harus menjalin hubungan itu sama saja mereka berpacaran.

Sedangkan hal itu sangat di larang dalam agamanya, Naya jadi serba salah sekarang. Hatinya sudah tak bisa di kendalikan, karena sudah mengikuti hawa nafsu yang berniat untuk mendekati sosok Samuel.

Tiba di kampus, Naya tak melihat sosok sahabatnya ketika membuka aplikasi hijau ternyata grup di aplikasi hijau begitu ramai, teman-teman Naya mengabari bahwa minggu depan mereka akan ke kampus.

Kebetulan ijazah dan beberapa surat penting yang harus di urus masih belum selesai di urusan para dosen, Naya yang terlalu fokus berkirim pesan dengan Samuel tak melihat pemberitahuan grup aplikasi hijau.

Naya memutuskan kembali ke rumah karena tak ada keperluan lain, sesampainya di rumah ternyata abinya pergi ke percetakan usaha milik abinya baru tiga tahun ini, sedangkan uminya pergi ke sekolah TK milik beliau.

Sampai di kamarnya, Naya langsung merebah diri sembari mengambil HP-nya yang ada di dalam tas. Tujuan Naya langsung ke aplikasi hijau, hati Naya berbunga-bunga ketika membaca chat dari Samuel.

[Kata-kata motivasi yang indah ini dapat dimana?] pesan Samuel dengan sebuah gambar lembaran halaman novel milik Naya

[Aku gak tau, kata-katanya ngalir begitu aja] balas Naya sembari tersenyum, ternyata novel milik Naya sudah ada pada Samuel.

[Kata-kata mutiara di sosial media kamu juga bagus-bagus] balas Samuel lagi

Naya hanya membalas dengan stiker, Naya berusaha menetralisir perasaannya atas pujian Samuel. Untuk saat ini Naya tidak ingin terlalu sering berkomunikasi dengan Samuel, Naya takut perasaannya semakin dalam.

.

.

Sepanjang waktu telah berlalu Naya terus bertanya pada hatinya apa benar-benar menginginkan Samuel dan ternyata hatinya memang menginginkan Samuel, hari-hari berlalu begitu cepat bagi Naya.

Percakapan ringan selalu terjadi setiap hari meskipun belum menjurus ke arah yang serius, bahkan percakapan ringan melalui aplikasi hijau hanya membalas soal cerita di novel milik Naya season dua itu.

[Ohh iya, hari ini aku tidak terlalu sibuk. Kebetulan novel milikmu sudah selesai aku baca, kemana ku antarkan novelnya?] pesan Samuel di sela-sela obrolan mereka di pagi ini

[Waw, cepat juga kamu bacanya. Memangnya sepagi ini gak sibuk? Kalau ada kerjaan selesai kan saja dulu] balas Naya berbunga-bunga karena mereka akan bertemu lagi dalam waktu dekat ini

[Gak sibuk, baiklah aku akan selesai kan dulu pekerjaanku] balas Samuel

[OKE!! Nanti kalau pekerjaan kamu udah selesai kabari, nanti aku kasih tau dimana kita bisa bertemu]

[Siap, sampai ketemu] balasnya tak lupa di akhiri dengan emoticon senyum, Naya membalas dengan emoticon senyum juga.

Sore ini setelah izin dengan kedua orang tuanya, Naya iseng pergi ke pantai sendiri. Samuel juga akan ke pantai katanya dengan kakaknya, Naya sengaja tak memberitahu Samuel karena Naya ingin melihat dari jauh.

Samuel datang ke pantai dengan siapa, apakah benar dengan kakaknya atau dengan orang lain?. Naya duduk di salah satu kursi cafe, menikmati hembusan angin sepoi-sepoi yang menerpa wajahnya.

Ting.....

[Dimana?] pesan masuk dari Samuel

[Mau tau aja, apa mau tau banget?] balas Naya sedikit bercanda pada Samuel

[Jawab saja] balas Samuel singkat

Naya berpikir sejenak apakah dirinya harus jujur memberitahu Samuel keberadaannya, apalagi Naya tak terbiasa bohong. Naya mengedarkan pandangannya sekeliling, takut-takut Samuel melihatnya.

Benar saja, ternyata Samuel ada di cafe yang sama dengan Naya. Seketika Naya menggerutu karena telah sukses mempermalukan diri sendiri, kesannya seperti Naya yang mengejar Samuel.

Samuel melambaikan tangan ke arah Naya setelah berdiri dari tempat duduknya, meninggalkan beberapa orang yang semeja dengan Samuel, yang mungkin itu kakak Samuel dan keluarganya yang lain.

Naya grogi setengah mati di hampiri Samuel, dengan gaya khasnya Samuel memakai kaos oblong garis-garis. Samuel terlihat begitu gagah berjalan ke arah Naya, reflek Naya membenahi jilbabnya yang tertiup angin.

Naya menatap ke arah Samuel, terlihat juga orang-orang yang semeja dengan Samuel tadi ikut melihat ke arah Naya. Membuat Naya jadi canggung dan grogi, bahkan telapak tangan Naya terasa dingin saat ini.

Terpopuler

Comments

Yuli a

Yuli a

tp aku suka ceritanya kok kak, tiap hari aku pantengin. nungguin up nya. he he..
semangat kakak bikin ceritanya 💪💪💪🥰🥰🥰

2024-01-17

1

Yuli a

Yuli a

bingung mau komentar sih sbnarnya. pdhl bpk dn ibunya alim bngt. sllu jga pandangan. tp anaknya kok gt ya... maaf ya emng stiap orang mikirnya beda2 sih.. 🙏🙏🙏. menurut aku sayang bngt klo anaknya gt. maaf ya . 🙏🙏🙏🥰🥰

2024-01-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!