Daniel membantu kakek Stevan berbaring di ranjangnya.
" Apa dadamu masih terasa nyeri, kakek tua? " ia menyematkan candaan di tengah rasa khawatirnya sembari mengambil alat medis untuk memastikan keadaan sang kakek.
Stevan menatap lekat cucu sulungnya itu, dia memang paling dekat dengan Daniel mungkin karena banyaknya kesamaan diantara keduanya.
" Sampai kapan kalian akan seperti ini? Aku ingin sebelum aku meninggal kalian bisa berhubungan baik dan melihatmu menikah, perjaka tua! " pesan Stevan sembari menjewer pelan telinga cucunya.
Daniel bersungut kesal sembari mengusap daun telinganya, " Jangan memanggilku perjaka tua. Aku pria matang, tampan dan tentunya sangat mapan. Bagaimana bisa kau menyebutku perjaka tua sedang kau sendiri masih suka menjewerku seperti anak kecil. Dan untuk berdamai..entahlah aku akan berusaha mencobanya. " jawabnya ambigu.
Stevan terkekeh, cucunya itu paling bisa membalikkan keadaan.
" Kau cucu tertua, paling tidak nasehati adikmu itu agar bisa rukun dengan adik bungsumu. Kalau daddymu..dia memang keras kepala. Aku hanya berharap dia bisa sadar suatu saat nanti. Oh ya..Bagaimana dengan calon istrimu? Coba apa saja yang kau ketahui tentangnya? Ingat waktumu hanya sebulan untuk mendapatkannya. " tantang sang kakek mengingatkan.
Daniel membuang kasar nafasnya, ia sudah bisa menebak jalan pikiran kakeknya. Untung saja dia sudah mempelajari beberapa data-data Milea sewaktu di mobil tadi.
" Namanya Milea Aryadinata Maulana. Umur menginjak 21 tahun. Saat ini kuliah di Universitas Airlangga jurusan manajemen bisnis. Hobi menonton, tidur pokoknya yang berhubungan dengan malas-malasan. Suka makan bakso dan jajanan pedas serta memiliki alergi terhadap udang. Suka tidur saat jam kosong dan suka membuat onar dikampusnya." Daniel sampai geleng-geleng kepala melihat cacatan kenakalan gadis itu, bahkan Milea tak segan-segan menjahili dosennya sendiri.
Stevan tertawa terbahak-bahak, apalagi Daniel menyebut semua itu dengan tampang malas. " Kau tenang saja, aku rasa kau memang sangat cocok dengan wanita seperti itu. Hidupmu terlalu datar, jika kau menikahinya hidupmu pasti lebih banyak kejutan nantinya. " serunya semakin kencang hingga ia dihadiahi sorotan tajam dari cucunya. Namun dalam hati Daniel, ia senang melihat sang kakek ceria kembali.
***
Pagi ini Milea tampak tak bersemangat, sudah berbagai bujuk rayu serta ancaman ia lakukan agar orang tuanya menolak perjodohan itu. Namun hasilnya nihil, mereka tetap bersikukuh harus menjalankan amanat kakeknya. Gadis itu menjatuhkan kepalanya diatas meja, kepalanya terasa berat memikirkan masalah perjodohan itu.
" Milea? Lo kenapa? Pagi-pagi dah kusut kaya baju nggak disetrika. Jangan-jangan lagi berantem sama Theo ya?" goda Rere yang baru saja masuk kelasnya.
Milea mendongakkan kepala saat menyadari kehadiran sahabatnya.
" Re, bolos yuk. Gue lagi pusing nih. Ntar gue traktir di kantin deh. Please.." bujuknya memohon.
Belum juga Rere menjawab, Milea sudah menarik tangannya keluar dari kelas. IA membawa sahabatnya menuju kantin kampus. Semangkuk bakso super pedas sepertinya mampu mengurangi sedikit beban di otaknya.
Rere sampai ternganga melihat puluhan sendok sambal dimasukkan kedalam kuah bakso sahabatnya. Gadis itu langsung menggeleng saat Milea menawari untuk mencoba bakso miliknya.
" Lea, Lo kenapa sih? Ada masalah? " tanyanya penasaran. Ia hafal sekali watak sahabatnya.
" Re, gue boleh tinggal di rumah lo nggak? Gue pengen kabur dari rumah. Gue nggak mau dijodohin sama orang tua gue."
Milea menceritakan apa yang sedang dialaminya, ia meminta tolong agar Rere membantunya untuk menggagalkan perjodohan itu.
" Kenapa lo nggak bilang aja kalo lo udah punya pacar? Bawa aja Theo menghadap orang tua lo. Kalo perlu suruh dia sekalian ngelamar biar kalian sekalian dinikahin." saran Rere setengah bercanda. Gadis itu menertawai sahabatnya, tetapi netranya langsung mendelik saat Milea memasukkan bakso super pedas miliknya ke mulut Rere.
" Hu..ha..hu..hah. Tega bener lo Mil, pedes banget tau. Bisa- bisa mules perut gue habis ini. " ia langsung meneguk segelas es teh manis gara-gara kepedesan.
" Habisnya lo nyebelin. " gerutu Milea kesal. Rasanya tidak mungkin dia meminta keseriusan pemuda itu. Mereka saja baru sebulan jadian, meski dia tahu Theo sudah mengejarnya sedari SMA.
Keduanya berniat meninggalkan kampus. Milea ingin melupakan sejenak permasalahannya. Biasanya jalan-jalan ke Mall sembari belanja dan cuci mata bisa merefreshkan otak mereka.
Saat hampir tiba di parkiran, tiba-tiba saja seember air comberan jatuh dari atas pohon dan membanjiri seluruh tubuh Milea.
Astaga, lengkap sudah penderitaannya. Niat hati ingin menenangkan otak, ini justru dirinya semakin dibuat kesal. Ia mendongak keatas, ember itu terhubung dengan tali. Bisa dipastikan itu pasti disengaja untuk mengerjainya.
" Heh! Kerjaan siapa sih ini! Jangan beraninya main belakang, muncul sini kalo berani! " serunya geram.
Sekelompok gadis keluar dari persembunyian sembari menertawainya. Milea semakin gondok dibuatnya, apalagi saat menyadari anak pemilik kampus n the gengs yang mengerjainya.
" Gimana? Enak? Mau lagi? Itu balesan buat cewek yang berani merebut gebetan gue. Mulai sekarang jauhin Theo, kalo nggak gue bisa lakuin yang lebih buruk dari ini." ancam Donita. Ia sudah lama menyukai Theo, tapi pemuda itu ternyata malah jadian sama Milea.
" Lo pikir gue takut sama lo? Jangan mentang-mentang lo anak pemilik kampus, trus lo bisa berbuat seenaknya."
Netra Milea memperhatikan sekitar, kebetulan ada gundukan pasir tak jauh dari sana. Tanpa pikir panjang, ia mengambil pasir dengan ember lalu melemparkan ke arah Donita dan para sekutunya. Mereka berteriak histeris lantaran pasir itu mengotori seluruh badan dan membuat kelilipan.
Belum cukup rasa kesalnya, Milea langsung menghampiri Donita. Ia membersihkan sisa lumpur dibadannya dan menggosokkan pada Donita.
" Ahh..apa-apaan sih lo. "
Donita tak terima, ia menyerang Milea hingga keduanya kini terlibat adu mulut, adu kuku sekaligus adu jambak hingga membuat perhatian para mahasiswa tertuju pada keduanya. Bukannya melerai mereka justru menyoraki keduanya, Rere dibuat pusing lantaran tak berhasil melerai sahabatnya.
" Hei, ada apa ini! " seorang pemuda tiba-tiba menerobos kerumunan. Ia begitu terkejut melihat sang kekasih berkelahi dengan Donita. Theo bergegas memisahkan keduanya.
Milea berhambur memeluk sang pacar, ia sengaja bersikap manja untuk memanasi rivalnya. Padahal Donita sudah habis kena cakaran serta jambakan darinya, kini dia dibuat panas oleh kemesraan kedua sejoli itu.
" Gue peringatin lo. Sekali lagi lo berani ngusik cewek gue. Gue nggak segan-segan buat perhitungan sama lo." ancam Theo melemparkan tatapan dinginnya.
Milea tersenyum sembari menjulurkan lidah seakan mengejek kearah Donita. Donita semakin kesal sekaligus malu, iapun segera pergi meninggalkan tempat itu.
" Kamu, nggak pa-pa kan? " tanya pemuda itu penuh kelembutan pada sang kekasih. Demi apapun, ia tak tega melihat keadaan Milea seperti ini. Pemuda tampan itu segera membawa Milea pergi, ia menghubungi seseorang agar membelikan pakaian ganti untuk kekasihnya.
Milea menatap nanar pemuda itu. Dari dulu Theo selalu ada saat dia sedang dalam masalah bahkan Theo tak peduli meski ia berulang kali menolaknya. Milea jadi khawatir, bagaimana jika nanti Theo tahu dia menikah dengan pria lain. Milea sungguh tak tega menghancurkan perasaannya.
Tanpa mereka sadari, sepasang mata tengah memperhatikan keduanya. Tangannya terkepal erat. Kebetulan macam apa ini?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Ni Nyoman Rinti
melea harus nikah sma daniel.
2025-01-25
0
Fifid Dwi Ariyani
teusceria
2024-08-19
0
Ucy (ig. ucynovel)
baru juga gebetan mbak
2024-02-22
0