" Tuan, hari ini anda diminta untuk makan malam di rumah utama."
Albert melirik sang atasan yang duduk dikursi belakang melalui spion. Sang Tuan muda tampak menghela nafas, ia tahu lelaki itu selalu enggan jika harus bertemu dengan keluarganya, lebih tepatnya keluarga baru sang ayah.
Setahun setelah ibu Daniel meninggal, ayah Daniel kembali menikah dengan wanita yang diketahui merupakan sekertarisnya di kantor.
Waktu itu Daniel kecil yang masih berusia lima tahun tanpa sengaja melihat pertengkaran sang kakek dengan papanya. Papanya pulang bersama seorang wanita dengan perut yang sudah besar. Padahal saat itu hanya berselang tiga bulan dari kematian ibunya.
Kakeknya begitu marah lantaran sang ayah telah berselingkuh dengan sekertarisnya hingga wanita itu hamil. Bahkan usia kehamilannya hanya beda beberapa bulan dari sang ibu. Mungkin hal itu pula yang membuat ibunya mengalami stres selama kehamilan sebab mengetahui perselingkuhan suaminya. Mama Daniel meninggal saat melahirkan anak keduanya akibat tekanan darahnya yang tinggi.
Sejak ayahnya menikah lagi, Daniel dan adiknya merasa tersisihkan. Kakek Stevan memutuskan untuk membawa kedua cucunya ke Amerika waktu itu, sedangkan ayah Daniel tetap tinggal di Indonesia.
" Ada yang Tuan Besar ingin sampaikan kepada anda." tambah Albert untuk membujuk Tuannya.
" Baiklah. Aku tahu kakek pasti akan menanyakan sejauh mana usahaku untuk bisa menikahi gadis itu." Daniel ingat tantangan dari kakeknya, lelaki tua itu menantangnya untuk bisa menikahi Milea dalam waktu satu bulan. Kakek dan cucu tersebut memang sama-sama ambisius.
Daniel tersenyum smrik, ia membuka gawai dan membaca data mengenai Milea yang telah dikirimkan oleh asistennya.
" Semua hanya berisi kekurangannya. Apa yang menonjol dari gadis itu selain wajahnya? " gumam Daniel sampai geleng-geleng kepala. Sangat jauh dari tipe wanita yang diimpikannya selama ini.
***
Daniel telah tiba dikediaman keluarga besar Alexander, mansion mewah yang baru pertama ia kunjungi setelah lebih dari seminggu ia pindah ke Indonesia. Ia memilih membeli apartemen daripada harus tinggal bersama keluarga ayahnya.
Pintu mansion terbuka lebar, seorang pemuda tampan membukakan pintu dan tersenyum ramah kearahnya.
" Selamat datang kembali ke rumah ini, Kak Daniel."
Pemuda itu berjalan mendekat dan hendak memeluk Daniel, tetapi Daniel hanya menatap datar tanpa mau membalasnya.
" Oucchhhh."
Pemuda itu bernama Theo, dia merupakan anak dari istri kedua ayahnya. Theo mengaduh saat ada seseorang yang menginjak kaki serta menyikut tangannya dari belakang. Siapa lagi kalau bukan Joana, adik perempuan Daniel.
Joana menyeringai licik, tanpa rasa bersalah ia justru memeluk lengan Daniel.
" Kakak kenapa baru kesini? Harusnya kakak ngajak aku kalau nggak betah tinggal dirumah ini. " seru Joana sebal.
" Lebih baik kau disini bersama kakek. Kau hanya akan mengganggu jika tinggal bersamaku. " balas Daniel sembari mengacak rambut adiknya dengan gemas. Keduanya berjalan memasuki rumah tanpa menghiraukan pemuda dibelakangnya.
Theo mendesah pasrah, hal seperti ini sudah sering terjadi. Kedua saudaranya itu seakan tidak mau menerima kehadirannya. Dia hanya berharap suatu saat mereka bisa saling menyayangi seperti saudara pada umumnya.
***
Suasana ruang makan tampak hening, semua orang fokus menikmati makanan masing-masing. James memperhatikan ketiga anaknya, terutama Daniel si anak sulung. Dia sudah mendengar jika ayahnya ingin menjodohkan Daniel dengan cucu sahabatnya. Sebenarnya dia kurang setuju akan hal itu.
" Pa? Aku sudah dengar jika papa ingin menjodohkan Daniel dengan cucu sahabat papa. Aku rasanya kurang setuju, kita tidak tahu bagaimana gadis yang dijodohkan dengan Daniel. Aku ingin putraku menikah dengan wanita yang jelas kita tahu asal usul serta perilakunya." protes lelaki itu.
Daniel tersenyum sinis, ia tahu papanya berkata seperti itu bukan untuk membelanya, tapi papanya bermaksud mendekatkan dirinya dengan anak rekan bisnisnya. Daniel sampai heran, selama ini ayahnya seakan tak peduli dengan dirinya. Namun, saat ia dewasa justru pria itu seakan ingin mengatur hidupnya.
" Daddy tidak perlu mempermasalahkan hal itu. Aku sudah menyanggupi keinginan kakek. Lagi pula, selama ini belum ada perempuan yang cocok denganku. Siapa perempuan yang Daddy maksud? Wanita yang kau kirim untuk mendekatiku?" sindir Daniel tertawa sinis.
James mengeratkan rahangnya kesal, tak disangka Daniel mengetahui rencananya selama ini. Namun, ia berusaha menahan diri, ini kali pertama mereka berkumpul disini setelah sekian lama.
Suasana ruang makan sedikit tegang, kini James beralih menatap putrinya.
" Jo, bukankah kau akan mulai kuliah disini besok? Kau bisa berangkat bersama Theo, Daddy sengaja menempatkan kalian satu kampus supaya ada yang menjagamu."
Joana mendelik kesal, ia menatap Theo dengan tatapan permusuhan.
" Nggak, nggak, nggak! Joana lebih baik berangkat sendiri dari pada harus bersamanya. Lagian aku sudah besar Dad, aku bisa menjaga diriku sendiri! " tolak Joana.
" Joana benar. Jika memang Joana perlu, aku bisa menyuruh supir pribadiku untuk mengantarnya. " Daniel mendukung adik perempuannya, ia tahu Joana sangat membenci Theo.
Arumi sungguh tak tega melihat Theo putranya dirundung terus oleh kedua bersaudara itu. Ia kesal untuk apa kedua anak itu harus kembali kesini jika hanya untuk membuat keributan, apalagi saat mendengar kakek Stevan akan menyerahkan kepemimpinan perusahaan serta rumah sakit kepada Daniel nanti. Apa lelaki tua itu lupa jika masih ada Theo yang perlu diperhitungkan?
" Kalian, tidak bisakah kalian menghargai putraku sedikit saja! Selama ini dia selalu bersikap baik pada kalian, kenapa kalian selalu saja memusuhinya. Apa kalian tidak pernah dididik mengenai sopan santun! " keluh Arumi kesal.
Joana menatap tajam wanita itu, " Sampai kapanpun aku tidak akan pernah mau menganggapmu sebagai mommyku dan dia sebagai adikku. Kalian berdua duri dalam daging di keluarga ini! " balas Joana tak mau kalah.
" Kau! Dasar bocah tak tau diri!" Arumi ikut tersulut emosi.
" Sudah cukup! "
BRAKK
Kakek Stevan sampai menggebrak meja karena kesal.
" Rumah ini sudah seperti neraka sekarang. Tidak bisakah kalian menghargai kakek tua ini, hah! Sampai kapan kalian akan terus seperti ini! Aku sudah tua, aku ingin hidup tenang, aku ingin menghabiskan masa tuaku dengan penuh kebahagiaan. Bukan pertengkaran tak ada ujungnya seperti ini! "
Kakek Stevan memegangi dadanya yang terasa begitu nyeri, ia sangat berharap keluarga putranya bisa rukun dan melupakan apa yang telah terjadi di masa lalu. Dengan langkah berat, ia berjalan meninggalkan ruang makan menuju kamarnya.
Daniel segera menyusul dan menuntunnya, ia benar-benar khawatir dengan kondisi pria tua itu. Daniel sangat menyayanginya sebab ia tahu hanya pria itu yang tulus kepadanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Ni Nyoman Rinti
semangat thor..😍
2025-01-25
0
Fifid Dwi Ariyani
trussenangat
2024-08-19
0
Ucy (ig. ucynovel)
like + subs,, semangat kak thor
2024-02-19
0