Bab 9

POV Author

Wardana menyalakan rokok nya di halaman belakang, pikirannya benar-benar kacau dengan kejadian hari ini. Baru tadi malam dia mengutarakan niat nya untuk menceraikan Aluna.. hari ini wanita yang masih mengisi sebagian hati nya bertindak di luar kewajaran nya.

Tentu sebab semua itu terjadi, karena dirinya..

“Jangan terpancing dengan sikap nya, Dan! kau ingat kan apa yang harus kau lakukan!” tegur sang mama yang rupanya ikut mengekori dirinya dari belakang.

“Aku tahu! jadi mama gak perlu mengingatkan aku tentang hal itu lagi!! Aluna bisa dengar, dan kalau sampai semua itu terjadi.. aku lepas tangan, ma!” jawab Wardana dengan ketus.

“Mama hanya mengingatkan tugas mu! tegas lah jadi laki-laki!”

“Aku sudah tegas!! mau bagaimana lagi ma,”

“Ya mas harus ceraikan mbak Luna lah!! itu kesepakatan kita!” sahut Anita yang juga tiba disana. Wardana berdecak kesal.. niat hati ingin menenangkan pikirannya disana, tapi kedua wanita itu justru kembali membuat otak nya penuh .

“Aku masih bisa adil pada kalian berdua! kau tahu kan aku masih cinta dengan Aluna!! jangan memaksa ku, Anita! kalau hal lain terserah kau, tapi tidak untuk aku menceraikan Luna.”

“Lihat ma! anak mu ini plinpan, sebentar dia setuju sebentar tidak!! jangan buat kegilaan ku kambuh ya!”

“Jangan dong Nit! Dan.. ayo ikuti saja apa kemauan Anita!”

“Ma..” Lirih Wardana.. ingin sekali rasanya ia menolak dan membantah ucapan mama nya, tapi kenapa rasanya susah sekali.

“Gak ada tapi-tapian!” sergah Bu Lisa dengan cepat.

“Dengar kan mas.. satu lagi, aku mau mobil yang di pake mbak Aluna jadi milikku!”

“Kamu gila?? itu punya Aluna?!”

“Ya aku mau nya mobil itu, gimana lagi.. jangan pernah membantah ucapan ku ya?”

Wardana memejamkan mata nya untuk menetralisir rasa marah dalam dirinya.. jika saja Anita ini laki-laki.. sudah sejak kemarin-kemarin ia memborbardir wajah nya itu.

“Terserah!! sekarang kau pulang lah.. ajak mama sekalian!” jawab Wardana pada akhirnya.. seperti biasa, mengalah satu-satunya jalan untuk mencegah kemarahan dan kebencian dalam dirinya semakin meluas.

“Kau mengusirku karena ingin berduaan dengan wanita sekarat itu?”

“Anita..”

“Inget ya mas.. kau sudah berjanji untuk tidak pernah lagi menyentuh wanita sialan itu, kalau sampai itu terjadi.. kau paham betul apa yang akan aku lakukan!” akhirnya Anita pergi dari sana.

“Dan.. mama hanya bisa berharap pada mu!! jadi lakukan lah!”

Wardana membuang wajah nya ke arah lain, selalu kata-kata itu yang dijadikan mama nya untuk memeras emosi nya.

Setelah kepulangan Bu Lisa dan Anita dari sana, gegas Wardana masuk kedalam kamar utama.. kamar yang sudah tak ada lagi ranjang tidur disana.. kini sudah terlihat kosong sekali , dan Aluna tidak ada disana.

Sedang Aluna.. diam-diam sejak tadi dirinya menguping pembicaraan antara mama mertua nya serta adik madu nya itu di taman belakang. Saat mengetahui kalau Wardana memasuki kamar utama mereka.. Dengan gerakan cepat Luna langsung kembali masuk kedalam kamar tamu.

Aluna merasa penasaran .. apa sebenarnya yang terjadi di balik semua ini!

Ceklek..

Pintu kamar tamu di buka dari luar, rupanya Wardana ikut menyusul dirinya sampai disana. Terpaksa Aluna berpura-pura menutup mata nya padahal hari masih begitu sore.

Aluna merasakan ada pergerakan di kasur nya, dan nafas yang begitu amat ia kagumi sebelum nya.. menderu di telinga Aluna yang masih menggunakan hijab.

Dengan perlahan, Wardana mengusap lembut pipi Aluna, dan juga punca kepala nya.

“Kau memang jauh terlihat lebih segar Lun.. entah sejak kapan, mas tidak begitu memperhatikan dirimu.. maafkan mas atas semua kesakitan yang mas berikan pada diri mu, sayang.. andai saja kamu tahu , kalau mas juga merasa lelah! mas capek dengan semua ini, maafkan mas!!” Wardana mendekatkan bibir nya ke kening Aluna, niat hati ingin mencium kening istri pertama nya.. namun karena Aluna tidak benar-benar tertidur dan paham kalau Wardana ingin mencium nya.. buru-buru Luna menggeliat dan membalik badan.. membuat Wardana urung melakukan niat nya. Ia takut kalau tidur Aluna akan terganggu.

Setelah mengusap kepala Aluna sekali lagi, Wardana pun keluar dari sana.

Sedang Aluna kembali membuka mata dan duduk. Pikirannya berkecamuk dengan kata-kata Wardana tadi juga kata-kata yang ia dengar di halaman belakang.

“Ada apa sebenarnya?? kenapa sepertinya mas Wardana kesulitan disini! dia terlihat seperti benar-benar menyesal karena telah menceraikan aku... Apa semua ini bukan kemauannya, apa pernikahan nya dengan Anita palsu atau...ada maksud lain dibalik itu?”

“Tapi terlepas dari niat baik dan buruk nya mas Wardana berbuat begini, dia tetap sudah menorehkan sembilu di dalam hati ku.. jadi aku tetap akan melaksanakan rencana ku!! aku juga ingin tahu apa sebenarnya yang terjadi,”

Pagi-pagi sekali Aluna bangun ia ingin lebih pagi berangkat ke kampus nya. Pagi ini ia membuat sarapan sendiri dan tidak membuatkannya untuk Anita, perempuan itu pasti akan datang untuk membawakan suami nya sarapan.

Saat Aluna sedang menikmati sarapannya, Wardana turun dengan pakaian yang sudah rapi. Wardana ikut duduk dimeja makan dan melihat sekeliling.

“Lun.. sarapan buat mas mana?”

“Gak ada! sebentar lagi juga Anita akan membawa kan kamu sarapan kesukaan kamu! jadi kamu tunggu dia saja!” jawab Aluna ketus.

“Mas kan masih suami kamu! masa kamu sarapan sendiri sedang mas enggak?”

“Jangan drama lah mas!”

Wardana menghela nafas nya, ia memperhatikan istrinya hari ini terlihat sangat cantik dengan stelan Jaz berwarna abu tua plus hijab nya. Sudah lama Wardana tak melihat Aluna berias seperti ini sejak ia dinyatakan sakit kanker.

“Lun.. kamu mau kemana sudah rapih begini!” tanya Wardana penasaran.

“Aku udah bilang kemarin kan kalau aku akan mulai mengajar lagi hari ini.. suami ku sudah punya wanita lain, jadi aku harus bisa mandiri!” jawab Aluna lagi.. jawaban Aluna membuat hati Wardana tercubit. Tapi sebagai laki-laki ia tak rela melihat Aluna dilirik laki-laki lain. Saat ini istri nya benar-benar cantik.

“Kam mas sudah bilang mas akan tetap menafkahi kamu seperti biasa nya! dan kita juga tidak jadi berpisah Lun.. jangan pergi ya..”

“Sayang nya aku sudah terlanjur sakit hati! jadi aku pergi .. terserah kalau mas masih mau disini untuk nunggu Anita..” Bergegas Aluna pergi ke wastafel untuk meletakan piring bekas makan nya.. lalu ia langsung menuju garasi bersiap hendak pergi dari sana.

Saat ia mendorong pintu garasi, betapa terkejut nya ia saat melihat Anita sudah berdiri manis disana.

“Itu mobil ku sekarang mbak!! jadi jangan coba-coba menyentuh nya, apalagi membawa nya pergi dari rumah ini!”

“Apa?”

Terpopuler

Comments

Wenny Lekahena

Wenny Lekahena

Anita perempuan tidak tauh diri ....🤣🤣🤣

2024-05-05

0

Maria Mebanua

Maria Mebanua

jas thor

2024-04-23

0

Hanipah Fitri

Hanipah Fitri

bikin panas dgn ceritamu Thor, pingin ku bebek kepalanya seperti rujak tumbuk

2024-02-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!