Bab 16

Luna dan yang lainnya tiba di rumah Aksaka. Bintang ikut turun karena saat ini kondisi Aluna sangat memperihatinkan.

“Cepat periksa dia bodoh! Kenapa kau diam saja, percuma kau ikut!” sentak Aji pada Bintang yang sedang melamun menatapi Aluna, Gita membimbing sahabat nya itu untuk duduk di sofa tamu mereka.. Kebetulan papa dan mama mereka sedang berlibur ke Eropa.. Mengenang masa-masa muda mereka lagi, jadi dirumah hanya ada Aji dan Gita serta pelayan mereka.

“Aku tahu!” balas Bintang yang tak kalah ketus.

Bintang langsung mengeluarkan alat periksa untuk Aluna. Ia memeriksa detak jantung nya.. Juga tensi darah nya.

“Lun.. Aku baru tahu kamu seperti ini? Sejak kapan?” tanya Bintang heran, ia baru tahu kalau saat Aluna panik kaki Aluna tidak bisa bekerja secara normal.

“Sejak aku terdeteksi kanker.. Saat aku takut, panik atau semacam nya yang membuat jantung ku berdetak lebih cepat dari biasanya, kaki ku seolah mati rasa dan tak bisa berfungsi seperti biasanya.. tapi jika keadaan ku normal.. Aku tidak merasakan ada yang aneh dalam kaki ku!”

“Itu pasti karena ulah obat yang ditukar oleh keluarga Wardana!” jawab Aji cepat, membuat Aluna mengerutkan kening nya lagi. Ini kali kedua Aji tahu soal yang bahkan dia sendiri baru tahu hati ini.

“Dari mana mas tahu?” tanya Aluna..

“Iya , kau tau dari mana?” Bintang pun ikut bertanya.

Aji mengusap tengkuknya.. Ia bingung harus mengatakan dan mulai dari mana semua nya, karena sudah sejak 7 tahun terakhir ia mengirim mata-mata untuk mengawasi rumah serta kemana pun Aluna dan Wardana pergi. Semua itu bukan tanpa sebab.. Karena ia mengetahui saat dulu Aluna akan menikah dengan Wardana , tak sengaja ia mendengar obrolan antara Wiranti dan mama nya.. Yang mengatakan kalau dia sudah mendapatkan obat racikan yang membuat Aluna mati perlahan.

Sejak saat itu.. Aji mengikuti kemana pun Wardana pergi, begitu juga dengan Aluna.

“Aku hanya menebak! Kenapa kalian melihat ku seolah aku ini tersangka!” jawab Aji berdalih.. Ia belum siap kalau harus mengatakan nya sekarang.. Aluna pasti akan marah besar kalau sampai tahu dia memata-matai nya selama ini.

“Gak mungkin mas hanya asal menebak, faktanya yang mas bicarakan benar.. Habis Maghrib tadi aku mendengar sendiri, kalau mereka sudah menukar obat ku supaya aku mati! Tadi nya aku sudah mendapatkan sample obat nya , tapi mas Wardana datang dan bilang kalau dia sudah menebus obat ku yang baru.. aku simpan di saku celana ku.. Ini!” Aluna merogoh saku nya.. Untung saja ia sempat menyimpan botol obat yang diberikan Wardana tadi.

Bintang agak kaget.. Apa kanker yang ia temukan dalam diri Aluna disebabkan oleh obat yang diberikan keluarga Wardana?

“Sialan! Kenapa aku bisa kecolongan!” umpat Bintang kasar, pertama kali nya dalam hidup Aluna melihat Bintang marah seperti itu .

“Kau ini bukan suami nya.. Tentu kau bisa kecolongan!” jawab Aji asal.

“Mas! Ini lagi serius loh..” tegur Gita.. Apapun yang Bintang katakan selalu saja dipatahkan oleh Aji. Begitulah mereka kalau bertemu.

“Ya dia ngomong nya diluar nalar!”

“Udah dong stop! Aku pusing Lun liat mereka berdua nih.. Berantem Mulu dari tadi!”

“Mas Aji.. Gak mungkin mas Asal nebak kan? Kemarin mas bilang ada yang mengawasi ku dengan Bintang?”

“Kenapa aku diawasi?? kau dari mana ?” kini Bintang yang menginterupsi Aji.

“Kapan-kapan aku jelasin.. Sekarang dengerin aku, Aluna dalam bahaya.. Keluarga Wardana menginginkan Aluna ini mati! Aku juga gak tahu lebih lanjut apa tujuan mereka.. Intinya untuk sekarang kamu dirumah ini saja, kalau kau pergi kerumah Bintang atau kerumah Abah kamu.. mereka tahu kamu tinggal disana.. Jadi untuk sementara kamu disini saja dulu..” kata Aji.. Menurutnya itulah yang terbaik saat ini, karena dia pun belum berani mengatakan apapun pada Aluna lebih lanjut.

“Apa?” Bintang kembali ternganga.. benarkah ada keluarga yang seperti itu?

“Bener, Bi! Mereka semua menginginkan aku mati, ” Aluna menceritakan kejadian Maghrib tadi, saat ia mendengar dengan jelas mengenai Mama mertua nya dan juga adik iparnya serta suaminya sendiri, bersekongkol untuk membuat dirinya mati pelan-pelan dengan cara menukar obat itu.. Tujuan mereka hanya satu, yaitu HARTA!

“Aku bingung, harta apa yang mereka maksudkan sampai nyawa ku ini pun menjadi penghalang mereka semua?”

“Tunggu Lun... Aku akan tanyakan ini pada papa! Apa ada harta Abah kamu yang tidak kamu ketahui rimbanya dimana?” Bintang memberi usul mengingat orangtua mereka memang bersahabat juga sedari kecil.

“Iya Bi.. tolong ya?”

“Kamu tenang aja.. Ada aku disini, Lun.. Kamu gak sendirian.”

Aji langsung berpikir dengan keras, apa gerangan tujuan mereka sampai ingin melenyapkan Aluna segala. Selama 7 tahun Aji mengikuti mereka semua.. tapi belum ada titik temu.

Seperti nya ia harus menambah orang untuk mengikuti mama mertua nya Luna dan Wiranti, serta Anita.

Sementara itu dirumah orang tua Wardana, Lisa dan Wiranti tengah duduk manis di ruangan dengan Memakan cemilan.

Wardana datang dengan tergesa dan amarah di wajah nya jelas sekali terlihat.

“Ma! Dimana mama sembunyikan Aluna! Tidak bisakah kalian bersabar sedikit? Dia sedang sakit, apa kalian tak cukup puas juga?”

“Apa yang kau bicarakan! Mana mama tahu dimana Aluna, mama belum melakukan apapun, Dan..” kata Lisa pada Putra nya.

“Kenapa mas kesini mencari Aluna! Apa dia kabur?” sahut Wiranti.

“Aku gak tahu RAN.. Tadi selepas Maghrib dia datang ke kamar utama untuk mengambil obat, aku bahkan sudah menyerahkan dua tube obat yang baru.. Setelah itu kami cekcok Sebentar.. Dan aku keceplosan kalau Anita lah yang membunuh mas Doni! Dia ketakutan .. lalu dia masuk ke kamar, dan tidak keluar lagi.. Saat aku periksa dia sudah tidak ada!”

“Bodoh!! Gak berguna kamu tuh! Kalau dia kabur dan mengatakan nya pada polisi bagaimana?”

“Dia gak punya bukti ma!”

“Mama gak mau tahu, kamu cari dia sampai dapat! Kerja mu dari kecil hanya menyusahkan aku saja! Kuberi tugas kecil saja kau tidak bisa! sialan!!”

“Namanya juga anak haram ma.. Wajar lah otak nya gak nyampek! Sama kayak mas Doni! Kalau dia begini terus kita ganti saja strategi yang baru!” sambung Wiranti.

Wardana selalu kalah saat mama nya mengatakan kalau dia anak haram, yang tak bisa berbuat apapun. Kedua wanita yang selama ini mengendalikan nya seperti boneka selalu bisa membuat nya takut.

“Apa yang ingin kalian lakukan pada Aluna?”

“Kau lihat saja nanti sendiri!”

Terpopuler

Comments

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

wardana rugi jadi laki laki..potong aja tu senjatanya...hiss...

2024-04-22

1

Na'Fa

Na'Fa

suamy gak guna...

2024-02-21

0

Erina Munir

Erina Munir

dasar tuh pere berdua...udh bukan manusia lgi..
udh belis isi otak sama hatinya

2024-02-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!