PLAKK !!
BUGH !!
Tamparan dan bogeman mentah seketika mendarat tanpa aba-aba di wajah Liam. Tentu saja yang melakukannya adalah ayah kandungnya sendiri, Daddy Leo.
Ia begitu geram mendengar untaian kalimat penjelasan yang meluncur dari bibir putra bungsunya tersebut beberapa menit yang lalu.
"Selain aku sudah mencintai Julia, aku juga harus bertanggung jawab padanya, Dad."
"Tanggung jawab apa maksudmu?"
"Jelaskan dengan rinci dan jujur Liam Conrad Putra Abraham!!" teriak Daddy Leo.
"Aku... aku, sudah mengambil kesucian Julia tanpa sengaja Dad. Maaf," jawab Liam lirih dan tertunduk lesu. Ia tak berani menatap wajah Daddynya.
Seketika...
Daddy Leo bangkit dari duduknya dan menarik paksa kerah baju Liam hingga sang empunya berdiri dari tempat duduknya. Liam hanya bisa pasrah kala sang Daddy marah besar padanya. Semua memang kesalahannya. Maka ia harus bertanggung jawab.
"Apa begini balasanmu pada Daddy dan Mommy, hah!!"
"Diam-diam kamu begitu liar di luar sana. Merusak anak gadis orang lain. Mau ditaruh di mana muka Daddy dan Mommy pada keluarga Baldwin. Walaupun pernikahanmu dengan Julia bukan karena perjodohan, tetapi kita sudah saling mengenal sejak kalian bertunangan. Mentang-mentang sudah mau nikah lalu seenak jidatnya kamu ambil yang belum jadi hak kamu. Dasar laki-laki brengsek!!
"Ya Tuhan, apa dosaku sampai punya anak se brengsek dia." Sebuah helaan napas berat kembali menyergap Daddy Leo.
Liam pun menjelaskan pada Daddynya bahwa ia tak sengaja melakukan hal itu pada Julia. Beberapa hari sebelum kecelakaan yang menimpa Lio, Liam mengajak Julia untuk menghadiri pesta ulang tahun sahabatnya yang bernama Gerald di sebuah lounge ternama yang berada dalam hotel berbintang di pusat kota London.
Namun naas, mendadak dari pesta tersebut ia melakukan hal yang tak seharusnya dengan Julia. Walaupun jauh sebelum hal itu terjadi, ia dan Julia sudah bertunangan serta akan menikah. Seluruh rencana pernikahan pun sudah tersusun dengan rapi.
Walaupun begitu hal yang ia lakukan bersama Julia di luar prinsipnya dan sama sekali di luar kendalinya. Sebab ia sudah berkomitmen untuk tak menyentuh Julia sebelum sah. Tetapi malam itu dirinya mabuk berat hingga berakhir mengambil kesucian Julia.
Usai malam naas tersebut, Liam dan Julia berencana mempercepat rencana pernikahan mereka. Sebab khawatir akibat malam panaas itu, bisa terjadi kehamilan pada diri Julia.
Daddy Leo memijit pelipisnya. Kepalanya mendadak pusing. Sebab Liam, putra yang ia anggap baik dan selalu lurus dalam pergaulan, justru membuatnya kecewa. Seakan-akan saat ini Liam telah melempari wajahnya dengan kotoran. Sungguh ironi.
☘️☘️
Sebuah restoran, London.
"Jul, bicara lah."
"Jangan diamkan aku begini. Aku bingung harus bagaimana," ucap Liam seraya mengusap kasar wajahnya dengan kedua tangannya.
"Apa kamu masih mencintainya?" tanya Julia dalam kondisi matanya yang sudah berkaca-kaca. Ia begitu sedih mendengar penuturan Liam barusan bahwa calon suaminya itu dituntut untuk menikahi Nola. Julia cukup mengenal Nola, wanita yang menjadi cinta pertama Liam yang bertepuk sebelah tangan dan berubah status menjadi kakak ipar.
"Enggak, Jul. Kamu tentu tahu aku sudah melupakannya. Terlebih sejak aku memutuskan untuk memiliki hubungan lebih dari sekedar berteman denganmu," jawab Liam apa adanya.
"Apa kamu yakin?"
"Mungkin saja cintamu padaku hanya sebatas pelampiasan saja,"
"Apa kamu pikir aku se-red flag itu?"
"Hati orang kita tidak tahu, Liam. Apa aku tidak boleh punya pikiran seperti itu saat kamu meminta ingin membatalkan rencana pernikahan kita yang sudah matang?"
"Aku belum mengiyakan permintaan orang tuaku untuk membatalkan rencana pernikahan kita. Saat ini kita bertemu untuk diskusi mengenai solusi terbaiknya. Bukan saling menyalahkan atau meragukan," ucap Liam.
Keduanya pun terdiam dengan pikiran masing-masing untuk beberapa saat. Sebelum akhirnya Julia membuka suara terlebih dahulu.
"Nikahi lah kakak iparmu. Ketiga keponakanmu pasti sangat membutuhkan figur seorang ayah. Aku ikhlas, Liam. Dia lebih membutuhkanmu daripada aku," ucap Julia tiba-tiba.
"Hah," respon Liam begitu terkejut.
"Apa kamu sedang bercanda, Jul?"
"Aku serius. Lebih baik hubungan kita selesai sampai di sini. Aku tidak mau menjadi duri. Lakukan wasiat mendiang kakakmu. Jadi ke depan kita bisa hidup sendiri-sendiri. Semoga kelak aku bisa menemukan jodoh yang menerima aku apa adanya karena diriku sudah tidak suci lagi," ucap Julia seraya air matanya mulai menetes membasahi pipinya.
"Bagaimana jika kamu hamil, Jul?"
"Aku enggak bisa begini juga. Saat aku berusaha membahagiakan anak orang lain, justru aku menelantarkan anak kandungku sendiri dan wanita yang tengah mengandung darah dagingku. Enggak, Jul. Please..."
"Pikirkan baik-baik. Jangan gegabah," ucap Liam seraya memohon dengan menggenggam erat tangan Julia Baldwin, calon istrinya.
Pembicaraan antara Liam dengan calon istrinya tak menemukan solusi terbaik dari hubungan mereka. Liam pulang ke apartemen pribadinya dengan pikiran yang berkecamuk resah. Sungguh ia merutuki takdir hidupnya.
Walaupun sejujurnya ia tak mampu membohongi dirinya sendiri bahwa nama Nola masih bersemayam di relung hati terdalamnya. Cinta pertama yang tak mudah ia lupakan begitu saja. Padahal seribu cara sudah ia coba lakukan namun tetap saja selalu ada ruang tersendiri di hatinya untuk Nola Claudia Abraham.
Liam memejamkan matanya dan teringat pembicaraan dengan Daddynya beberapa waktu sebelumnya.
"Tunggu satu hingga dua bulan ke depan. Jika Julia memang hamil, maka pernikahanmu dengan Julia silahkan kalian lakukan. Dengan catatan tak berselang lama setelah tiba waktunya, kamu juga harus menikahi Nola. Daddy yakin kamu sanggup berlaku adil pada Julia dan Nola," tutur Daddy Leo.
Liam semakin pusing karena Julia menolak rencana Daddy Leo tersebut. Ia tak mau berbagi suami dengan wanita mana pun.
Sejak saat itu hubungan Liam dan Julia semakin renggang. Bahkan komunikasi antara keduanya sudah sangat jarang. Julia sengaja menjaga jarak dengan Liam. Dirinya sudah memilih untuk mundur. Namun Liam masih terus mengejarnya dan menolak keputusannya tersebut.
☘️☘️
Dua bulan kemudian.
Liam begitu terkejut saat mendapati apartemen pribadi milik Julia kosong. Tak ada barang satu pun yang tersisa di sana. Hanya sepucuk surat dari Julia untuk dirinya. Di atas kertas surat tersebut terdapat cincin pertunangan mereka yang sengaja dikembalikan oleh Julia.
Maaf, aku harus pergi Liam. Demi kebaikan kita bersama. Terima kasih atas waktu kebersamaan kita selama ini yang sangat indah buatku. Semoga kita tetap bisa berteman baik di lain waktu.
Salam, Julia Baldwin.
Love you💖
"JULIA !!" teriak Liam menggelegar di apartemen milik Julia yang sudah kosong melompong sembari tangannya mere3mas surat dari Julia dan menatap cincin pertunangannya tersebut dengan perasaan yang tak mampu ia deskripsikan. Sebab hatinya tengah kecewa atas keputusan sepihak dari Julia yang pergi meninggalkan dirinya.
☘️☘️
Lima bulan setelah kematian Lio, pernikahan penuh keterpaksaan pun terjadi secara tertutup di kediaman utama Daddy Leo. Hanya keluarga inti bersama pengacara keluarga Abraham yang hadir di sana untuk menyaksikan pernikahan Liam dan Nola.
"SAH..."
Akhirnya satu kata tersebut yang membuat Liam Conrad Putra Abraham telah sah menjadi suami dari Nola Claudia Abraham. Keduanya menikah karena wasiat mendiang Lio dan demi kembar triplet semata.
"Semoga kamu selalu baik-baik saja, Jul. Di mana pun berada. Maafkan aku," batin Liam.
"Selamanya aku hanya mencintaimu, Mas Lio. Aku melakukan ini hanya demi anak-anak kita dan wasiat terakhirmu. Walaupun sejujurnya aku tak rela melakukannya," batin Nola.
Bersambung...
🍁🍁🍁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Bintang Gatimurni
Kok ngenes amat ya nasib Nola?
2024-11-05
0
Tuti Tyastuti
lanjut
2024-07-14
1
itin
penjebakan lagikah dikisah liam ini
2024-06-13
1