“Nak Danu, bisa minta tolong jemput suami saya kesini?” Tanya bu Santi.
“Baik bu, Danu pamit dulu sebentar” ucap Danu sambil berpamitan pada bu Santi.
Hati Danu sebenarnya tidak enak, dia sangat khawatir pada Sofia. Tapi Danu harus menjemput pak Samsudin dulu dan mengabari bahwa Sofia sedang di rawat di puskesmas sekarang.
Sesampainya di sawah Danu langsung bergegas menghampiri pak Samsudin.
“Pak punten, bu Santi minta saya kesini buat jemput bapak. Sofia sakit sekarang sedang dirawat di puskesmas” ujar Danu.
Pak Samsudin kaget, terlihat raut cemas dan khawatir diwajahnnya.
“Ya Allah nak. Ko bisa sampai begitu? Kalau begitu ayo antar saya ke puskesmas”
Di perjalanan pak Samsudin bercerita kalau Sofia kemarin memberitahunya bahwa Sofia diterima di kampus impiannya. Tapi karena keterbatasan biaya akhirnya pak Samsudin melarangnya untuk berkuliah.
“Saya sebenarnya senang dia diterima kuliah, tapi mau bagaimana? Untuk makan sehari-hari saja pas-pasan”
Danu hanya mendengarkan keluhan pak Samsudin sambil mengangguk paham.
“Semalam dia menangis, entah sampai jam berapa. Mungkin sampai capek” ucap pak Samsudin.
“Tapi saya biarkan, saya kira dia akan tenang besok paginya. Tapi ternyata malah jadi seperti ini” tambah pak Samsudin sambil menangis.
Tak kuat rasanya anak kesayangannya jadi sakit karena tidak di izinkan untuk kuliah.
\~*\~
Sesampainya di rumah sakit Sofia masih belum bangun juga. Pak Samsudin dan bu Santi merenung sambil mengusap air mata.
Melihat itu Danu berfikir, bagaimana kalau dia membantu Sofia untuk berkuliah. Dia punya sebidang tanah dan peternakan ayam. Danu bisa menjual salah satunya atau sebagian tanahnya untuk membantu Sofia.
“Pak bu, mohon izin saya mau bicara sebentar. Mungkin bapak atau ibu bisa keluar sebentar untuk mengobrol dengan saya?” Tanya Danu.
“Bapak saja” ucap ibu.
“Baiklah ayo nak Danu, mau bicara apa. Kita keluar sebentar sambil cari udara segar” jawab bapak sambil mengajak Danu keluar.
Sesampainya diluar, Danu mengajak pak Samsudin duduk di kursi dekat pos satpam.
“Mohon izin sebelumnya pak, bukan bermaksud untuk ikut campur. Tapi saya berniat untuk membantu Sofia” kata Danu.
“Tadi bapak bilang kalau Sofia di terima di kampus impiannya, tapi terhalang biaya. Mungkin saya bisa membantu bapak dan ibu untuk menguliahkan Sofia” tambah Danu.
Pak Samsudin kaget, tapi merasa haru juga. Ternyata di dunia ini ada orang sebaik Danu.
“Yang benar nak Danu? Apa tidak merepotkan? Tanya pak Samsudin.
“Saya tidak yakin bisa mengembalikan uang nak Danu nanti, karena kondisi saya” tambah pak Samsudin.
“Tidak apa-apa pak saya ikhlas, agar Sofia bisa mencapai cita-citanya” jawab Danu.
Sambil mengusap air mata, pak Samsudin bersyukur.
“Ya Allah, terima kasih banyak ya nak Danu. Saya tidak tau lagi bagaimana kalau tidak ada nak Danu”
“Mari masuk nak, saya ingin memberi tau ibunya Sofia tentang ini juga” ucap pak Samsudin sambil menangis bahagia.
Pintu di buka, ternyata Sofia masih belum bangun juga. Dokter bilang dia dehidrasi dan kecapean jadi harus banyak istirahat. Mungkin karena itu dia belum bangun sampai sekarang.
“Bu, barusan nak Danu bilang bahwa dia mau membantu membiayai Sofia untuk berkuliah” kata pak Samsudin.
Ibu menoleh tidak percaya pada Danu. Matanya berkaca-kaca.
“Ya ampun nak Danu, yang benar?” Tanya ibu sambil menangis.
Danu hanya mengangguk untuk mengiyakan.
Ibu menangis sambil memeluk Danu, berkali-kali mengucapkan terima kasih sambil mengusap punggung Danu.
Danu yang diperlakukan seperti itu merasa hangat di hatinya. Ia baru pertama kali lagi merasakan di peluk oleh seorang ibu. Setelah ibunya meninggal.
“Sama-sama bu, Danu ikhlas membantu Sofia. Semoga Sofia bisa lekas sembuh setelah mendengar ini ya bu” ucap Danu haru.
Tidak terasa setetes air mata jatuh di kelopak mata Danu. Buru-buru dia mengelapnya agar tidak terlihat oleh bu Santi dan pak Samsudin.
\~*\~
Setelah tenang akhirnya bu Santi bertanya pada Danu apa alasan dia membantu Sofia.
“Nak Danu, kalau boleh tau apa alasan nak Danu mau membantu Sofia?” Tanya ibu.
“Tidak ada alasan apa-apa bu, Danu hanya ingin membantu Sofia saja” jawab Danu enggan menjelaskan alasannya.
Dia ragu jika menjelaskan alasannya bu Santi dan pak Samsudin merasa tidak enak dan akan membuat Sofia merasa terbebani.
“Tidak apa-apa nak, jujur saya pada ibu. Ibu jadi tidak enak kalau nak Danu tidak menjelaskan alasannya. Apalagi nak Danu tidak mengharap imbalan padahal bapak sudah bilang kalau kami tidak yakin bisa mengembalikan uang nak Danu sepenuhnya” ucap ibu.
Danu diam, dia serba salah.
“Ibu sedikit tau, apa alasan nak Danu mau membantu Sofia” kata ibu.
“Tapi ibu tidak mau berasumsi karena menurut ibu, tidak mungkin nak Danu menyukai Sofia yang masih banyak kekurangan itu” ujar bu Santi menambahkan.
Danu terbelalak kaget, bagaimana bu Santi bisa tau kalau dia menyukai Sofia? Apakah sejelas itu sikapnya saat di depan Sofia?
“Karena nak Danu diam saja dan tidak mengelak jadi ibu anggap itu benar” ucap bu Santi.
“Mohon maaf sebelumnya bu, bukan bermaksud menyembunyikan atau menghindar. Tapi saya tidak ada maksud lain untuk membantu Sofia” ucap Danu ragu-ragu.
“Danu memang menyukai Sofia. Tapi cukup Danu simpan saja sendiri” tambah Danu.
“Kenapa seperti itu, kalau nak Danu suka kenapa tidak bilang langsung pada Sofia? Tanya ibu.
Danu masih sedikit ragu “sepertinya Sofia tidak menyukai Danu. Cukup Danu saja yang simpan perasaan Danu sendiri, Danu tidak mau membebani Sofia dengan hal ini”
“Bagaimana bisa nak Danu menyimpulkan sendiri seperti itu? Di tanya saja belum, bagaimana Sofia tau kalau nak Danu suka” kata ibu.
“Nanti ibu bantu sampaikan pada Sofia ya, semoga saja bisa membuahkan hasil” tambah Ibu sambil tersenyum dan mengusap kepala Danu.
“Terima kasih bu, kalau begitu Danu pamit pulang dulu ya bu. Salam untuk Sofia” ucap Danu sambil memandang Sofia yang masih tertidur.
Danu keluar dari puskesmas dengan perasaan senang, entah itu karena dia bisa membantu orang yang dicintainya atau karena bu Santi mau membantu Danu untuk lebih dekat dengan Sofia.
Tapi yang pasti Danu sangat bahagia sekarang. Besok dia harus bertemu dengan pak Malih dan berdiskusi untuk menjual sebagian tanahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Ramma Dharma
lanjut
2024-03-01
0