Bab 5

Matthew tidak menyangka akan di bawa ke apartemen oleh Audrey. Tapi hal itu membuat Matthew was-was karena dari ekor matanya yang tajam telah menangkap beberapa cctv yang terpasang di apartemen tersebut.

Matthew berusaha bersikap biasa agar tidak menimbulkan kecurigaan. Dia yakin saat ini Mark sudah mendapatkan informasi dari anak buahnya yang menjadi bodyguard Audrey jika saat ini ada pria yang dekat dengan putrinya.

"Duduklah!! Aku akan mengambil kotak obat dulu," ucap Audrey

Matthew hanya mengangguk dan duduk di ruang tamu. Dia memegang pipinya yang nyeri akibat pukulan dari bodyguard Audrey.

Tentu saja hal itu sudah biasa untuknya. Namun ia melakukan hal itu agar Mark tidak curiga.

"Maaf atas perbuatan mereka. Mereka sudah melukaimu tanpa tahu kejadian yang sebenarnya." Audrey duduk di samping Matthew dan dengan telaten mengobati wajah pria itu

"Ti-tidak apa-apa. Aku mengerti. Jika aku berada di posisi mereka. Mungkin aku juga akan melakukan hal yang sama," sahut Matthew

"Jangan berkata seperti itu. Kau semakin membuatku merasa bersalah," lirih Audrey sambil memanyunkan bibirnya

Matthew terkekeh melihat wajah Audrey. Apakah dia benar-benar putri seorang gangster? Kenapa dia terlihat imut sekali?

"Aku benar-benar minta maaf," ucap Audrey lagi

"Cukup nona!! Sudah berapa kali kau meminta maaf? Aku benar-benar tidak apa-apa. Lagipula siapapun yang melihatmu dalam bahaya, pasti juga akan melakukan hal yang sama. Jadi ... "

"Itu tidak mungkin," lirih Audrey nyaris tak terdengar

"Kau mengatakan sesuatu?" tanya Matthew

"Ti-tidak. Oh iya, dari tadi kita belum berkenalan. Perkenalkan, namaku Audrey William." Audrey memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya

Matthew memandang tangan Audrey sejenak. Lalu ia tersenyum dan menjabat tangan Audrey. "Aku Marvin. Marvin Alexander."

"Senang berkenalan denganmu, Marvin."

"Aku pun begitu, Audrey." Matthew tersenyum penuh arti. Tentu saja dia sangat senang karena dia berhasil mendekati putri musuhnya. Sekarang hanya tinggal mengambil hati wanita di depannya ini dan hal itu mungkin akan sedikit sulit karena Mark pasti akan mengawasinya.

Seperti sekarang, dia yakin Mark mengawasinya melalui cctv yang terpasang di apartemen putrinya. Jadi lebih baik dia segera pergi karena jika dia berlama-lama di sini, maka Mark akan sangat tidak senang.

"Em ... Maaf Audrey, tapi sepertinya aku harus pergi sekarang," pamit Matthew

"Oh begitu ya. Baiklah. Sekali lagi terimakasih sudah menolongku."

"Sama-sama."

Dan benar saja, Mark yang mendapat informasi tentang putrinya dengan seorang pria, langsung mengawasi mereka melalui cctv yang terhubung langsung ke laptopnya. Dia tengah memperhatikan gerak-gerik Matthew dan mendengar semua pembicaraan Matthew dengan putrinya.

"Marvin Alexander," gumamnya. "Cari tahu siapa Marvin Alexander!!" perintah Mark

"Baik Tuan."

Mark menghisap cerutunya sambil terus memperhatikan interaksi Marvin dan putrinya. Dan saat ia melihat pria itu keluar dari apartemen putrinya, dia segera menghubungi anak buahnya.

"Ikuti pria itu!!" perintahnya. Dia mematikan sambungan telepon secara sepihak dan terus memperhatikan raut wajah putrinya. Dia tahu pasti putrinya sedih karena tidak mempunyai satupun teman. Namun itu lebih baik karena dia takut akan ada musuh yang berpura-pura menjadi teman dan membahayakan putrinya.

Sementara itu, Matthew berjalan santai setelah keluar dari apartemen Audrey. Dia tahu jika saat ini ada yang diam-diam mengikutinya dari belakang. Untuk itu, ia memilih mampir di sebuah cafe untuk bersantai sejenak sambil memikirkan cara untuk lepas dari anak buah Mark.

Dia tidak mungkin membiarkan mereka mengikutinya karena bisa membahayakan keselamatan paman Sam. Sepertinya setelah ini dia harus menyewa sebuah rumah agar Mark percaya jika dia tinggal seorang diri.

Ya, dia yakin saat ini Mark mencari tahu siapa Marvin Alexander. Di identitasnya yang baru, Marvin adalah pria yang berasal dari LA. Dia seorang yatim piatu dan kedatangannya kemari untuk melanjutkan pendidikannya. Begitu identitas baru Matthew yang di buat oleh paman Sam. Entah bagaimana caranya, tapi paman Sam berkata jika dirinya tidak perlu khawatir saat musuh mencari tahu tentang Marvin karena semua sudah di atur oleh paman Sam.

Matthew memesan segelas minuman sambil melirik kearah anak buah Mark yang duduk tidak jauh dari nya. Dia terus memikirkan cara agar dia terbebas dari mereka tanda ada rasa curiga sedikitpun.

Namun saat tengah menikmati minumannya, dia dikejutkan dengan berita yang di siarkan di televisi yang ada di cafe tersebut.

"Pemirsa, telah terjadi ledakan di salah satu rumah tahanan di New York. Di perkirakan ledakan tersebut terjadi karena bocornya tabung gas. Tidak sedikit narapidana yang meninggal dan mengalami luka-luka akibat ledakan tersebut. Dan berikut daftar narapidana yang di perkirakan telah meninggal dunia."

Deg

Matthew melebarkan kedua matanya saat melihat namanya terpampang di urutan korban yang meninggal.

"Bagaimana ini bisa terjadi? Kenapa namaku ada di sana?" batin Matthew

"Sepertinya aku harus mencari tahu. Tapi sebelum itu ... " Matthew melirik kearah anak buah Mark yang juga menonton berita di televisi. Dia memanfaatkan kelengahan mereka untuk pergi. Namun sayangnya mereka cepat menyadari kepergian Matthew dan menyusul pria itu.

Matthew segera menyetop taksi dan bergegas masuk sebelum anak buah Mark berhasil mengikutinya.

"Sial!! Kita kecolongan."

"Hubungi yang lain untuk mengikuti taksi itu!!"

"Baik."

Matthew menghela nafas lega karena berhasil lolos dari anak buah Mark. Tapi dia tetap harus waspada. Dia terdiam sejenak dan mendapatkan sebuah ide.

Sementara itu, anak buah Mark berhasil mengikuti taksi yang di tumpangi Matthew. Taksi itu berhenti di sebuah rumah. Namun saat pintu belakang terbuka, mereka terkejut karena penumpang itu bukan orang yang mereka ikuti.

"Kenapa bisa begini? Aku yakin dia naik taksi itu."

"Sepertinya kita sudah terkecoh. Atau kita yang salah?"

Terjadi perdebatan kecil antara anak buah Mark karena kehilangan target. Mereka yakin setelah ini mereka akan mendapat hukuman.

Mereka tidak tahu saja jika Matthew meminta sopir taksi untuk berhenti dan dia segera berganti taksi sementara taksi yang ia naiki sebelumnya sudah di naiki oleh penumpang lainnya. Untuk itu dia bisa lolos dari anak buah Mark.

Terpopuler

Comments

ᚐᚗɠ૨εεɳᚐᚐ 💚²⁷

ᚐᚗɠ૨εεɳᚐᚐ 💚²⁷

kurang waspada hei...

2024-03-12

0

Elzi Lamoz

Elzi Lamoz

terus semangat kak...

2024-02-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!