Matthew mulai mencari informasi tentang gangster Devils dan data keluarga Mark selaku ketua gangster tersebut. Namun ternyata semua tidak semudah yang ia bayangkan.
Sistem keamanan geng tersebut sangat ketat. Bahkan Matthew berkali-kali gagal menembus sistem pertahanan yang mereka buat. Namun Matthew tidak menyerah. Dengan kemampuan yang ia miliki sebagai mantan polisi, ia berhasil mencari celah dan meretas sistem keamanan geng tersebut.
Matthew segera menyalin semua data yang ada karena waktu dia tidak banyak. Dan setelah selesai menyalin data milik gangster Devils, Matthew segera keluar dan menghilangkan jejak agar tidak bisa di deteksi oleh musuh.
Matthew mulai mempelajari satu persatu tentang geng tersebut. Terutama data keluarga milik Mark. Dia baru tahu jika Mark seorang duda beranak dua. Dan salah satu anaknya yang merupakan satu-satunya penerusnya sudah dia bunuh. Dan kini hanya tinggal putrinya yang masih kuliah.
"Audrey William." Gumam Matthew. Dia melihat data Audrey di laptopnya. Wanita cantik berusia 23 tahun itu tengah menempuh pendidikan di salah satu universitas di New York.
Matthew mengerutkan keningnya membaca hobi dari Audrey. "Apa tidak salah? Dia hobi memasak dan membaca novel? Apa yang dia masak daging manusia?" Gumam Matthew. Dia kembali membaca data diri milik Audrey. Dia merasa heran, karena tidak ada yang menunjukkan jika dia adalah anak dari seorang gangster. Atau dia sengaja menyembunyikan kemampuannya?
"Lebih baik besok aku mencari tahu." Ucapnya lagi. Malam ini dia mempelajari semua tentang gangster Devils. Mulai dari jumlah anggota, siapa saja pemimpin gangster itu dan bisnis apa saja yang mereka geluti.
Matthew hanya bisa menggelengkan kepalanya karena gangster itu sudah melakukan tindak kriminal yang besar tapi tidak ada yang berani menangkapnya. Dia bisa memakluminya. Mereka pasti takut akan menjadi korban kekejaman geng tersebut. Namun jika hama itu dibiarkan begitu saja, maka bisa mengancam keselamatan masyarakat. Untuk itu Matthew bertekad untuk membasminya.
...----------------...
Keesokan harinya, Matthew menyamar dan mulai mengintai Audrey di universitas tempat wanita itu menimba ilmu. Dia melihat dari jarak jauh menggunakan teropongnya.
"Audrey, lebih cantik dari aslinya." Gumam Matthew. Dia beralih ketempat lain dan melihat dua orang yang terlihat mencurigakan.
Matthew mengerutkan keningnya karena kedua pria itu diam-diam mengikuti Audrey. "Apa kedua pria itu berniat jahat padanya?" Matthew diam-diam mengikuti mereka. Dia ingin melihat apa yang terjadi? Apakah wanita itu benar-benar seperti yang ada di data yang ia baca atau sengaja menyembunyikan kemampuannya.
Audrey terlihat pergi ke suatu tempat dan kedua pria mencurigakan itu masih mengikutinya. Dan di saat wanita itu berjalan di tempat yang sepi, tiba-tiba kedua pria itu merebut tas miliknya.
Audrey terkejut dan berteriak minta tolong. "TOLONG!!"
Matthew terkejut karena wanita itu lebih memilih berteriak daripada melawan kedua pria itu. Dia hendak menolongnya namun langkahnya terhenti saat tiba-tiba segerombolan pria mengejar kedua pria itu. Dan tidak berapa lama salah satu dari mereka kembali dan menyerahkan tas tersebut pada Audrey.
"Oh... Oke. Tentu saja dia mempunyai bodyguard. Sepertinya ini akan sedikit sulit." Gumam Matthew. Dia memilih pergi sebelum mereka curiga. Dia akan mencari cara untuk memisahkan Audrey dengan bodyguardnya agar dia bisa menjalankan rencananya.
Matthew bertanya pada teman satu kampus dengan Audrey. Dan ternyata wanita itu tidak mempunyai teman. Mereka takut karena Audrey adalah anak gangster yang paling di takuti. Di tambah kemana-mana Audrey selalu di kawal oleh bodyguard yang menyeramkan.
Hal itu membuktikan jika Audrey memang tidak mempunyai kemampuan khusus. Tapi tetap saja Matthew harus waspada.
Hari berikutnya, Matthew akan menjalankan rencananya. Dia menyewa preman yang akan dia suruh untuk mengganggu Audrey. Tapi sebelum itu, dia harus memisahkan wanita itu dengan bodyguardnya terlebih dahulu.
Matthew bersembunyi, menunggu kedatangan mobil Audrey untuk lewat. Setelahnya dia melempar paku ke jalanan dan kembali bersembunyi.
Tidak berapa lama mobil bodyguard Audrey melintas dan....
Dess...
Ban mobil mereka kempes yang menyebabkan laju mobil menjadi tidak stabil. Mereka menghentikan mobilnya dan terlihat marah saat mengetahui jika ban mobil mereka kempes.
"Sial!! Kita harus segera menyusul nona Audrey."
"Tapi bagaimana caranya? Lihat!! Ban kita kempes."
"Telepon markas."
Begitulah kiranya yang Matthew dengar. Dia tersenyum senang dan menelepon preman yang sudah dia sewa.
"Lakukan sekarang!!" Setelah mengatakan hal itu, Matthew mematikan sambungan telepon dan bergegas ke tempat di mana preman itu akan menghadang Audrey. Dia akan menjadi pahlawan untuk wanita itu dan menjadi satu-satunya orang yang mau berteman dengannya. Ide yang sempurna, bukan?
Audrey yang belum sadar jika bodyguardnya tertinggal jauh, mengendarai mobilnya dengan santai. Namun tiba-tiba ada beberapa pria berdiri menghadangnya yang membuatnya terpaksa menghentikan mobilnya.
"Siapa mereka?" Gumam Audrey. Pria-pria itu mendekati mobil Audrey dan memintanya untuk keluar.
"CEPAT KELUAR!!" bentak pria itu
Dengan ketakutan, Audrey keluar dari mobilnya. Dia di dorong hingga tersungkur oleh pria itu.
"Akh ... " pekik Audrey.
"A-apa mau kalian?" Audrey beringsut mundur karena takut. Namun pria-pria itu justru tertawa senang melihat wanita itu ketakutan.
"Tenang manis, kami tidak akan menyakitimu. Kami hanya ingin uangmu dan ... " pria-pria itu menjilati bibir mereka.
Audrey menangis ketakutan. " Tidak!!! Jangan lakukan itu padaku. Aku mohon."
"Hahaha ... Terlambat sayang."
Disisi lain Matthew melihat apa yang terjadi di depannya. Dia merasa jika wanita itu benar-benar takut tanpa di buat-buat. Untuk itu, dia datang bak pahlawan dan menyelamatkan Audrey.
"Lepaskan wanita itu!!!" Seru Matthew
Pria-pria itu menoleh dan menyeringai melihat Matthew. Mereka berdiri mengelilingi pria itu dan berkata, "siapa kau? Apa kau bosan untuk hidup, hah?" Teriak pria itu
"Kalian yang sudah bosan hidup. Beraninya mengganggu seorang wanita." Seru Matthew yang terlihat tenang.
"BRENGSEK!! HAJAR DIA!!" preman-preman itu menyerang Matthew bersamaan. Namun Matthew dengan mudah menghajar satu persatu pria itu hingga tersungkur kesakitan. Dia memberi kode pada pria itu untuk memukulnya hingga bibirnya berdarah, namun dia segera membalas serangan pria-pria itu.
Saat terjadi perkelahian, ekor mata Matthew tanpa sengaja melihat mobil bodyguard Audrey. Dia segera memberi kode pada preman itu untuk pergi.
"Ayo kita pergi!!" Ucap ketua preman itu. Dia menatap tajam Matthew seolah akan membalas perbuatannya.
Matthew membantu Audrey untuk berdiri dan bertanya, "kau tidak apa-apa?"
"I-iya, aku tidak apa-apa. Terimakasih sudah menolongku."
"Tidak masalah. Lain kali hati-hati." Seru Matthew. Dia hendak pergi namun bodyguard Audrey menarik lengan Matthew dan menghajarnya.
"APA YANG KALIAN LAKUKAN??" Teriak Audrey.
Namun bodyguardnya tidak menghiraukan teriakan Audrey dan terus memukuli Matthew. Mereka salah mengira jika Matthew mempunyai niat jahat pada nona nya.
"HENTIKAN!! AKU BILANG HENTIKAN!!" Audrey menarik salah satu bodyguardnya dan melindungi Matthew.
"APA YANG KALIAN LAKUKAN, HAH? DIA SUDAH MENYELAMATKAN KU DARI PREMAN-PREMAN ITU. TAPI KALIAN MALAH MEMUKULNYA." teriak Audrey
"Maaf nona. Kami hanya menjalankan perintah."
Audrey menoleh dan menatap tajam bodyguardnya. "Kalian di perintahkan Daddy untuk melindungi ku. Tapi lihat!! Dimana kalian saat aku dalam bahaya? Untungnya ada pria ini yang menyelamatkan ku. Tapi kalian justru memukulinya." Sentak Audrey
"Maaf nona." Sesal bodyguard
Audrey mendengus kesal. Dia beralih menatap Matthew yang memegang wajahnya yang sakit. "Kau tidak apa-apa?" Tanya Audrey
"Lumayan." Jawab Matthew
"Aku akan mengobati mu. Ayo ikut aku!!" Audrey menarik Matthew masuk kedalam mobilnya.
Dalam hati, Matthew tersenyum senang karena rencananya berhasil. Dengan begini dia bisa dekat dengan putri Mark. Dan dendamnya akan segera di mulai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments