3. Kenyataan apalagi ini?

Pemakaman Umum.

Helena tak kuasa menahan tangisnya saat peti mati bibinya hendak di kuburkan. Dunianya runtuh, Helena menangis meraung saat peti bibinya di tutupi dengan tanah.

Air matanya tak berhenti mengalir, teriakannya terdengar pilu. Stev berusaha menahan Helena yang hendak berlari mendekati peti mati bibinya, dia merengkuh tubuh bergetar wanita itu erat. Tidak akan membiarkannya pergi.

"Jangan menangis, Helena. Bibimu sudah bahagia di atas sana, dia tidak akan merasakan sakit lagi." Stev menepuk punggung Helena. Menyalurkan kekuatan.

Helena tak bereaksi, kesedihan di hatinya jauh lebih besar. Kehilangan orang yang sangat dia sayangi membuat langitnya runtuh begitu saja. Dia tidak punya siapa siapa lagi di dunia ini, Bibi Ivy adalah keluarga satu satunya.

Kenapa takdir begitu kejam? Kenapa dia merenggut orang yang paling dia sayang? Dunianya hancur, langitnya runtuh.

Rasanya Helena tak sanggup untuk sekedar menopang kakinya, tubuhnya ambruk di depan pusara bibinya. Tubuh bibinya sudah tertutup oleh tanah, dia tidak akan lagi bisa merasakan dekapan hangat wanita itu.

Lagi dan lagi air mata mengalir membasahi pipinya. Dia meletakkan kepalanya di atas tanah, tubuhnya kembali bergetar. Isak tangis itu kembali terdengar.

"Kenapa kau meninggalkanku secepat ini Aunty?" Helena mengenggam tanah basah itu erat. Hatinya hancur berkeping-keping.

"Apa kesalahanku sampai kau begitu tega meninggalkan aku seorang diri, aku tidak punya siapa siapa di dunia ini."

"Ibu Ivy. Aku belum sempat memanggilmu Ibu, tapi kau sudah pergi terlebih dahulu." di dekapnya erat gundukan tanah bibinya.

Stev menyeka sudut matanya, dia merasa iba dengan Helena. Sudah cukup lama dia membiarkan Helena mengungkapkan isi hatinya, dia mendekat.

"Hujan akan turun sebentar lagi, Helena. Ayo kita pergi." Stev mensejajarkan tubuhnya dengan Helena.

Helena mendongak, di tatapnya mata teduh milik Stev. "Bisakah kau memberikan aku waktu lebih lama lagi?"

"Baiklah, aku akan menunggumu di mobil." Stev melangkah pergi, dia tidak ingin menganggu Helena. Dia akan membiarkan wanita itu meratapi kesedihannya.

****

Helena berdiri di depan rumah satu lantai milik bibinya. Rumah sederhana yang menjadi tempat tinggalnya sampai dia dewasa. Sebenarnya Helena bisa saja membeli rumah yang lebih besar dari ini, tetapi permintaan bibinya membuat wanita itu mengurungkan niatnya.

Bibi Ivy sangat menyayangi rumah ini, dia pernah bilang jika rumah ini sangat berarti untuknya. Helena kecil sangat suka berlarian di halaman rumah, terkadang dia juga merecoki Bibi Ivy yang sedang berkebun.

Helena terkekeh kecil saat mengingat cerita masa kecilnya. Di bukanya pintu itu dengan pelan, sepi dan sunyi itulah yang dia rasakan. Tak terdengar lagi suara Bibi Ivy yang memanggilnya juga suara tawa wanita itu saat sedang menonton televisi.

Biasanya sepulang dirinya bekerja, wanita itu akan menyambutnya sembari membuatkan sup hangat kesukaannya. Air matanya kembali menetes, mengingat momen momen kecil yang telah dia lalui bersama bibinya.

Helena mengigit bibirnya agar tidak mengeluarkan isak tangis. Matanya tak sengaja menangkap kamar Bibi Ivy yang tertutup. Masih sama pikirnya. Tidak ada yang berubah, semua masih tertata ditempat yang semula.

Pandangan matanya beralih pada foto bibinya yang terletak di meja sebelah tempat tidur.

"Kau jahat! Kenapa meninggalkanku?" diusapnya perlahan figura milik bibinya. Bibi Ivy terlihat sangat cantik di foto itu, senyumannya terlihat sangat manis. Tidak seperti dirumah sakit saat itu. Wajahnya sendu dan bibirnya terlihat pucat. Tubuhnya kurus dan kering.

Helena beranjak ke atas ranjang, dia membaringkan tubuhnya yang terasa lelah. Dia masih belum bisa menerima kenyataan jika bibi Ivy telah tiada.

Helena menangis meringkuk di atas ranjang, dia tidak bisa menerima kenyataan ini. Semuanya terjadi seolah mimpi buruk untuknya.

Ingatannya berputar pada saat dirumah sakit. Mengenai permintaan bibinya dan amplop coklat itu. Buru-buru Helena mengusap air matanya, dia bangkit dan segera mencari amplop coklat yang disembunyikan oleh bibinya.

Di bukanya laci disamping tempat tidur, dia tidak menemukannya. Tak menyerah begitu saja, Helena membuka seluruh laci dan lemari pakaian.

Tangannya bergetar saat berhasil menemukan sebuah amplop coklat ditangannya.

'Putriku Helena Louisa Berness' dadanya bergemuruh hebat membaca tulisan di amplop coklat itu.

Bibir Helena bergetar membaca isi surat itu. Dia menutup mulutnya, tak menyangka jika pertanyaannya selama puluhan tahun telah terjawab melalui surat yang ditulis oleh ibunya.

Putriku, Helena Berness.

Sebelumnya perkenalkan, aku adalah Ibu kandungmu, Beleza. Mungkin aku telah tiada setelah kau membaca surat ini, tolong sampaikan maafku pada bibimu.

Tolong jangan membenci aku, ibumu. Kau pasti bertanya-tanya kenapa aku meninggalkanmu pada bibimu? Benar bukan.

Aku tahu kau membenciku Helen, ibumu ini adalah seseorang yang kotor. Apa kau tahu pekerjaanku? Aku adalah seorang wanita bayaran. Aku mendapatkan misi untuk mencuri berlian yang seharusnya menjadi milik Xavier Leonidas. Ingat namanya, Helen. Jauhi siapapun yang memiliki nama belakang seperti itu. Mereka penjahat.

Aku sedang diburu oleh mereka, karena itu aku meninggalkanmu pada bibimu, Ivy. Kau tahu? Mereka tidak akan membunuh seorang bayi yang tidak berdosa. Karena itu mereka memberiku pilihan untuk meninggalkanmu. Dan aku pun meninggalkanmu pada Ivy.

Aku menyayangimu, Helen. Kau adalah putriku. Jaga dirimu baik-baik.

Aku meninggalkan sesuatu untukmu. Spanyol, pergilah kesana. Temanku akan memberikan sesuatu yang seharusnya menjadi milik kita. Dia pemilik toko buku tua di pinggiran kota. Sean Aderalt, ingat namanya baik-baik.

Salam dari Ibumu, Beleza.

Helena meremat surat dari ibunya dengan kuat. Tuhan, kenyataan apalagi ini? Rasanya kepalanya akan meledak saat ini juga. Helena tidak tahu harus bereaksi seperti apa, senang karena ternyata sang ibu menyayanginya atau sedih menerima kenyataan pahit jika ibunya pun telah tiada.

Terpopuler

Comments

putrie_07

putrie_07

v,😩😩

2025-01-11

0

Mom_amor

Mom_amor

Hadir lagi kak😊 semangat 💪

2024-01-20

0

Bu Neng

Bu Neng

mampir Thor... cerita nya seru...auto lanjut terus baca 😅

2024-01-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!