4. Meninggalkan semua kenangan menyakitkan.

Sudah berhari-hari Helena berduka, dan selama itu pula dia sudah membuat keputusan yang mungkin akan di sesalinya suatu saat nanti.

Roda kehidupan terus berputar, Helena tidak bisa terus terusan bersedih seperti saat ini, wanita itu memilih untuk bangkit dan membuat bahunya sekokoh mungkin. Helena tidak bisa membiarkan semuanya begitu saja, dia harus bangkit untuk mencari Ibunya dan pria bernama Sean Aderalt. Helena sudah memutuskan untuk seperti apa dia kedepannya, dia memilih mundur dan meninggalkan impiannya. Surat pengunduran diri juga sudah dia kirim melalui email.

Dia tidak memiliki siapa siapa di sisinya karena itu Helena memutuskan untuk pergi, melangkah maju dan tidak akan menoleh ke belakang. Meninggalkan kehidupan lama dan memilih kembali bersama sang Ibu yang entah masih hidup atau tidak.

Wanita itu juga sudah kembali menjadi dirinya sendiri. Sikap keras kepalanya tak berubah sama sekali, bahkan semakin bertambah saja.

Sedari tadi fokus Helena tak teralihkan dari komputer yang menyala. Wanita itu berusaha untuk mencari tahu mengenai Xavier Leonidas. Meski sempat kesulitan karena sudah lama tidak menyentuh alat alat ini, Helena tetap berusaha keras untuk mencoba.

Dan selama dia menggeser biodata pria tua itu, dia tidak menemukan sesuatu yang penting. Hanya sedikit yang dijelaskan tentang data diri pria itu. Helena berdecak kesal, sudah setengah jam dia menelusuri situs internet tapi tidak mendapatkan informasi yang di inginkannya.

Sial, sebenarnya sekaya apa keluarga itu. Kenapa sulit sekali untuk mencari informasi. Karena merasa kesal dan tidak mendapatkan apa-apa Helena lebih memilih untuk mencari tahu mengenai beberapa tempat yang akan dia datangi di Spanyol.

"Kemana aku akan mulai untuk mencari?" tak henti-hentinya wanita itu menggerutu. Setelah puas mencari, akhirnya Helena menetapkan pilihannya.

Entah bagaimana keadaan Ibunya nanti, Helena tidak akan menaruh dendam. Karena dia tahu, ibunya juga bersalah disini. Dia akan berusaha untuk menghindar dari mereka, dia tidak ingin mencari masalah. Cukup kesalahan Ibunya yang membuat wanita itu celaka, dia tidak ingin hal itu terjadi padanya.

Seandainya Ibunya masih hidup dia akan berusaha untuk menyelamatkannya. Meski nanti akan menimbulkan kekacauan, Helena tak merasa keberatan.

Dirasa sudah cukup, Helena bangkit dan melangkah ke kamarnya. Dia akan berkemas untuk keberangkatannya ke spanyol. Lebih cepat lebih baik, dengan begitu semuanya akan segera selesai dan dia bisa memulai hidup barunya dengan tenang.

Kedua alisnya menukik tajam saat mendengar ponselnya yang berdering. Ternyata bosnya yang menghubungi. Mau tidak mau Helena pun mengangkatnya.

"Helena! Beraninya kau membuat kekacauan diluar sana. Sudah membuatku hampir terkena serangan jantung dan sekarang beritamu tersebar luas." Helena menjauhkan ponsel saat makian bosnya terdengar.

"Apa maksudmu, kekacauan apa yang telah aku buat." dahinya mengerut. Dia terlihat kebingungan.

Terdengar helaan napas kesal. "Bodoh, lihat berita sekarang juga." teriaknya marah.

Helena segera berlari untuk mencari komputernya, dia tak menyangka jika orang orang tengah menggosipkan dirinya. Padahal itu semua tidak benar, dia berusaha sebisa mungkin menghindar dari sesuatu yang akan mencoreng nama baiknya. Karena dia tahu, jika sudah terlibat skandal akan sulit untuk membersihkan namanya.

"Sialan, siapa yang membuat berita seperti itu." Helena berteriak, dia terlihat syok. Sial, siapa yang telah menyebarkan berita buruk tentangnya, banyak sekali yang membicarakan tentang alasan dia mengundurkan diri. Dan beberapa orang menggiring opini buruk jika dia terlibat skandal.

Helena Berness secara mendadak meninggalkan dunia entertainment, mungkinkah wanita cantik itu terlibat skandal? Kalian semua juga tahu bagaimana sisi gelap seorang model.

Kira kira seperti itulah isi beritanya. Yang membuat Helena naik darah. Lebih kesalnya lagi yang menyebarkan adalah akun gosip milik perusahaan lawannya.

Beberapa orang juga memberinya hujatan pedas, Helena menelan ludah kasar.

"Aku juga sudah bilang padamu, untuk tidak mengambil keputusan sembarangan. Konyol sekali."

"Aku tidak punya pilihan lain Sir, ini menyangkut keluargaku. Kau sendiri juga tahu bagaimana aku, aku tidak akan mengambil keputusan sembarangan. Aku sudah memikirkannya selama beberapa hari."

"Sungguh, dan kau tidak menyesali keputusan bodohmu itu?" nada bosnya terdengar mengejek.

Tentu saja Helena tak terima dikatai seperti itu, dia menghela napasnya jengah.

"Jangan mengejekku Sir, aku sudah mengundurkan diri dan aku tidak peduli apa yang akan mereka katakan karena itu semua tidak benar. Lagipula aku akan meninggalkan negara ini."

"Para media akan menyerangmu, bodoh. Kau tahu bagaimana gilanya mereka, apa kau tidak takut itu, hah."

Pria itu menahan geram mendengarkan jawaban Helena yang terdengar santai.

"Aku akan pergi Sir, kau tenang saja. Aku juga akan mengganti semua kekacauan yang telah aku perbuat, kau jangan khawatir. Aku tidak akan melarikan diri."

"Terserah kau saja Helen, urus dirimu baik-baik. Setelah ini jangan melibatkan agensiku, jika kau masih keras kepala aku tidak akan segan untuk memukulmu. Kau mengerti, heh?" ancam bosnya. Helena tahu pria itu tidak serius dengan ucapannya, mereka berdua memang terbiasa melemparkan candaan.

"Tidak akan, aku berjanji. Maaf jika aku membuatmu sakit kepala, sampaikan juga maafku pada yang lain. Terimakasih banyak Sir." Helena memutuskan sambungan secara sepihak, dia mengacak rambutnya kasar.

Bagaimana dia bisa keluar rumah setelah ini. Dia akan kesulitan untuk pergi ke bandara, bahkan para wartawan bisa datang kapan saja kerumahnya. Benar benar sial, satu masalah selesai dan yang lain berdatangan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!