Nayla dan Dona tidak bisa untuk tidak tersenyum lebar saat mereka berdua melihat cowok tampan idaman mereka tengah berjalan mendekati meja mereka. Dona memilih duduk di belakang meja Nayla.
Sementara itu Kai dan Delon duduk di sebelah pasangan belajar mereka dengan wajah datar.
Wali kelas kelas IPA dua kemudian membuka kelas dengan pelajaran Matematika.
Kai melirik buku catatan Nayla. Lalu, cowok tampan itu berkata lirih tanpa menoleh ke Nayla, "Kalau guru sedang menjelaskan perhatikan dengan baik jangan mencatatnya dulu!"
Nayla menghentikan aktivitasnya mencatat lalu menoleh ke Kai dan berbisik lirih, "Kamu bicara denganku?"
Kai menjauhkan telinganya dari Nayla lalu dia kembali berkata, "Jangan bisik-bisik di telingaku! Perhatikan dulu Bu guru baru mencatat dan catatlah poin pentingnya saja! Kalau kamu catat semua penjelasan Bu guru kau justru kehilangan fokus di poin pentingnya"
"Baik" Nayla kembali mendekatkan wajahnya ke telinga Kai dan Kai kembali menjauhkan kepalanya dari Nayla sambil menoleh ke Nayla dan berkata, "Jangan dekat-dekat!"
"Terima kasih untuk sarannya" Nayla tersenyum lebar ke Kai dan Kai hanya menghela napas panjang.
Sementara itu, Delon tengah asyik mengajari Dona tentang rumus algoritma yang belum bisa Dona cerna dengan baik.
Tiba-tiba terdengar teriakan ibu guru, "Nayla! Kenapa kamu menatap Kai terus? Kamu tidak perhatikan penjelasan Ibu, ya?!"
Kai menoleh kaget ke Nayla dan Nayla sontak mengarahkan pandangannya ke depan sambil berkata, "Saya nyimak, kok, Bu"
"Kalau gitu buktikan! Maju ke depan dan kerjakan soal nomer lima"
Nayla refleks menoleh ke Kai dan bergumam, "Aku belum kerjakan dan aku nggak paham"
Kai langsung melihat ke depan dan menggeser pelan buku di atas meja ke Nayla agar ibu guru tidak melihatnya.
Nayla langsung membawa buku catatannya Kai dan maju ke depan dengan langkah mantap.
Beberapa detik kemudian terdengar suara ibu guru, "Wah, kamu beneran nyimak ternyata. Bagus! Kerjakan sekalian soal nomer enam!"
Nayla menuruti perintah ibu gurunya dan dengan buku catatannya Kai, dia mengerjakan soal nomer enam yang ada di papan tulis.
"Bagus! Benar semuanya. Sekarang kembali lah ke meja kamu!"
Nayla kembali ke mejanya dan setelah duduk, dia meletakkan buku catatannya Kai di atas meja lalu menggesernya pelan ke Kai sambil berkata lirih, "Terima kasih"
"Hmm" Sahut Kai tak kalah lirih.
Nayla menatap buku catatannya dengan senyum bahagia dan membatin, dia jago banget matematika dan baik banget ternyata. Ah, kenapa jantungku berdetak abnormal lagi, nih.
Saat kelas sepi di jam istirahat kedua, hanya tinggal berdua dirinya dan Nayla, Kai berkata ke Nayla tanpa melepaskan pandangannya dari buku yang ada di depannya, "Tengok laci kamu!"
Nayla yang tengah membuat kosakata Bahasa Inggris untuk Kai, refleks menunduk dan melongok laci mejanya, "Cokelat?" Ucap Nayla dengan suara mengambang sambil menarik keluar cokelat dari dalam lacinya.
Melihat Kai diam membisu dan tidak menoleh padanya, Nayla bertanya dengan senyum merekah, "Ini cokelat dari kamu?"
"Hmm" Sahut Kai singkat tanpa menoleh ke Nayla.
"Kok, kamu bisa tahu kalau aku suka cokelat almond?"
"Karena cewek galak itu biasanya suka makan makanan keras. Almond lebih keras daripada mete, kan?"
Nayla refleks menepuk keras bahu Kai sambil berkata, "Iya, aku galak! Jangan ajak omong aku lagi kalau gitu!" Nayla lalu menutup bukunya dengan kasar dan saat Nayla hendak bangkit berdiri, Kai refleks menahan lengan Nayla dan buru-buru berkata, "Aku hanya bercanda! Jangan marah!"
Mendengar Kai memohon dengan wajah serius, Nayla tidak jadi bangkit berdiri dan dia melihat telapak tangan Kai yang masih berada di atas lengannya.
Kai langsung mengangkat tangannya dari lengan Nayla sambil berkata dengan wajah canggung, "Maaf"
"Aku maafkan kamu kalau kamu jawab pertanyaanku tadi" Ucap Nayla dengan nada lembut dan senyuman yang sangat cantik.
Kai langsung memalingkan muka karena jantungnya tidak kuat terlalu lama menatap senyum cantiknya Nayla. Kai kembali menatap buku di atas meja sambil berkata, "Tadi di jam istirahat pertama aku keluar untuk beli minum dan berpapasan dengan Pak Tono. Aku iseng nanya ke beliau apa cokelat kesukaan kamu"
Wah, nggak nyangka ternyata dia care juga. Mau nanya ke Pak Tono apa cokelat kesukaanku. Batin Nayla sambil memperlebar senyum cantiknya.
Sementara itu, tanpa Kai dan Nayla sadari, Mitha tengah bersandar di tembok dan bergumam lirih dengan kepalan tinju, "Kai menyentuh lengan Nayla? Kai yang tidak pernah mau menyentuh ataupun disentuh oleh cewek, barusan menyentuh lengan Nayla? Apa Kai naksir Nayla?"
Di dalam kelas, Nayla yang ceriwis terus melemparkan tanya ke Kai, "Kalau kamu suka cokelat apa?"
"Aku tidak suka makanan manis"
"Oh. Berarti kamu nggak suka sama aku, dong. Aku, kan, manis"
"Suka" Kai refleks menjawab suka dan saat Nayla menepuk bahunya sambil berteriak lirih, "Kyaaaaa!" Lalu, dengan cepat Nayla menutup mulutnya, Kai menoleh kaget ke Nayla, "Aduh! Salahku apa kali ini? Kenapa kau tepuk bahuku lagi dan kenapa kau berteriak?" Kai mendelik ke Nayla.
"Kamu bilang suka sama aku barusan" Nayla tersenyum lebar ke Kai.
Kai sontak terbatuk-batuk, "Uhuk-uhuk!" Dan Kai buru-buru memalingkan muka.
"Kamu suka padaku. Ayo ulangi lagi, Kai!" Nayla menepuk kembali bahu Kai dan Kai memilih untuk bangkit berdiri dengan cepat sambil berkata, "Kamu salah dengar" Lalu, cowok tampan idaman para gadis itu buru-buru melangkah lebar meninggalkan Nayla.
Bola mata Nayla mengikuti arah perginya Kai dengan senyum lebar dan bergumam lirih, "Dia lucu banget kalau malu-malu meong kayak gitu, Hihihihihi"
Kai keluar dari dalam kelas dan hampir menabrak Mitha.
Mitha langsung mencekal pergelangan tangan Kai lalu menarik Kai untuk mengikutinya ke suatu tempat.
Kai menarik tangannya dengan keras sambil menyemburkan, "Lepaskan tanganku!"
Saat tangan Kai terlepas dari genggamannya, Mitha menoleh ke Kai dan langsung menyemburkan, "Kenapa aku tidak boleh menyentuh kamu, tapi Nayla boleh"
Kai hanya diam membisu di depan Mitha dengan kerutan di kening dan wajah dingin.
"Kamu tahu kalau aku menyukaimu, kan, Kai. Kenapa kamu tega menyentuh cewek lain di depanku dan kamu biarkan Nayla menyentuh kamu. Sedangkan aku........."
Kai langsung berbalik badan lalu melangkah lebar meninggalkan Mitha begitu saja.
"Kai!!!!! Aku belum selesai bicara! Kai!!!!!" Mitha berteriak kencang dengan wajah kesal.
Beberapa jam kemudian, terdengar bel tanda kegiatan belajar dan mengajar di hari itu telah usai, wali kelas IPA 2 kembali masuk untuk memberikan pengumuman, "Hari ini hari Valentine dan ibu tahu kalau kalian pasti akan menghabiskan waktu kalian untuk berkencan atau mengejar gebetan kalian. Untuk itu pihak sekolahan mencarikan acara yang lebih bermanfaat untuk kalian. Nanti jam lima sore kumpul di sini kita akan berangkat ke barak militer untuk latihan kedisiplinan dan fisik karena Minggu depan kalian sudah mulai disibukkan dengan ujian praktek. Bawa baju secukupnya dan tidak boleh bawa camilan karena di barak militer kalian akan diberi makanan sehat. Kita akan ada di barak militer selama tiga hari. Tidak boleh bawa telepon genggam atau mainan elektronik"
Saat ibu wali kelas keluar dari dalam kelas IA 2, semua siswa langsung berdengung melepas kekesalan mereka karena acara kencan mereka sore nanti otomatis gagal total.
Kai diam-diam tersenyum senang saat Delon berbisik ke Kai, "Nayla tidak memberikan cokelat ke aku. Berarti cintaku bertepuk sebelah tangan"
Kai lalu menepuk pelan pundak Delon dan tersenyum.
Saat Kai tiba di parkiran sepeda, dia dikejutkan dengan tepukan tangan di atas pundaknya. Kai berbalik badan dengan cepat dan Nayla langsung berkata dengan senyuman, "Kai, nanti pulang sekolah mampir sebentar ke rumahku, ya. Aku lupa bawa jaket kamu terus dan ........"
Kai berdeham untuk mengusir rasa canggungnya, lalu ia buru-buru berkata, "Pakai saja untuk naik bus nanti dan kamu bisa kembalikan jaketku pas acara pengakraban selesai" Sahut Kai dengan cepat sambil melangkah lebar meninggalkan Nayla menuju ke sepedanya untuk menyembunyikan rona merah di wajahnya.
Kai senang Nayla mengajaknya ke rumah Nayla. Tapi, dia merasa belum siap ke umah Nayla.
Nayla menatap punggung Kai lalu bergumam, "Baiklah. Nanti aku pakai saja jaketnya Kai"
Beberapa jam kemudian, Mitha kembali mendengus kesal saat dia melihat Kai memberikan tempat duduk di samping Kai untuk Nayla.
Nayla tersenyum ke Kai dan sambil duduk di dekat jendela bus dia berkata, "Terima kasih, Kai"
Kai hanya menatap Nayla tanpa ekspresi.
Ah, dia carikan tempat duduk untukku. So sweet banget, sih, dia. Hati Nayla melonjak gembira.
Mitha bergumam di dalam hati sambil mencengkeram lengan bangku yang dia duduki, bahkan Kai pinjamkan jaket yang biasa dia pakai untuk Nayla. Lihat saja nanti, Nayla, aku akan kasih kamu pelajaran karena kamu sudah berani menggoda Kai.
Di tengah perjalanan, Kai menoleh kaget ke samping kirinya saat ia merasakan kepala Nayla ada di atas bahunya. Kai terus menatap wajah cantik Nayla yang tengah tertidur pulas dengan senyum bahagia. Hati Kai terasa hangat dan jantungnya berdegup kencang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Ratna Susanti
so sweet ini 🥰
2024-03-01
0
Ucy (ig. ucynovel)
adegan favorit byk pasangan 😁
2024-02-07
0
Nm@
Meleleh
2024-02-06
1