"Pergilah! Aku yang akan menghadang mereka" Ucap Kai sambil melangkah pelan ke depan dan menyingsingkan lengan jaketnya sampai ke siku.
Nayla melihat celana abu-abu pemuda yang kemarin dia jumpai naik sapi.
Dia anak SMA juga ternyata. Apa dia seumuran denganku? Batin Nayla.
Nayla melihat punggung pemuda itu dan Nayla tidak bisa mengetahui pemuda tampan itu bersekolah di mana karena seragamnya tertutup jaket kain berwarna biru gelap yang dipadukan dengan warna merah darah di lengan jaket itu.
Jaket kain yang keren. Seleranya oke juga meskipun dia aneh karakternya. Batin Nayla.
"Minggir kau! Cewek itu sudah kalah dariku, jadi secara otomatis dia milikku!" Teriak pemuda yang bernama Leo.
"Benar!" Sahut semua anak buahnya Leo secara bersamaan.
Kai refleks menoleh ke belakang saat ia melihat Leo menunjuk ke arah belakangnya. "Kenapa belum pergi, hah! Cepat pergi! Kau mau terlambat dan kena sanksi?!"
Nayla langsung berbalik badan lalu berlari kecil ke sepedanya. Kemudian dengan cepat ia mengayuh sepedanya menuju ke sekolahan.
Setelah melihat cewek berwajah cantik itu pergi, Kai menghadapkan wajahnya ke depan dan menggeram, "Berani benar kalian menghadang cewek tadi, hah?!"
"Memangnya cewek tadi siapanya kamu, haha?!" Teriak Leo tanya takut.
"Cewek tadi cinta pertamaku dan tidak akan aku biarkan siapa pun merebutnya dariku!" Teriak Kai lantang.
"Aku yang duluan bertemu dengannya kalau ingin mendapatkannya, maka kau harus mengalahkan aku dulu" Teriak Leo.
"Oke! Maju kalian semua!" Teriak Kai.
Leo berteriak ke anak buahnya, "Biarkan aku duel dengan cowok tengik ini kalian jangan ikut campur!"
"Baik Bos" Sahut semua anak buahnya Leo secara bersamaan.
Dia berbadan tinggi dan kelihatan kurus. Tapi kenapa lengannya kekar? Apa dia bisa melawan sendiri kelima anak cowok tadi? Apa aku balik saja? Batin Nayla sambil melambatkan kayuhannya.
Tiba-tiba datang seorang anak perempuan yang memakai seragam yang sama dengannya dan mengayuh sepeda mini berwarna hitam. Anak perempuan itu mensejajari laju sepedanya Nayla sambil menoleh ke Nayla dan berkata, "Dua puluh menit lagi gerbang sekolah akan ditutup. Kita harus buruan masuk sekolah"
Nayla menganggukkan kepala dan memilih mempercepat laju sepedanya alih-alih berbalik arah untuk menolong pemuda berjaket biru gelap tadi.
Nayla menstandarkan sepedanya dan langsung berlari kecil menyusul anak perempuan sebayanya.
Anak perempuan itu menoleh ke Nayla dan berkata, "Namaku Ana. Nama kamu?"
"Nayla" Nayla tersenyum ramah.
"Kamu anak baru, ya? Berarti kita bakalan sekelas"
"Wah, benarkah. Senang bisa berkenalan dan sekelas dengan kamu, Ana" Pekik Nayla senang.
"Aku juga sama" Ana tersenyum lebar dibanding depan Nayla.
Setelah masuk ke kelas tanpa terlambat, Ana mengajak Nayla duduk satu bangku dengan dirinya.
Ibu guru wali kelas masuk dan langsung menyuruh Nayla memperkenalkan diri di depan kelas.
"Nama saya Nayla Bagaskara. Saya dipindahkan oleh Ayah saya ke kota kecil nan indah, sejuk, dan nyaman ini karena saya sering keluar malam di ibukota, hehehehehe"
Semua siswa tertawa geli mendengar guyonannya Nayla. Ibu guru wali kelas menghela napas panjang lalu berkata, "Tapi, kamu harus pindah kelas, Nayla"
"Kenapa?" Nayla menoleh kaget ke ibu guru wali kelasnya.
"Karena kamu ikut program akselerasi dan kamu harus pindah kelas ke kelas dua belas. Ke kelas IPA 2. Ayo ibu antarkan ke sana"
Ana menghela napas kecewa saat Nayla mengambil tasnya dan berkata, "Maaf kita tidak jadi sekelas dan sebangku. Tapi, aku akan sering main ke sini"
Ana mengangguk dan tersenyum lebar ke Nayla.
Nayla lalu berjalan pelan di samping ibu wali kelas sambil memeluk tas ranselnya.
Nayla terkejut saat ia melihat cowok yang kemarin naik sapi berdiri dengan posisi menunduk di luar kelas IPA 1.
Kenapa aku ketemu dengan cowok gila itu lagi? Dia ternyata sekolah di sekolahan yang sama denganku. Lalu, kenapa dia berdiri di luar kelas? Apa dia kena sanksi karena terlambat? Batin Nayla.
Kai terkejut melihat Ibu wali kelas adik sepupunya berjalan melintasinya bersama dengan cewek gila yang tadi dia tolong. Cewek yang sudah membuatnya sulit tidur semalam. Cewek yang sudah membuat hatinya berdesir aneh.
Nayla melirik Kai lalu berbisik ke ibu wali kelas untuk bertanya, "Kenapa dia berdiri di depan kelas, Bu?"
Ibu wali kelas langsung berkata ke Nayla, "Dia bernama Kai. Anaknya pintar sebenarnya tapi dia suka bikin ulah dan sering kena sanksi"
"Oh" Sahut Nayla sambil menoleh pelan ke Kai dan saat bola matanya bertubrukan dengan kedua bola mata Kai, Nayla langsung memalingkan muka dan membatin, kenapa aku tersipu?
Dia masuk kelas akselerasi. Dia ternyata gadis yang pintar. Wah, kenapa jantungku malah berdegup kencang, nih. Batin Kai.
Waktu jam pelajaran olahraga, Nayla keluar ke lapangan bersama teman-teman sekelasnya dan dia melirik kelas Kai. Kai sudah tidak berdiri lagi di depan kelas dan Nayla menghela napas lega.
Kalau nanti aku bertemu dengannya aku akan meminta maaf karena gara-gara menolongku dia kena sanksi berdiri di depan kelas. Emm, aku juga akan membelikannya roti dan teh botol dingin untuk berterima kasih padanya karena dia sudah menolongku menghadang preman kampung tadi dan aku tidak telat masuk sekolah. Batin Nayla.
Nayla berlari bersama dengan teman-teman sekelasnya dan dia tidak menyadari kalau dirinya tengah mendapatkan tamu bulanan untuk yang pertama kalinya. Nayla merasa lemas dan pening secara tiba-tiba. Lalu, pandangannya menjadi buram dan bruk! Semuanya gelap.
Kai yang tengah melintasi lapangan setelah keluar dari ruang guru mengambil kertas ulangan harian, langsung berlari ke tengah lapangan dan menyerahkan tumpukan kertas ulangan yang sedari tadi dia dekap ke teman yang berada di dekatnya, lalu Kai berjongkok dan membopong Nayla ke ruang UKS.
Kai menunduk untuk melihat bet nama di atas saku kemeja seragam Nayla. Kai lalu bergumam, "Namanya Nayla. Nama yang bagus"
Nayla membuka mata dengan perlahan dan menoleh ke kanan. Dia mendapati Kai tengah membelakangi dirinya dan cowok itu tengah berbicara dengan dokter jaga UKS, "Cewek, emm, maksud saya, teman saya sakit apa, Dok? Kenapa dia bisa pingsan?"
"Dia datang bulan. Ini pertama kalinya bagi teman kamu. Jadi, wajar kalau dia mendadak lemas lalu pingsan. Kalau teman kamu sudah sadar, kamu suruh dia minum vitamin ini. Aku tinggal dulu!" Dokter jaga UKS bangkit berdiri sambil tersenyum ke Kai.
"Baik, Dok" Sahut Kai.
Sebelum Kai berbalik badan, Nayla menutup kembali kelopak matanya dan membatin, aduh! Aku harus gimana, nih? Kenapa jadi canggung begini? Kenapa aku harus datang bulan dan kenapa harus dia yang menolongku? Sial bener nasibku ini, hiks,hiks, hiks! Apa aku tutup mata terus, ya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Ratna Susanti
keren
2024-02-21
0
Ucy (ig. ucynovel)
aku mampir lg kak, keren 👍
2024-02-02
0
Nm@
Wah, Jaket berwarna biru
2024-01-13
0