Mencari cara menghindar

"Kira, melamun aja."

Shakira hanya tersenyum tipis mendapat sapaan ramah dari Kak Puti, salah satu asisten dokter Charles, sama sepertinya.

"Kopi, kak?"

"Air putih aja."

Dia ngga marah? batinnya sambil mengangkat cangkir kopinya untuk kemudian disesapnya. Kopinya sudah hangat, ngga panas lagi. Memang dia tadi cukup lama menenangkan perasaannya yang bagai dihempas ombak pantai selatan setelah bertemu Sam.

Beruntung tadi dia bisa tetap tenang di hadapan laki laki itu. Menganggap kalo mereka ngga pernah kenal. Meniadakan keberadaannya. Tapi apa seterusnya dia akan bisa begitu setiap kali mereka bertemu?

Tanpa sadar Shakira menghela nafas panjang.

"Tuh, kan, melamun lagi," senyum Kak Puti sambil mengambil gelas dan menuangkan air putih dingin dari dispenser.

Shakira tersenyum lagi. Harinya sangat berantakan karena sudah bertemu Sam.

Tidak cukupkah waktu lima tahun untuk melupakannya beserta kenangan buruk yang menyertainya?

"Gara gara pasien dokter Charles, ya? Biasa itu, mereka memang suka seenaknya. Mentang mentang punya banyak uang, jadi suka seenak hati memperlakukan kita."

Bukan begitu, eh, apa artinya mereka bertiga lega karena sang dokter sudah memilihnya?

Ups, berarti mereka bertiga menumbalkannya? Asem, maki Shakira dalam hati dengan kesal. Padahal tadi dia sudah resah karena takut dianggap mengambil kesempatan emas mereka.

Jadi dia sudah salah paham...

Tapi melihat wajah Kak Puti tampak peihatin menatapnya, membuat Shakira menahan kedongkolannya.

"Ngga... kok, kak. Aku cuma kepikiran pesan mama yang minta aku ijin dua hari,' bohong Shakira. Menurutnya laki laki itu pasti sudah pergi dari rumah sakit ini setelah hari ketiga.

"Mama kamu sakit?" tanya Kak Puti jadi cemas.

"Kurang enak badan gitu, kok."

Tuhan, jangan dengarkan kata kataku barusan, batinnya ketar ketir juga.

Dia terpaksa. Biasanya alasan seperti ini yang paling gampang dikabulkan jika minta ijin.

Karena rumah sakit swasta ini cukup jauh dari rumahnya, Shakira memilih nge kos.

Setiap sabtu sore dia pulang. Dan minggu sore balik kerja lagi. Memang melelahkan, tapi dia senang bisa bertemu keluarganya. Apalagi kalo dia sudah gajian.

"Ya, ngga pa pa kalo gitu."

Yess! Batin Shakira senang. Sore ini dia akan pulang saat pergantian shift. Leganya ngga akan ketemu lagi dengan Sam.

Sebisanya akan dia hindari. Bertemu lagi dengan Sam ngga baik untuk kesehatan hati dan perasaannya.

Shakira pun sudah menghilang dari radar.teman teman seangkatannya.

Semua.itu karena Sam.

Banyak yang menjulidnya karena pernah jadi pacar Sam. Bahkan teman kelompoknya sendiri, bukan menghiburnya ketika dia patah hati. Malah mensyukurinya.

Flashback on

"Serius kamu pernah jadi pacar Sam?" decak Dinta sinis.

Mantan teman SMAnya yang cukup dekat dulu.mendatanginya saat liburan semester.

"Kepo."

"Aku kaget dengarnya. Aku khawatir sama kamu karema harus bergabung dengan kelompok jetset itu," jelas Dinta dengan raut ngga terbaca.

Ya, dia sempat ada di sana, bersama teman teman satu circle Sam yang WAH.

"Mereka ngga nge hina kanu? Jangan tersinggung, kita beda jauh dengan mereka."

"Nggak. Mereka baik semua," bela Shakira rada kesal. Bukannya dia ngga tau kalo Dinta pun senang jika bisa diajak kaum jetset itu kemana mana.

Dulu Dinta pernah beberapa minggu ngga gabung dengan kelompok mereka--dia sendiri, Ningrum, Lena dan Tika. Walau akhirnya dia mencak mencak karena ngga diikutkan lagi pada kegiatan kelompok barunya.

'Syukurlah kalo begitu. Aku juga senang kamu ngga pacaran lagi sana Sam. Sam memang tampan dan kaya banget. Tapi dia sombong. Buktinya kamu dicampakkan gitu aja," cerocos Dinta tanpa tau kalo kata katanya membuat hati Shakira tersinggung.

Dari dulu sampai sekarang kalo ngomong ngga pernah difilter dan suka nyari ribut. Untung Shakira lebih sabar dari teman temannya yang lain, yang bakal membalas kata kata Dinta dengan lebih pedas lagi. Hingga akan terjadi keributan kecil.

Walau setelahnya mereka akan tetap barengan lagi.

"Apa karena naksir Sam kamu sampai pindah tempat kuliah. Sayang loh, Kir. Sekarang kamu malah milih diploma," cecar Dinta lagi.

"Nggak. Aku lebih suka jadi perawat," bantahnya. Ngga sepenuhnya benar. Tapi dia ngga mungkin mengaku terus terang. Bisa tambah diinjak injak dia nanti dengan Dinta.

"Oooh.... Ya, ya. Kalo aku sakit nanti rawat aku ya, suster," senyum Dinta nampak tulus.

Shakira tertawa lepas.. Setelah mereka lulus kuliah, mereka ngga pernah ketemu lagi. Juga teman kelompoknya yang lain. Dia pun sudah langsung diterima kerja karena rekomendasi kampusnya.

Yang dia dengar teman temannya sedang berjuang mencari pekerjaan. Dan setelahnya hanya sekali dua kali mereka bertemu sambil menunjukkan keberhasilan mereka yang sudah mendapatkan pekerjaan yang cukup mentereng.

End.

Teman teman jetset Sam baik baik semua dengannya. Kecuali satu, si Dean.

Shakira ngga nyangka sedekat itu hubungan pertemanan Sam dan Dean.

Dulu Dean pernah menyatakan suka padanya, saat awal awal mereka masuk SMA di kelas yang sama. Tapi sudah Shakira tolak.

Setelahnya Dean menjadi sosok yang menyebalkan. Tas sekolahnya selalu dalam keadaan terbuka kalo ditinggal ke kantin. Buku buku tulisnya yang masih kosong selalu dicoret coret.

Beberapa kali Shakira terpaksa ngga jajan demi membeli buku baru. Walaupun anak tunggal, orang tuanya hanya bekerja sebagai buruh pabrik saja yang ngga bisa memanjakannya dengan banyak uang.

Dia pun bisa masuk SMA ini karena keenceran otaknya. Ngga dapat beasiswa, tapi mendapat keringanan biaya dari pihak sekolah.

Karenanya dia suka sedih melihat buku bukunya yang sudah tersampul rapi jadi rusak. Dan Dean dengan bangganya selalu mengejek tas yang dipakenya, walau baru, tapi merek pasar.

Laki laki itu selalu menganggunya.

Untung cuma kelas satu saja mereka sekelas. Kelas dua dan tiga sudah ngga pernah lagi

Tapi tingkahnya kalo bertemu Shakira selalu meremehkan dan menjatuhkan mentalnya. Kadang sengaja mengetawainya saat dia lewat bersama teman temannya. Memberinya julukan si miskin ngga tau diri, julukan yang sesuai kenyataan, tapi sangat menyakitkan, bahkan ngga bisa dilupakan sampai sekarang.

Apa salahnya menolak jadi pacarnya. Biarpun ganteng dan kaya tapi Shakira ngga minat. Selalu bolos dan membuat onar di sekolah, gimana nanti masa depannya. Shakira ngga bisa membayangkannya. Apalagi bagi dirinya yang dituntut untuk memperbaiki kehidupannya kelak menjadi lebih baik.

Walaupun Dean ngga akan terlalu menggubris hidupnya akan jadi apa di masa mendatang. Dengan kekayaan orang tuanya, sekolah hanya formalitas saja baginya. Dia bisa jadi apa saja, hidup mewah dan selalu tetap bisa menindas orang semaunya.

Terpopuler

Comments

Deandra Putri

Deandra Putri

aku dukung suster shakira klo mau suntik mati mereka satu per satu... muuhehehe...

2024-06-29

0

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

keren nih Shakira

2024-02-17

1

Bunda'nya Alfaro Dan Alfira

Bunda'nya Alfaro Dan Alfira

lanjut

2024-01-04

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!