Saat jam pulang sekolah berbunyi, semua murid mulai memenuhi lorong dan juga parkiran. Mereka cukup antusias untuk segera pulang, lalu tidur di rumah.
Venna yang berjalan sambil bercanda riau bersama kedua sahabatnya langsung berhenti saat ada siswa yang memperhatikannya. Laura dan Tania sempat bingung karena Venna menghentikan langkahnya.
"Kenapa Ven?" tanya Laura yang mengikuti arah pandang Venna, namun tidak ada siapapun di sana.
"Owh gak papa. Udah lanjut jalan yuk," jawab Venna sedikit gugup. Saat kembali berjalan, Venna kembali menatap ke arah pojok tepat lorong menuju ke arah perpustakaan. Siswa itu kembali berdiri di sana sambil tersenyum ke arah Venna.
"Sakit tuh orang," gumam Venna pelan yang setelah itu tidak menghiraukan siswa itu lagi. Baru kali ini hidup Venna terasa buruk saat Vincent muncul di hadapannya. Cowok yang secara terang-terangan mengatakan bahwa dirinya adalah Victoria yang mengubah identitas.
Saat memikirkan hal tersebut, Venna kembali berpikir apakah itu benar? Dia harus bertanya pada keluarganya saat ini karena bagaimanapun dia juga masih belum ingat apapun akibat kecelakaan satu tahun lalu.
Venna sempat mengalami kecelakaan mobil hingga koma selama tiga bulan, setelah sadar gadis itu malah lupa akan segalanya termasuk masa lalunya sendiri. Tapi, nama Vincent memang seperti tidak asing dari benaknya, dia seolah memang sangat kenal dekat dengan nama itu.
"Ven, kakak lu buat gua boleh gak?" tanya Tania yang membubarkan lamunan Venna, dia mengetuk kepala sahabatnya karena mengucapkan hal tersebut.
"Kakak gua udah punya cewe, lagian ogah banget gua punya ipar cap kadal kayak lu," jawab Venna sengit pada Tania yang saat ini tersenyum manis menatap kakanya Venna.
Melihat itu membuat Venna melirik sinis Tania, dia melempar buku ke arah wajah cewek itu sampai dirinya meringis kesakitan.
"Mamam tuh buku," celetuk Venna yang setelah itu berlari ke arah kakanya.
"Jail banget sih, kasihan tuh temen kamu," ucap Arkan yang menjawil hidung Venna gemas.
"Ya lagian dia genit banget sama kak Arkan," jawab Venna yang menatap tajam ke arah Tania.
Setelah beberapa saat akhirnya Venna berpamitan kepada kedua temannya untuk pulang, mereka memang jarang pulang bersama karena Venna selalu saja di jemput oleh Arkan. Jika bisa di bilang, Venna itu layaknya tuan putri yang selalu di manja. Bahkan, kedua sahabatnya sebenarnya iri pada kehidupan Venna yang sekali ucap langsung terkabul.
Selain itu, dia sangat di ratukan oleh Arkan, menjadi putri kesayangan daddy nya dan menjadi putri kecil mommy nya. Suatu nikmat yang tidak semua orang punya. Selain hal itu, Venna juga merupakan cewek yang cantik, tidak jarang dia mendapatkan bingkisan dari siswa-siswa di sekolah, saat di luar pun juga Venna cukup menarik perhatian banyak orang. Namun, sampai saat ini gadis itu jomblo, jika di tanya mengapa? Maka Venna akan menjawab 'ribet,' yah begitulah seorang putri Venna.
Di dalam mobil Venna terlihat memperhatikan jalanan sambil teringat dengan ucapan Vincent yang mengatakan bahwa dia masih ingat dengan janji kita, Venna terus berpikir janji yang mana? Dia tidak mau jika sampai janji itu tidak terpenuhi karena walaupun kejam, gadis itu adalah tipe orang yang tidak suka mengingkari janji.
Vincent lumayan tampan lah untuk ukuran Venna dan Venna pun mengakui itu, jika dia ingin mengejar seseorang maka orang yang pantas itu adalah Vincent, tapi seperti kata di awal bahwa dia tidak mau ribet dengan suatu ikatan. Venna juga bukan anak penikmat harta orang tua, dia memiliki cita-cita yang menurutnya harus dia wujudkan. Walaupun terkenal sebagai ratu bully, tidak di pungkiri bahwa nilai gadis itu cukup baik bahkan dia pernah menduduki peringkat pertama sebelum akhirnya kembali menjadi peringkat kedua. Dia memang menjadi langganan sebagai peringkat kedua di kelasnya karena yang pertama adalah si Albian. Sang ketua basket yang merupakan kekasih dari gadis playgril si Tania.
Ntah pelet apa yang di pakai gadis itu hingga membuat Albian menjadi sangat lengket dengan nya, jika di bandingkan maka tingkat mereka cukup beda jauh. Albian si langganan peringkat satu, ketua basket, cowok tampan yang sangat di idam-idamkan oleh siswi sekolah dan juga jangan lupakan bahwa cowok itu merupakan anggota osis, Sedangkan Tania, gadis itu hanya suka memelihara buaya, langganan ruang BK, suka bolos, bahkan rangkingnya pun urutan ketiga dari belakang. Sangat beda jauh kan? Tapi walaupun begitu dia juga cukup beruntung dalam hal pasangan karena bertemu dengan Albian yang sangat mencintainya.
Jika kalian bertanya bagaimana dengan Laura? Yah sulit untuk mendeskripsikan gadis satu itu karena dia merupakan sosok yang misterius, bahkan kedua sahabatnya saja tidak tahu apakah gadis itu memiliki pasangan atau tidak. Untuk masalah keluarga, yang Venna tau yaitu dia merupakan anak dari ketua grup perusahaan MP yang saat ini sedang berkembang pesat. Bahkan orang tua Laura dan Venna juga merupakan rekan kerja yang saling bekerjasama, dari situlah Venna mengetahui tentang keluarga gadis itu.
Laura merupakan orang yang cukup tertutup dan rendah hati, walaupun dia juga terlihat kejam saat di sekolah tapi tidak bisa di pungkiri bahwa gadis itu merupakan gadis baik hati yang selalu membantu orang yang membutuhkan.
Bahkan setiap hari Jum'at dia selalu berbagi pada orang-orang di jalan dan juga memberi bantuan kepada panti asuhan. Venna juga tau itu dari daddy nya yang sempat membantu saat Laura akan berangkat.
Yah begitulah kehidupan ketiga anak yang terkenal sebagai ratu bully itu. Di balik kejahatan seseorang pasti dia juga memiliki rasa manusiawi dan di setiap kebahagiaan seseorang tidak ada yang tahu apa saja yang mereka lalui. Jika kalian pikir hidup mereka sangat menyenangkan maka kalian salah. Mereka memang hidup di rumah mewah, namun rumah itu selalu sepi. Tidak ada yang menyakitkan dari itu. Di saat keluarga lain bisa berkumpul setiap saat, tapi keluarga mereka belum tentu bisa.
Tidak jarang jikalau mereka pulang hingga larut malam hanya untuk mencari hiburan, dari pada di rumah hanya sendiri, bosan, jenuh yang mereka rasakan. Tapi berbeda saat sudah di luar, mereka banyak menghabiskan waktu bersama teman, bercanda, tertawa dan melupakan masalah.
Venna memang memiliki seorang kakak, namun seperti cowok kebanyakan, dia sering pergi ke club malam bersama temannya dan juga pasangannya. Ntah apa yang mereka lakukan karena setiap kali Venna ingin ikut, Arkan selalu saja melarangnya. Cowok itu lebih memilih menyuruh Venna untuk keluar bersama sahabatnya dari pada pergi bersamanya. Tidak jarang pula Arkan membatalkan pergi ke club hanya untuk membawa Venna keluar jalan-jalan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments