Meminta Pekerjaan

"jadi intinya aku mau terima tawaran kamu yang dulu. Apakah masih berlaku?" tanya Lia.

Ya, dulu sebelum Lia menikah Santi pernah menawarinya bekerja sebagai pemandu lagu. Karena melihat postur tubuh Lia yang lumayan oke dan juga suara Lia yang bagus. Tetapi saat itu Lia masih mempunyai pekerjaan dan akan segera menikah jadi dia menolak tawaran Santi.

"tawaran yang mana?" tanya Santi, karena dia memang lupa tawaran apa yang pernah dia berikan kepada Lia.

"jadi pemandu lagu. Karena jujur saja aku butuh pekerjaan San setelah kepergian Mas Andra. Aku harus melanjutkan hidupku." tutur Lia.

Santi bergeming, karena dia memang sudah mengingat tawarannya yang pernah dia sampaikan kepada Lia. Tetapi Santi tidak bisa berjanji untuk saat ini apakah masih bisa, karena memang tidak ada lowongan di tempat kerjanya.

Sedangkan untuk menolak permintaan Lia pun Santi merasa tidak enak hati. Karena Santi juga merasa kasihan dengan kehidupan Lia sekarang yang sudah ditinggal sang suami tentu saja Lia harus tetap melanjutkan hidupnya.

"aku gak bisa janji soal diterimanya kamu bekerja, tapi aku janji deh bakal tetap aku tanyakan ke mami. Kalau memang ada pasti kamu bakal diterima." ucap Santi.

Lia menatap Santi dengan sendu, tapi memang benar apa yang dikatakan Santi. Santi harus meminta ijin terlebih dahulu kepada Bos nya karena tidak bisa dengan sesuka hati membawa Lia masuk untuk bekerja.

"iya gak apa-apa aku bisa ngerti kog." jawab Lia sambil menggenggam tangan Santi yang berada di atas meja dengan tersenyum.

Akhirnya mereka pun mengobrol menghabiskan waktu, dan setelah itu keduanya berpamitan untuk kembali pulang karena waktu sudah hampir malam sedangkan Santi akan bekerja. Dan Santi berjanji akan menghubungi Lia jika memang pekerjaan itu ada untuk Lia.

***

Malam harinya, Santi sudah sampai di tempat karaoke dimana dia mencari nafkah disana dengan menjadi pemandu lagu.

Santi terkenal orang yang ramah sehingga banyak yang senang berteman dengannya. Apalagi dirinya menjadi senior bagi teman-temannya dan Santi pun tidak menganggap dirinya senior sehingga tidak ada suasana kerja yang toxic seperti kebanyakan saat ini dimana senioritas lebih berkuasa.

"hai Siska uda cantik aja nih." sapa Santi begitu masuk diruangan dimana semua pekerja pemandu lagu bersiap-siap.

Siska yang disapa saat itu sedang menebali make-up nya agar terlihat lebih menarik karena memang tuntutan pekerjaannya harus seperti itu. Siska pun menanggapi sapaan Santi dengan tersenyum sumringah.

"mami dimana ya Sis? Kamu tahu gak?" tanya Santi begitu duduk disamping Siska.

"tadi sih ada diruangannya Mbak, coba deh kesana." jawab Siska sambil melirik Santi disampingnya melalui pantulan cermin didepannya karena Siska masih fokus dengan make-up nya. Santi pun menoleh ke arah ruangan mami yang pintunya masih tertutup.

"memangnya ada perlu apa Mbak? Penting banget kayaknya?" tanya Siska.

"ah gak apa-apa cuma ada perlu sedikit aja." jawab Santi dengan tersenyum. Siska pun hanya mengangguk memahami, karena setiap orang pasti memiliki privasi sendiri-sendiri sehingga Siska tidak ingin terlalu ikut campur jika memang Santi tidak ingin bercerita kepadanya.

Santi memang belum mau jujur karena belum tentu juga mami akan menerima Lia. Meskipun mami terkenal sebagai mami yang baik tetapi tentu saja memiliki kriteria tersendiri untuk bisa menjadi anaknya di tempat karaoke yang dia pimpin. Dan Santi pun belum bisa menjamin apakah Lia bisa diterima oleh mami.

"ya uda aku ke ruangan mami dulu ya." ucap Santi sambil berdiri dan akan berjalan menuju ruangan mami.

"iya Mbak." jawab Siska.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!