lonely soul
⊱ ────── {.⋅ ♫ ⋅.} ───── ⊰
- 5 Minggu kemudian. 21:00 -
Morana
“Ayah.. Bunda.., Mora kangen..”
Dapat Morana lihat ketika masuk kedalam rumah, tidak ada satupun poto dirinya yang terpajang dan diabadikan, sejak dulu Morana tidak pernah ikut berpoto, jadi tidak heran jika semua orang tidak tahu bahwa Morana adalah anak keluarga Gaharuna.
Lagi lagi jantungnya berdenyut nyeri ketika mengingat bagaimana perlakuan keluarganya terhadapnya, sangat berbanding balik dengan perlakuan kepada Moza.
Morana
“Mora bukan anak yang ayah dan bunda inginkan.. harus sadar..”
*Menatap sendu figura besar yang diduga adalah poto keluarga diantaranya adalah Moza, Morgan, dan Dania*
Morana
“Sebenci itu Ayah sama bunda, sampai setiap ada tamu, ayah sama bunda Klaim aku anak pembantu.”
Mora berjalan kearah kamar orang tuanya, ia ingin melihat wajah wajah yang ia rindukan itu.
Morana
“Ayah kenapa kok sekarang kurus?”
Morana
“Bunda juga.., Mora kangen sama Bunda.”
Morana
“Kenapa Bunda, Ayah, kenapa kalian benci Mora? Mora salah apa? Mora anak nakal ya?”
Morana
“Mora nakal banget ya? sampai Ayah sama Bunda benci Mora?”
Dengan suara yang bergetar, ia menangis. menangis sejadi jadinya, menangis yang hanya diketahui oleh dirinya sendiri.
Ia sekarang dapat merasakan bagaimana rasanya menjadi Arwah penasaran.
Menjadi sosok jiwa yang penuh penyesalan.
Morana
“Ayah juga seneng kan? Ayah gak akan lihat anak yang paling ayah benci ini? anak yang pembawa sial ini?”
Morana
“Bunda.. Bunda juga.. Bunda seneng kan gaada anak yang bising-bising lagi? Bunda seneng kan sekarang Moza sehat?”
Morana
“Ayah, Bunda. aku gak baik baik aja. semuanya cuman sayang sama Moza, Mora gak pernah, Bun, Yah. Mora gak pernah dapet kasih sayang dari siapapun.”
Morana
“Mora selalu sendirian, Ayah, Bunda.”
Morana
“Bahkan kematian pun nggak bikin Mora tenang. tolong, tolong biarin Mora tenang.. Mora gak mau punya penyesalan apapun, Ayah.”
Mora menangis lagi, matanya memerah sembab akibat terlalu lama menangis.
Siapa yang akan mendengar keluhannya? siapa yang akan mendengar jeritan dan tangisannya?
Kepada siapa ia harus bercerita?
Morana
“Ayah, mulai sekarang ayah jangan marah marah ya. sekarang kan Mora udah gaada, gaada lagi sumber yang bikin ayah marah.”
*Tertawa*
Morana
“Bunda, sehat sehat terus ya. meskipun aku agak kecewa sama bunda karena bunda gak pernah mau masakin aku makanan kesukaanku. sementara Moza, selalu dapat apapun yang dia inginkan.”
*Lagi lagi tertawa*
Morana
“Maaf bunda, Ayah.. kalo Mora banyak ngeluhnya.”
Mora pun keluar, kini ia pergi ke tempat Moza, kamar Moza adalah kamar yang sangat Mora inginkan, Mora ingin kamar luas dan terang seperti milik Moza.
Namun yang Mora dapatkan hanyalah kamar sempit, lembab dan Gelap layaknya sebuah gudang.
Disana juga tempat Mora selalu dipukul dan ditampar, tempat yang selalu menjadi titik pelampiasan Ayahnya.
Mora memegang pintu kamar Moza, lalu tersenyum sendu.
Morana
“Hai kak Moza, kakak lahir lebih dulu daripada aku, aku anak terakhir yang bikin bunda gak bisa lagi hamil gara gara lahirnya aku kedunia.”
Morana
“Moza, gimana rasanya hidup bagaikan Princess?”
Morana
“Moza.. Aku pengen ngerasain juga, aku mau ngerasain rasanya jadi kamu..“
*Ucapannya perlahan melirih*
Morana
“Di Treat seperti Ratu.. bahkan satu satunya semangat hidupku, Jayyan, lebih suka kamu dibanding aku.”
Morana
“Aku gak punya teman, gak punya siapapun yang bisa dengerin keluhan aku selain buku diary-ku.”
Morana
“Bahkan kamu punya nama panjang Za, sementara aku? Aku gak pernah dapet nama panjang. kenapa nama aku gak ada Gaharuna-nya? aku juga kan keluarga ini.. iyakan?”
Morana
“Apa yang salah dari aku sebenarnya, Za. kenapa aku terlahir seperti ini?”
Morana
“Za, kamu pasti gak pernah ngerasain cambuk nya Ayah ya? kamu gak pernah ngerasain rasanya dipukul pakai Tongkat balok kesayangan ayah?”
Morana
“Za, jangan buat kesalahan ya.. tapi kamu berbuat salah pun pasti Ayah gaakan marah, kamu anak kesayangan ayah.”
Morana
“Moza, Jaga jantung dan Ginjal ku baik baik ya. aku titip hal yang berharga itu. semoga kamu sehat sehat terus, Mozallea Gaharuna.”
*Keluar dari kamar*
Dan sekarang tempat yang ia tuju adalah kamar miliknya, kamar yang menjadi saksi ia hidup selama 17 tahun, tempat yang menjadi perlindungan bagi dirinya sendiri.
Morana
“Meskipun tempatnya gak seluas milik Moza, tapi aku nyaman sama tempat ini. walaupun kalo hujan pasti atapnya bocor..”
*senyum*
Morana
*Menelusuri Meja belajar*
Morana
“Aku lupa kalo aku pernah buat surat.. Pasti sampai kapanpun surat surat itu gak akan tersampaikan.. aku harus minta tolong ke siapa?”
*Menaruh kembali*
Morana
“Aku bakalan kangen sama tempat ini.”
*seusai mengatakan itu, Mora pun pergi*
Morana
“Jayyan.. Aku kembali..”
*senyum, dan lalu duduk dipinggir ranjangnya*
Morana
“Jayyan, mata kamu sembab.. kenapa?”
*Membelai*
Morana
“Jayyan, boleh aku masuk kedalam mimpi kamu?”
Morana
“Maafkan aku kalo lancang, Jay.."
Morana pun kemudian mulai masuk kedalam alam bawah sadar Jayyan, sesaat memasukinya, cahaya terang begitu menusuk indra penglihatan nya, dan disana pula ia dapat melihat seseorang yang amat sangat ia rindukan.
Morana
Jayyan.. aku kangen kamu, aku jadi hantu sekarang. aku kesepian banget.
Morana
Jayyan, kamu baik baik aja kan selama ini? hubungan kamu sama Moza, baik baik aja?
*Senyum kecil*
Morana
*Senyum sendu kemudian mengangguk*
Morana
Maaf.. harusnya aku jangan muncul, ya.
Jayyan
Lo buat hidup gue berantakan, Mor.
Jayyan
Lo buat hidup gue kacau, Lo buat gue gak kuat menjalani hari hari gue.
*Matanya memerah*
Morana
Maafin aku, karena dulu buat kamu risih dengan keberadaanku, ya?
Jayyan
Rasa bersalah ini terus menggerogoti gue Mor, gue harus gimana??
Jayyan
Rasa bersalah ini bikin hidup gue kacau selama 3 Minggu belakangan ini
Jayyan
*Menatap netra Mora perlahan*
Jayyan
Gue kangen Lo, Mor.
Jayyan
Gue kangen mor! Gue kangen Lo!
Pekikan morana membuat Jayyan seakan akan tersadar dari alam bawah sadarnya.
Membuat Jayyan mengusap wajah nya dengan frustasi.
Jayyan
Wajah itu, wajah yang selalu gue tangisin.. Karena mengingatkan kebodohan gue..
⊱ ────── {.⋅ ♫ ⋅.} ───── ⊰
CECE
Kalian punya penyesalan?
CECE
Penyesalan apa yang buat hidup kamu gak tenang? Share ya di kolom komentar :D
Comments