feeling lost?
⊱ ────── {.⋅ ♫ ⋅.} ───── ⊰
Kematian, satu kata yang akan kita semua alami, tapi bagaimana jika kematianmu tidak membuatmu tenang, bahkan masih banyak penyesalan penyesalan yang kamu tinggalkan sewaktu di Dunia?
Jayyanaka, seorang pria yang baru saja kehilangan seorang kekasihnya, Morana. gadis yang dikenal sangat baik hati, ramah dan terkenal sabar.
Awalnya ia biasa saja kehilangan gadis itu, malahan jayyan senang, karena tidak akan ada lagi yang akan mengganggunya.
Sewaktu Morana masih hidup, gadis itu selalu disia siakan, dan tidak dianggap keberadaannya. Bahkan orang tuanya sendiri pun menyembunyikan kelahirannya, dan setiap kali orang orang bertanya, mereka akan menjawab bahwa Morana adalah anak dari pembantu nya.
Padahal, orang orang mengenal gadis itu sebagai gadis yang ceria, baik hati, dan ramah kepada siapapun.
Tidak pernah marah, bahkan kesal sedikitpun ketika seseorang bertindak semena mena kepadanya.
Dzakaria
Jay, turut berdukacita ya. gue nggak nyangka Morana pergi secepat ini.
Dzakaria
But, kenapa muka lo gak ada sedih-sedihnya nya, Bro? kenapa ekspresi lo seakan akan nggak merasa kehilangan sesuatu?
Jayyan
Karena gue gak ngerasa kehilangan apapun. jujur Dzak, gue gak terlalu larut dalam kesedihan waktu Morana dinyatakan meninggal, malahan gue cuman kaget dikit.
Jayyan
Mungkin sekarang akan tenang hidup gue, gara gara gak ada yang gangguin gue dan Moza.
Juan
Bang, lo sadar gak sih ucapan lo kayak orang yang gak punya hati?
Juan
Baru sehari lo ditinggalin sama Mora, lo udah kayak gini?
Jayyan
Ya terus? gue harus ngapain?
Juan
Seenggaknya lo merenung, Bang.
Juan
Kasian Mora, lo inget inget dulu lo punya salah ga sama dia
Juan
Minta maaf sana bang!
Tiba tiba ingatan Jay tentang Mora melintas dibenaknya bagaimana dulu ia pernah membuang bekal yang Mora buat, ia pernah membanting makanan yang dibuat Mora, dan ia pernah menampar Mora hanya karena kesalahan yang tidak seberapa.
Jayyan
*Mengusap wajahnya*
Jayyan
Sial, ngapain gue harus nginget-nginget orang yang udah mati.
Juan
Bang! keterlaluan lo!
Ricky
Udah lah, Bang. Emosi bang Jayyan kayaknya lagi gak stabil.
Dzakaria
Gue gak expect dia ngomong gitu, sebenci itu dia sama pacar nya sendiri.
Dzakaria
Omong-omong soal kesalahan, gue jadi ngerasa bersalah gara gara dulu gue pernah ikut ngata ngatain Mora pake kata kata yang nyakitin
Sehan
Diinget-Inget sebenarnya Mora tuh salah apa ya? gue gak ngerti dia dibenci si Jayyan.
Morana
*Terdiam*
“Jay, kamu seneng ya aku pergi? seneng ya karena pengganggu ini udah gaada?”
Sebenarnya Morana dari awal sudah berada disamping Jay, Morana belum sepenuhnya pergi, entah apa yang terjadi, Ia pun tidak mengerti.
Apa karena Ia punya sebuah penyesalan?
Tapi penyesalan apa? Mora tidak tahu apapun, ia hanya ingin meninggal dengn tenang.
Morana
“Jayyan.. aku senang karena masih bisa liat kamu, meskipun aku udah meninggal.”
Morana
*Wajahnya sendu, ia menahan air matanya agar tidak keluar. Kemudian ia pun pergi dengan perasaan yang amat luar biasa sakit.*
Seusai gadis itu pergi, Pemuda itu menghela nafasnya menatap jiwa gadis yang baru saja meninggal kemarin itu dengan tatapan yang datar.
unknown
(Bahkan lo udah mati pun masih sesayang itu sama Jayyan, Mor.)
2 Minggu Kemudian setelah kematian Morana. membuat beberapa orang merasa kehilangan.
Jujur, sebagian orang rindu dengan perhatian perhatian kecil dari Morana, Morana yang selalu bersikap baik. bahkan setiap harinya Mora tidak pernah absen membagikan pernah kepada teman sekelasnya/orang yang ia temui.
Saat ini Jay baru saja pulang sekolah dan merebahkan dirinya, ia merasa sedikit penat dengan kegiatan sekolah yang semakin hari semakin membuat dirinya malas.
Morana
“Jay, kamu pasti sekarang seneng ya karena Mora yang gak berguna itu udah gaada? selamat ya Jay.. aku ikut seneng, biarin aku disini sendirian, asal bisa melihat kamu sehat, aku bahagia.”
Morana
“Bahagialah dengan pilihan kamu, Jay. aku yakin Moza yang terbaik.”
Morana
“Dan Moza.. pasti sekarang Moza udah enggak sakit sakitan lagi ya?”
Morana
“aku ikut bahagia. meskipun aku harus berkorban, Za.”
*Suaranya bergetar hebat, dan air matanya pun luruh*
Morana
*Tidak tahan melihat wajah Jay, akhirnya Mora pergi dari sana. Ia berniat pergi ke tempat keluarganya*
Jayyan yang saat itu tengah membuka RoomChat Handphone nya, seketika terdiam ketika melihat beberapa poto dan pesan dari Morana yang tidak sempat ia hapus. dengan tangan yang sedikit Ragu, ia membuka RoomChat itu.
Itu Pesan chat dari tanggal 04 November, sewaktu mereka pergi ke mall.
Jay meringis melihat Nama kontak Morana yang ia tulis dengan nama 'Pengganggu' alasan karena terlalu kesal karena Mora selalu memberi pesan yang tidak berguna.
Jayyan
Lo emang pengganggu, Ra.
Saat itu, karena terlalu kesal kepada Mora, ia sampai mengatakan hal yang menyakitkan kepada Mora, tapi gadis itu tidak pernah marah.
Jayyan
Haha.. Lo emang pantes Ra, Lo selalu ganggu gue.
Saat itu Mora sedang berlibur akhir semester ke laut, pergi kerumah neneknya, berakhir tidak bertemu Selama 1 Minggu.
Jayyan
Lo tau gue jahat mor, kenapa Lo masih bertahan?
Pesan pada tanggal 17 November, sewaktu Jayyan ada pertandingan Basket melawan sekolah lain. Mora mengirim Lunch box, meskipun pada akhirnya makanan itu pun hancur dan berakhir ditempat sampah.
Jayyan tertawa kecil melihat Poto itu, tapi seketika ia menelan Salivanya ketika membaca pesan percakapannya.
Jayyan
Saat nya itu sekarang ya, Mor?
Pesan pada tanggal 23 November, saat itu Jayyan salah mengirim Bunga, niatnya itu diberikan kepada Moza, namun Mora yang menerima Paket itu, ia kira bunga itu dari Jay untuknya.
Namun sampai saat ini Mora tidak pernah tahu bahwa bunga itu dari Jay untuk Moza.
Jayyan
Hahaha.. Itu buat Moza, Ra. Bukan buat anak pembantu..
*Tertawa pedih*
Tidak disangka air matanya turun begitu saja membaca pesan chat dari gadis itu.
Pesan pada tanggal 28 November
Jayyan tidak Ingat jika Mora pernah mengirim Poto dirinya, ia rela membayar uang hanya untuk meminta Potonya?
Sial, Jayyan menangis lagi membaca pesan pesan dari Mora.
Jayyan
Lo tau Ra, sejahat apa gue? iya gue jahat banget Ra, asal Lo tau gue waktu itu senyum karena gue liat Moza lagi latihan Cheerleader.
30 November. Saat itu Mora sedang bersama temannya, temannya memotret Mora, kemudian Mora mengirim Poto itu kepada Jayyan.
Mora sangat berharap mendapat Feedback yang membuat dirinya senang. Tapi lagi lagi membuat dirinya sedikit kecewa
Jayyan
Lo jelek Ra, Lo jelek banget Bareface atau pun Make up.
Jayyan
*Air matanya semakin deras*
Tanggal 04 Desember, saat itu hari ulang tahun Mora dan Moza. Niat hati Jay ingin mengajak Moza pergi dan merayakan hari jadi nya, namun Moza saat itu pergi bersama keluarganya merayakannya tanpa Mora. And berakhir lah Mora yang ia ajak. Jujur ia sangat terpaksa.
Jayyan menangis lagi, ia terisak ketika membaca pesan itu, rasanya sakit hati membaca pesan yang ia tulis sendiri.
Bagaimana dengan Mora, apa ia lebih terluka?
Dan lalu selanjutnya adalah pesan terakhir Mora, Pada tanggal 08 Desember. Tepat saat itu Moza dan kondisinya yang parah, dan Mora pun mendonorkan jantung dan ginjalnya.
Kata Morgan, Ayah Mora dan Moza. Mora adalah anak pembawa sial, semua kesialan keluarganya itu semua disebabkan oleh kelahiran Morana.
Maka dari itu terciptalah nama "Mora" yang berarti Kutukan/Kesialan. Sementara "Moza" adalah Keberuntungan/kebahagiaan.
Jay tertawa pedih membaca pesan terakhir dari Mora. Sepertinya memang sudah Firasat bahwa dirinya akan pergi, jadilah ia mengatakan selamat tinggal kepada Jayyan.
Jayyan
Haha.. Gue tolol banget kan, Ra? Gue Brengsek? Gue cowo gak punya hati?
Jayyan
Gue sebajingan itu Ra.
Jayyan
*Menangis tersedu sedu*
Jayyan
Maafin gue.. jujur Ra, gue kangen bekal dari Lo, gue kangen nasi goreng Lo, gue kangen Lo yang selalu nyamperin gue saat main basket, Ra.
Jayyan
Gue kangen pap dan pesan dari Lo.
Jayyan
Maafin gue yang brengsek ini, Morana.
⊱ ────── {.⋅ ♫ ⋅.} ───── ⊰
Comments