#04 Kota Solo dan Pertemuan Pertama

Jarak Kabupaten Sukoharjo menuju Solo memang tidak begitu jauh. Jika aku yang menyetir kurang lebih dapat aku tempuh 1,5 Jam perjalanan. Itupun dengan santai saja tanpa ngebut atau bahkan ugal-ugalan seperi yang diingatkan kak Usa.

Aku mendapati sebuah alamat yang sudah dikonfirmasi bagian admin pabrik, tentu alamat biru adalah alamat pelanggan baru yang memang sudah beberapa waktu akan bertemu sambil memastikan harga dan pelunasan. Yang aku dengar pelanggan baru ini adalah rekan Pak Purnama, seorang pensiunan Polisi. Beliau ingin membukan toko Baju untuk anaknya. Kebetulan juga dia habis dapat kompensasi dari pensiunan.

Hari ini aku sudah sampai di salah satu kompleks perumahan, bergegas aku menuju alamat rumah yang sudah aku maps.

Aku mengetuk pintu sembari mengabarkan bahwa aku telah sampai tepat di depan rumah.

"Mbak Ara, silahkan masuk" ujar seorang perempuan cantik saat membukakan pintu rumah ini

"Ahhh Terima kasih" jawabkh yang segera melenggang masuk kedalam rumah ini. Tidak lupa melepas sneaker merahku.

"Mbak Ara silahkan duduk, mbak mau minum apa? " Tanyanya

"Ahh tidak usah repot-repot mbk". ujarku tidak enak

" Tidak repot mbak, tunggu sebentar ya" ujarnya

Aroma rumah ini sangat enak, begitu sejum dan menenangkan. Apalagi teras rumah dan bahkan di dalam rumah pun banyak dipenuhi tanaman hias yang masih hidup tentunya. Aku melihat sekeliling, di dinding aku mendapati banyak sekali foto Keluarga. Dan perempuan itu pasti salah satu putri rekan pak Purnama yang seorang pensiunan Polisi. Keluarga ini punya paras yang begitu cantik dan sangat anggun, sederhana tapi sangat berkelas.

"Mbak Ara, silahkan di minum" Ujarnya

"Jadi kapan mbak Ara bisa mendatangkan barng yang saya pesan?, Pap bilang papa sudah del harga dan hari ini Mbak Ara datang untuk pelunasan ya? " ujarnya.

"Hari ini saya datang sambil membawa contoh juga sekaligus memperlihatkan hasil jahitan di konveksi saya. Memang Pak Hanan sudah deal atas harga dan tinggal pengiriman. Tapi saya juga tidak enak jika Pak Hanan belum melihat produksi secara langsung. Makanya saya langsung datang kemari" ujarku menjelaskan.

"Ahh mbak Ara, saya sudah percaya kok sama mbak Ara. karena kualitas jahitan dan lain sudah saya lihat sendiri dari toko pak Purnama"

"syukurlah kalau begitu, Mbak Juga bisa komplain barangkali jika ada kualitas yang tidak cocok atau jahitan yang kurang rapi. Bisa langsung ke komplain ke saya" Jawabku

"Iya Mbak Ara, saya yakin Mbak Ara sudah kompeten dibidang ini. Dan mbak Ara juga sudah tahu pasar yang dinimati remaja hingga dewasa" puji nya, aku hanya tersenyum menimpali pujian itu

"Owh iya Mbak Ara, kalau misalnya nanti saya custem model saya sendiri apalah bisa?" Tanyanya

"Tentu saja bisa mbak, karena pabrik saya memang melayani jasa jahit. Bahkan kami juga tidak memberi brand dari jahitan itu. Jadi pelanggan bisa membuat brandnya sendiri. Hanya berbeda jika memang saya sendiri yang mengeluarkan Brand saya mbak". ujarku menjelaskan

" Ahh jadi maksudnya untuk barang yang di custem pelanggan tergantung permintaan pelanggan ya mbak?, Asal jumlahnya memenuhi syarat?" pahamnya

"Benar mbak, nah untuk barang yang saya kirim nanti. Masih memakai brand saya " JIHARA" tapi untuk kedepan tergantung mbaknya"

"Sebelumnya, bolehkan saya tahu nama mbaknya?" Selaku

"Ahh sampai lupa, kenalkan mbk Nama saya Liliana Hanan Beswari, mbak bisa panggil nama say Liana" ujarnya.

"salam kenal, saya JIHARA " ujarku sambil menyalami

"Jadi sebenarnya saya bekerja di kantor hampir 6 tahun, cuman saya sudah bosan. Makanya saya mau buka toko baju. karena say ajuga punya hobi fotografi. Entah bagaimana saya hanya tertarik saja dengan baju yang dijual di toko pak Purnama. Iseng-iseng saya potret dan banyak yang bertanya. Jadi peluanglan lebih baik saya jual sendiri"

"Untung saja rumah pak Purnama di Kartosura jadi bukan jadi pesaing. Makanya Pak Purnama langsung memberikan nomor mbak Ara".

" Syukur juga, semua berjalan baik tanpa rumit" Jelasnya panjang lebar

"Ahh begitu, yah semoga berkah ya mbak. Supaya tetap berlangganan" jawabku santai

"Aminn"

"silahkan diminum mbak Ara, maaf hanya teh yang disuguhkan. owh ya saya lupa bilang hari ini papa dan mama sedang ke Kertosuro. Aku dengar pak Purnama jatuh sakit, makanya mereka berdua buru-buru menjenguknya" jelasnya

"Iya saya kemarin juga sudah mendengar dari putranya, makanya pesanan yang harusnya sudah dikirim mendadak dibatalkan" Ujarku yang ikut menjelaskan

"Semoga lekas membaik" bisiknya lirih

Tidak lama setelah itu, aku beranjak dan berpamitan. Setelah proses transaksi berhasil aku segera meninggalkan kompleks perumahan itu. Tentu saja dengan hati senang dan gembira. Sebab aku bisa memberikan bonus untuk orang-orang di Pabrik, walaupun tidak banyak. Paling tidak bisalah untuk tambah-tambah membeli kebutuhan menjelang bulan puasa.

Jalanan Kota Solo cukup lengang, sebelum kembali ke Sukoharjo aku sempat melipir ke salah satu tempat makan. Tentu saja untuk menambah energi dengan mengisi asupan kopi dan cake manis. ahh memikirkan saja aku sudah mulai ngiler, bagaimana jika diatas cake strawberry ada tumpupak wipe cream dan es cream. Ahh aku jadi menggila membayangkannya saja.

"Mbak es Americano double shootnya 1, sama spoon cake strawberry juga Matcha ice creamnya 1 ya" ujarku saat memesan pesanan ku

Aku segera mencari tempat duduk, tentu yang dekat AC dan Jendela. Aku menyukai jalanan yang lengang apalagi saat ini sudah mejelang sore. Sebetulnya Kak Usa tidak membolehkan ku berangkat. Sebab tadi pagi aku masih lelet, memaksa mengerjakan pekerjaanku semalam yang belum usai. Tapi sekali lagi aku meyakinkannya, bahwa aku bisa menyetir mobil dengan baik dan aman.

"Pesanannya ya kak, 1 Es Americano double shoot, Spoon Cake strawberry dan Matcha Ice cream" Ujarnya mengulai pesanan ku.

"Terima kasih mbak, " jawabku dengan berbinar lihat berbagai macam makanan manis ada di depanku

"Tempat ini cukup luas, tenang tidak begitu ramai walau hanya ada beberapa orang yang sedang asyik bercanda bersama rekannya. mungkin rekan se tim saat bekerja. sebab mereka bercanda dengan sangat asyik. Tapi aku hanya samar mendengar pembicaraan mereka. Lalu ada sebuah nama yang mereka sebut "Mahatma", Reflek aku menoleh. sebab aku merasa mengenal nama itu. Walau aku sudah lupa dimana, mungkin karena ku terlalu menikmati makanan di depan ku sehingga aku tidak begitu fokus dengan lainnya.

*

" Ma, lihat dia (Menunjuk seorang gadis yang duduk sendiri disamping Jendela), Sepertinya kamu suka dengan tipe perempuan seperi itu ya" Ujar agam yang memperhatikan Mahatma sedang berkali-kali menatap seorang perempuan.

"Benarkah?, Apakah menurutmu cocok? , sepertinya dia terlalu mandiri" Ujar Mahatma sembari menunggu kopi yang sudah dia pesan. Dia tersenyum tipis, dengan lekat masih memandangnya. JIHARA

Tepat pukul 20.30 Malam aku baru sampai di rumah. Setibanya aku langsung membereskan barang-barang yang tadi aku bawa juga membereskan tubuhku ke kamar mandi agar aku segera bisa menikmati kasur sembari scroll media sosial. Seharian ini aku juga belum memeriksa laporan harian termasuk media sosial yang kumiliki.

Di rumah ini aku tinggal sendirian, tentu Rumah yang tidak begitu besar. Hanya saja, sangat dekat dengan pabrik konveksi ku. Jadi mobilitasku lebih mudah, Jangan tanya apakah aku kesepian?. Tentu saja, ada saat dimana aku sangat kesepian. Dan Rindu ingin memeluk seseorang dengan erat, rindu juga menikmati sebuah perdebatan dengan seseorang disaat malam menjelang. Walau semua inginku itu hanya sebatas ingin, Aku belum benar-benar membutuhkannya.

*Bersambung.....

Selamat Membaca semoga menikmati Khayalan senggang sang Author.........

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!