" Bagaimana bisa kamu berasumsi kalo saya membenci mu? " tanya Kei dengan wajah bingung.
" Soalnya dari awal saya kesini, tuan muda tidak pernah melihat ke arah saya. Bahkan saat nyonya menyuruh saya untuk menjadi teman anda. Tapi anda selalu menjauhi saya.
Apa sebegitu jeleknya saya ya tuan muda?? "
" Ma-mana mungkin... kamu...kamu itu, dari dulu kan su-sudah cantik. " jawab Kei dengan pipi memerah.
' Ah tuan muda kenapa lucu sekali. Terlihat menggemaskan seperti kucing. ' batin Reina.
" Lalu, kenapa tuan muda dulu menjauhi saya..? "
" I-itu...kan..kan dulu kamu tahu kalo saya itu pemalu...?! "
" Ooh jadi tuan muda malu sama saya..? "
" Udah lah jangan di bahas..! " kesal Kei namun wajahnya merona. Ia ingat saat pertama kali melihat Reina, sungguh ia gadis cantik yang pertama ia temui.
Walau dengan pakaian yang lusuh dan tampilan yang amat sederhana. Namun tak di pungkiri, kalau Reina sangat cantik sejak dulu. Sejak Kei pertama melihatnya.
Ia memasang wajah acuh hanya agar tak terperosok oleh pesona kecantikan Reina. Jadi ia harus menjaga image nya sebagai tuan muda.
" Ehmm.. Rei, bisa minta tolong gak? "
" Ya tuan, mau minta tolong apa? "
" Bisa gak, kalo lagi berdua kamu jangan panggil tuan muda gitu? "
" Mana bisa tuan, tidak sopan namanya...?! "
" Reina.. saya...emm, aku gak mau jadi terlihat jauh lagi dengan sebutan itu.
Kamu boleh kok panggil tuan, kalo di depan orang lain. Tapi saat berdua, please jangan panggil tuan. Panggil Kei aja. "
" Kenapa tuan meminta begitu? "
" Kan..kamu yang bilang, kamu datang kesini agar bisa menjadi temanku? Jadi mulai sekarang aku mau kita berteman.
Berteman lebih dekat lagi. Boleh?? "
" Ah....?! " Reina tercekat dengan penuturan Kei. Kenapa akhir akhir ini tuan mudanya menjadi sedikit aneh.
" Em tuan muda gak kebentur kan kepalanya? "
Kei terkekeh. " Kok bisa kamu bilang gitu? "
" Habis tuan muda aneh si..?! "
" Panggil Kei...!
Kan aku bilang, aku pengin berteman lebih dekat sama kamu. " tutur Kei dengan mendekatkan wajahnya ke wajah Reina.
Reina terkejut dengan sikap Kei, membuatnya jatuh terjungkal ke lantai.
" Aaawws....! " pekik Reina.
" Reina, kamu gak papa..!? " panggil Kei lalu bangun dari ranjang dan mengulurkan tangan nya pada Reina.
" Ah.. em tidak papa tu..eh Kei.. "
Kei tersenyum mendengar namanya keluar dari bibir manis Reina.
" Ya sudah, sudah malam juga. Lebih baik kamu tidur. Kan besok kita ke sekolah. "
" I-iya tu..eh Kei, selamat malam. " ucap Reina dengan membawa gelas kosong dari atas nakas.
" Selamat malam juga. Mimpi indah ya...? " goda Kei membuat Reina salah tingkah, ia pun berlari keluar dari kamar Kei.
" Haaahhh....kok aku lama lama jadi gak bisa nahan perasaan aku ini. Pesona kamu semakin kuat Reina. Mungkin aku udah gak bisa bendung rasa ini lagi.
Jangan kaget ya, kalo perhatian aku bakal meluber buat kamu. " monolog Kei dengan senyum merekah.
🌞🌞🌞
Mentari sudah menunjukkan sinarnya. Senyum Reina yang hangat melebihi hangatnya mentari membuat Kei terpesona, melihat Reina yang berjalan dari dalam mobil.
" Selamat pagi Reina..? "
" Eh..tuan muda sudah di dalam? "
" Ssstt.. Kei...! "
Reina melihat sekeliling, menengok ke kanan dan ke kiri.
" Cari apa sih?? " tanya Kei penasaran.
" Cari orang.. " cletuk Reina.
" Lah ini memang bukan orang??? " tanya Kei dengan menujuk ke arah dirinya.
" Ma-maksud saya. Kan tuan mu... " belum selesai Reina menjelaskan sudah terpotong oleh Kei.
" Sstt udah, cepet masuk..! " titah Kei menarik pelan lengan Reina.
" Emm tuan Kazuki dimana? "
"Gak berangkat. "h-
" Kenapa? "
" Sakit, demam semalam. Jadi ibu suruh istirahat. "
" Hah.. kasian sekali tuan Kazuki..? "
" Gak usah khawatirin dia.. Kamu cukup fokus ke aku aja...! "
" Hhhaahh...??? "
" Hah hoh... entar ada lalat masuk loh... " ledek Kei.
Mobil pun mulai berjalan setelah sopir mereka datang.
Sesampainya di sekolah, sang sopir membukakan pintu mobil Kei. Saat Kei keluar, ia pun memanggil Reina, membuat sang gadis menoleh.
" Rei ayo keluar..! "
" Eh.. sa-saya lewat pintu sini saja tuan. " ucap Reina saat akan membuka pintu sebelahnya.
" Gak usah, lewat sini saja. Ayo..! "
" I-iya... " jawab Reina tergagap.
Reina pun kuar di sambut Kei dengan senyuman tampannya. Membuat jantung Reina berdegup kencang.
' Hahh padahal gak ada festival drumben kok rame banget ya jantung aku...! ' gerutu Reina dalam hati.
Kei pun berjalan beriringan dengan Reina, saat Reina mencoba melambatkan jalannya agar Kei berjalan mendahului.
Namun, Kei selalu berhenti dan menunggu Reina agar berjalan bersama.
" Tuan, sa-saya malu. Tuan muda duluan saja. "
"Kamu malu jalan bareng aku?? "
" Bu-bukan gitu, tapi saya kan..... "
" Udah, katanya kita teman. Masa jalan masih jauh jauhan sih...? " kesal Kei, lalu menarik lengan Reina menggandeng nya hingga ke depan pintu kelas Reina.
Jantungnya serasa berdisko ria, ingin rasanya ia jungkir balik saking senangnya di gandeng tuan muda tampannya.
Kei pun tersenyum selama perjalanan bersama Reina, hatinya berbunga bisa menggandeng tangan pujaan hatinya.
' Semoga kedepannya kita bisa lebih dekat ya Rei, aku bener bener udah gak tahan buat ungkapin rasa aku ke kamu.... ' triak Kei dalam hati.
" Nah sampai, udah sana masuk ke kelas...?! "
" I-iya tuan.. terimakasih sudah mau antar saya. "
" Belajar yang tekun yah.. semangat..! " ucap Kei dengan mengusap kepala9 Reina. membuat jantungnya ingin keluar dari tempatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments