Revan sedang duduk di ruang bar kapal pesiar bersama 2 orang sahabatnya, Nick dan Albert.
"Kau dapat informasinya? " tanya Revan
"Belum semua" Balas Nick
"Aku meminta seorang rekanku, petinggi perusahaan Kapal Pesiar ini, untuk mencari tahu siapa saja yang ikut tour kali ini. " Nick kembali menjelaskan.
"Lalu, apa yang kau dapat? " tanya Albert.
"Cukup banyak, meski bukan hal yang bisa dibagi secara umum, aku bisa memperolehnya dengan mudah." Nick membusungkan dada.
Revan dan Albert tertawa, mereka percaya pada kemampuan Nick, dia seorang hecker, namun meminta baik-baik adalah kamus hidupnya, kecuali terpaksa, katanya.
"Jadi, ada informasi tentang wanita yang kumaksud? " Revan makin antusias.
Albert mengangkat kedua tangan dan menggeleng pelan.
"Dua hari ini, aku tongkrongi bar ini dan keliling bar-bar lain, aku tidak melihat wanita dengan ciri yang kau maksud. " Albert mengakui.
Revan beralih menatap Nick.
"Aku sudah jalan-jalan ke beberapa area ruang makan indoor dan outdoor di waktu-waktu ramai, aku belum menemukannya. " Jujur Nick
"Kau sendiri? " Nick menatap balik Revan
"Aku ke area berjemur, deck bawah bahkan aku ke buritan. " Ucap Revan, membuat Nick menaikkan alis dan Albert mendelik tajam.
"Yah... mungkin saja dia seorang penyanyi atau pemain teater yang di sewa, sehingga memungkinkan dia datang dan pergi dengan helikopter. " tutur Revan
"Kalaupun ia, kurasa dia akan ikut sepanjang tour ini berlangsung, sehingga tidak bisa seenaknya datang dan pergi. " Albert menimpali.
"Lalu, bagaimana dengan informanmu, bukankah kau memiliki koneksi ke dalam? " tanya Revan.
"Tenang bro, kita pasti dapat informasinya. " Nick meyakinkan.
"Lihat, ini dikirim padaku lewat email, sudah kuprint untukmu. " Nick mengeluarkan selembar kertas dan menggelar diatas meja.
"Wouh... hebat man. " Seru Albert pelan
Revan ikut melotot, mengakui kemampuan sahabatnya itu.
"Hehehe." Nick hanya nyengir
"Lihatlah...let's find your girl. "
"Kita langsung coret nama-nama inisial pria, yang kita cari woman, bukan? " Albert yakin.
"Hmmm."
"And then... kita coret usia anak-anak, kita cari young lady not a child. " Albert kembali memastikan.
Revan dan Nick tersenyum masam.
"Nah.... ini dia, kamar-kamar yang berisi perempuan. " Albert melingkari beberapa nomer.
"Hei... Hati-hati bung, nanti kau salah gunakan. " Nick mengejek
"Maksudmu, aku mengintip mereka, begitu, Edan kowe. " Albert menggerutu
"Hahaha." Revan dan Nick tertawa barengan.
"Lebih cepat kita ke ruang kontrol, meminta ijin melihat CCTV, kita pasti menemukannya segera. " Tutur Albert.
"Tidak semudah itu, Nahkoda ini seorang berkebangsaan Indonesia, dia sangat disiplin dan ketat. " tutur Nick.
"Aku cukup mengenalnya, maksudku, seorang sahabatku, Mr. Dilan, Nahkoda kapal Barang, dia dan Mr. Arjuna, dia Nahkoda kapal ini, mereka berteman. " Nick menjelaskan.
"Menurut Dilan, Arjuna ini orangnya keliatan dingin tapi sebenarnya ramah, namun urusan pekerjaan, dia tidak bisa diajak main-main, Big No. " Nick melebarkan tangannya.
" Dia sudah tua? " Revan cukup penasaran.
"Tidak juga, mungkin tiga atau lima tahun diatas kita, dia pria beristri, pernikahannya sudah sepuluh tahun namun belum dikaruniai anak, istrinya seorang CEO perusahaan tekstil mereka sama-sama super sibuk. " tutur Nick.
"ck.. ck... ck... luar biasa informasi mu, Nick. " Revan menepuk-nepuk pundak sahabatnya.
"Kurasa, untuk urusanmu ini Van, kau cukup duduk manis, tunggu Nick mainkan jarinya saja. " Albert memancing reaksi Nick.
"Hehehe". Nick nyengir kuda.
" Sementara ini kita minta bantuan para room stewart, mereka cukup bisa memberi informasi, lagipula kita tidak berniat buruk, kita hanya menolong teman yang sedang kasmaran ini. " Albert menepuk bahu Revan yang dibalas cengiran.
"Baru kali ini, dia serius mencari seorang gadis, sudah tiga tahun dia kekeringan. " ejek Nick.
"Hahaha." Mereka bertiga tertawa kompak.
"Aku tidak seperti kau, yang penting nikmat saja. " balas Revan.
"Why not? Selama kami sama-sama diuntungkan, dia okey, aku juga okey. " Nick membela diri.
" You right man, tapi cobalah sekarang cari yang benar-benar kau sukai dan jadikan istri, kita tidak akan begini terus bukan, ada masa kita akan membutuhkan sebuah keluarga. " Albert berceramah panjang.
" Yap, man, you're the best, kuakui, pantas si Belinda takluk padamu, kau sangat gentle. Nick memuji namun bibirnya mencibir lucu.
"Yeah... kali ini aku serius, man. Belinda terbaik untukku, dia menerimaku apa adanya dengan segala kekurangan ku. " Albert sang Pemilik Perusahaan yang terdapat di beberapa negara nampak merendah.
" Yah.. dia menerima dirimu dengan segala apa-apanya. " ejek Revan diiringi tawa keras Nick.
"Yah.. tentu saja, itu wajar, man... aku tidak perlu menyembunyikan identitas hanya karena ingin dicintai kan? setidaknya aku melihat ketulusan pada wanitaku. " aku Albert
" Yes, man, you right, kami sangat bangga dan menghargaimu, kami tahu kau memilih yang terbaik untuk masa depanmu, Belinda wanita baik dan pantas untukmu, kalian sangat cocok. " Revan mengakui.
Nick ikut menganggukkan kepala.
"Yeah,, you right, man. "
"Okey... sekarang giliran kami membantumu, kau sudah lama menjadi bujang lapuk. " Ejek Albert
"Ups... belum lapuk bung, aku baru 30 tahun. " Revan mengelak.
"Yeah... " teriak Nick.
"See... aku sudah melakukan tugasku. " Nick menyodorkan ponsel canggihnya.
Beberapa informasi muncul di ponsel Nick,kegiatan ini akan cukup lama, sehingga Nick mersih kabel dan laptop kecilnya, untuk memindahkan kegiatan ke laptopnya, biar lebih nyaman.
Gambar dan keterangan identitas penghuni kamar termasuk muncul, satu demi satu.
"Hai... hai... hai... lihat. lengkap dan akurat. " tunjuk Albert.
Revan mengamati satu persatu foto-foto yang muncul, namun ekspresinya belum berubah.
Cukup lama kegiatan itu akan berlangsung, bayangkan saja mencari gambar wajah seorang wanita diantara ribuan penumpang yang mengikuti tour keliling dunia ini, diatas sebuah kapal pesiar mewah.
Nick mengedikkan bahu.
"Aku sudah berupaya kawan, wanitamu mungkin hanya wanita bayaran yang datang lewat heli, lalu pergi setelah tugasnya selesai, itu biasa kan bagi awak kapal. " Nick dengan kejam menyodorkan alasan.
"Ssst... diamlah dulu, masih banyak foto yang akan muncul, jangan membuatku down. " Revan melotot kearah Nick karena kesal.
"Hahaha... . " Albert dan Nick kompak tertawa.
"Kau... Nick, kau yang menemukan ide, kau pun yang merusak kesenangan orang. " Albert mencibir.
Nick balas mengedikkan bahu.
"Okey, I'm sory, man. " ucapnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Ayu Dani
Lanjut
2024-02-01
0