Bab 4

Pagi ini, Maira kembali menyiapkan sarapan untuk ia dan suaminya. Tak peduli apakah Reza akan menolaknya lagi atau tidak. Yang jelas, ia ingin meminta maaf atas kejadian semalam, meski itu juga bukan sepenuhnya salahnya.

Bersyukurnya, Reza mau memakan roti yang sudah dipanggangkan Maira.

“Resign saja dari kantormu. Kamu kerja di kantorku yang dekat dengan rumah!” ucap Reza datar. Oh ternyata Reza mau sarapan bersama, hanya karena ingin meminta Maira resign.

Maira mendongakkan kepalanya.

“Apa bisa begitu? Aku akan coba mengajukan resign besok,” jawab Alisha pelan.

“Hari ini juga kamu datang ke kantorku, bawa CV mu, dan langsung temui aku di ruanganku. Bilang saja pada satpam dan sekretarisku, kita sudah ada janji. Tak ada yang tahu juga kamu adiknya Nindy. Tulis saja alamatmu sesuai dengan alamat kosmu. Biarkan saja begitu, tanpa ada yang tahu kalau kita sudah menikah, toh di KTPmu juga masih single. Aku tunggu sampai siang ini!” Tanpa berpamitan, Reza meninggalkan Maira di meja makan.

Lagi-lagi, Maira hanya bisa mengelus dada. Ia bergegas menyiapkan CV dan surat pengajuan pengunduran dirinya untuk diajukan ke kantornya. Ia berharap pengunduran dirinya bisa diterima hari ini juga.

Sementara itu, setelah sampai di kantornya, ia menemui Sasa dan kakaknya.

“Kak Bayu dan Sasa, ada yang mau aku bicarakan. Aku minta maaf sebelumnya, suamiku, Mas Reza memintaku bekerja di kantornya supaya aku tak terlambat pulang ke rumah. Kalian tahu ‘kan aku sekarang sedang mengurus bayi almarhumah kak Nindy. Jadi, apa bisa kalau aku mengajukan pengunduran diri hari ini juga? Karena dia memintaku untuk mulai bekerja siang ini,” ucap Maira dengan hati-hati.’

Sasa dan Bayu saling berpandangan.

Bayu mencoba menjelaskan pada Maira bahwa sesuai aturan, pengunduran diri seharusnya diajukan paling lambat 1 bulan, agar mereka bisa mencari penggantinya. Namun, karena situasinya memang rumit, dan seakan mereka juga paham bahwa Maira sedang berduka, mau tak mau mengizinkan Maira meninggalkan kantor. Terlebih, Maira adalah teman baik Sasa. Meski mereka juga sedikit keberatan karena masih membutuhkan Maira.

Maira pun kembali meminta maaf dan berterima kasih atas pengertian Bayu, juga karena ia telah diberi kesempatan untuk bekerja di kantornya.

Sasa dan Maira kemudian saling berpelukan karena mereka harus berpisah. Mengingat, keadaan hari ini sudah berbeda dengan saat dulu kala ketika mereka masih kuliah dan masih sering pergi bersama. Sekarang, Maira ada Alisha yang harus diurusnya, tentu mereka tak akan punya banyak waktu luang seperti dulu lagi. Ditambah, Maira tak bekerja lagi satu kantor dengan Sasa, artinya, mereka akan jarang bertemu.

“Perpisahan ini tiba-tiba sekali, Ra. Jaga diri baik-baik, ya. Sukses di tempat baru. Sempatkan jalan-jalan bersama lagi ya nanti,” ucap Sasa penuh haru.

Maira mengangguk, ia pun segera berpamitan dan mengemasi barang-barangnya.

###

Dengan berat hati, Maira mulai melangkahkan kakinya masuk ke dalam kantor Reza. Setelah bertemu satpam, ia diantar untuk bertemu sekretaris suaminya itu. Sesuai perintah Reza tadi pagi, ia harus mengatakan bahwa sudah ada janji dengannya.

“Mau ada urusan apa?” tanya sekretaris Reza dengan tatapan sinis.

“Saya diminta Pak Reza mengantar berkas ini, katanya langsung disuruh ke ruangannya, Bu,” jawab Maira sedikit ketakutan.

“Tapi Pak Reza tidak bilang kalau mau ada tamu. Dan satu lagi, panggil saya Mbak, karena saya masih 27 tahun! Panggil saya Mbak Cantika,” ketusnya.

Maira mengangguk. Seketika ia terdiam menahan kesal dan takut. Bisa-bisanya Reza seperti mengerjainya dengan tidak mengatakan pada sekretarisnya kalau sudah ada janji dengannya.

Tak lama, Reza membuka pintu ruangannya.

Sekretarisnya itu pun langsung menghampiri bosnya dan mengatakan jika ada yang ingin bertemu dengannya.

Reza kemudian mempersilakan Maira masuk ke dalam ruangannya.

“Kenapa tidak bilang kalau sudah ada janji denganku? Sekretarismu tidak ramah, bintang satu!” ketus Maira saat sudah berada di ruangan Reza.

Reza meminta berkas yang dibawa Maira tanpa mengindahkan kekesalan istrinya itu.

“Bagus juga ya nilaimu. Organisasimu juga banyak. Aku baru sadar kita beda 8 tahun,” ucap Reza sembari memandangi CV dan transkrip nilai yang dibawa Maira.

Ia kemudian tampak menghubungi seseorang untuk diminta ke ruangannya.

Lalu, datang seorang perempuan menuju ruang kerja Reza.

“Siang, Pak, ada yang bisa saya bantu?” tanya perempuan itu dengan sopan dan lemah lembut, jauh berbeda dengan sikap sekretaris Reza.

Reza kemudian meminta perempuan yang bernama Emil itu untuk mengantarkan Maira ke meja kerjanya, sekaligus juga untuk mengajarinya terkait tugas dan pekerjaannya.

Emil kemudian mengajak Maira menuju meja kerjanya.

“Nah, Maira, di sini meja kamu ya, satu ruangan dengan saya. Untuk sementara karena kamu lulusan keuangan, jadi kamu pegang administrasi di divisi keuangan dulu ya karena kamu juga belum banyak pengalaman. Sembari kita lihat kinerja kamu. Untuk ke depannya tugas kamu seperti apa, kita tunggu instruksi dari Pak Reza. Oh iya kita belum kenalan ya, nama saya Emil, saya akuntan di sini,” ujar wanita yang tampak berusia 28 tahun itu.

Maira menyambut uluran tangan Emil dengan ramah. Emil juga memperkenalkan beberapa teman-teman Maira yang berdekatan dengan mejanya. Mereka seakan ramah dan menyambut hangat kedatangan karyawan baru.

“Untuk saat ini, kamu bantu saya menginput laporan keuangan ini dulu ya, kamu simpan dalam file dengan nama yang sudah tertera di akhir lembaran ini,” lanjut Emil sembari menyerahkan berkas pada Maira.

Ia lalu berpamitan pada Maira dan memintanya untuk tak sungkan memanggilnya bila ada kesulitan atau bisa meminta tolong pada karyawan yang lain.

Sementara Maira mulai bekerja dan mengoperasikan komputernya, fokusnya tiba-tiba terpecah saat melihat Reza keluar ruangan disusul Cantika di belakangnya dengan gaya genitnya.

“Bisa-bisanya yang begitu dijadikan sekretaris. Dasar laki-laki! Apa Mbak Nindy dulu tidak protes ya kalau suaminya punya sekretaris seksi begitu,” gumamnya dalam hati.

Tiba-tiba terdengar suara sahutan dari samping kanan mejanya. “Biasa itu mah, si Cantika memang sudah naksir Pak Reza dari dulu, apalagi sekarang sudah jadi duda, semakin dipepet deh.”

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!