Calista diam sebentar, dan menjawab "Iya pak"
"Kakak yakin?"
Calista kembali diam. Dalam hatinya, sebenarnya dia sangat ingin kuliah. Dia setiap hari melihat anak anak kuliahan yang mampir di toko, mereka sangat terlihat bebas. Dia ingin seperti mereka. Ingin merasakan belajar dikampus dengan teman teman baru. Mendengar pelajaran dari dosen, melakukan kegiatan organisasi dan lainnya. Tapi calista tidak berani menuntut itu pada orang tuanya.
"Kakak masih ingat temen bapak gak yg dulu kesini. Om Dani?"
Calista berpikir sebentar, "Iya ingat pak"
"Tadi siang bapak ketemu sama om dani. Trus om dani nanyain kamu? Kamu udah kuliah apa belum?"
Bapak melanjutkan
"Kata om dani, diperusahaan mereka ada program beasiswa. Untuk S1 sampai S2. Tapi syaratnya harus lulus tes dulu. Kalau lulus tes, boleh tuh pilih mau kuliah dimana dan jurusan dibantu dipilihkan perusahaan karena setelah lulus kuliah akan langsung dipekerjakan diperusahaan tempat om dani kerja."
"Bapak tau kakak gak mau kuliah karna masalah biaya. Takut membebankan bapak sama ibu. Kalau bapak minta kakak ikut tes untuk beasiswa itu gimana? Kakak mau atau tidak?"
Adinda langsung memotong pembicaraan,"Ayo kak, ikut tes itu. Kakak pasti bisa lulus tes itu. Kan kakak pinter banget."
"Kak Dinda!!" Rafael si anak bungsu menyikut kakak keduanya yang suka ikut campur tapi sebenarnya niatnya baik. Ingin meyakinkan kakak pertama mereka yang terlihat ingin tapi segan.
"Iya pak, kakak mau ikut tes itu."
Bapak dan ibu tersenyum lega. Adinda langsung bersorak dan rafael hanya menggelengkan kepala melihat adinda. Cuman vale yang terlihat bingung.
"Kuliah itu apa sih ma?"
"Vale, kuliah itu semacam sekolah untuk orang dewasa sayang. Nanti kalo vale sudah lulus SMA, vale harus kuliah ya." Ibu menjawab.
"Tlus ale kapan cekolah ibu?"
"Tahun depan anak ganteng. Kalau sudah 5 tahun, vale nanti masuk TK dulu."
Yeah, Vale bersorak. Semua tertawa melihat vale. Mereka lalu melanjutkan makan malam diselingi obrolan ringan tentang hari mereka yg jalani.
...----------------...
Bapak sudah memberitahu calista kapan waktu untuk ikut tes itu. Calista segera menyiapkan diri, dia mulai membuka kembali buku catatan sama sekolahnya. Adinda juga membantu meminjamkan buku pelajarannya.
Calista juga bertemu dengan Ci iren di toko, dia menyampaikan niat hatinya untuk berhenti bekerja karena akan ikut tes beasiswa untuk kuliah. Ci iren awalnya keberatan karna Ci iren sudah sangat percaya dengan calista. Tapi Ci iren tau ini semua yang terbaik untuk calista. Dia anak yg pintar.
Ci iren lalu meminta calista untuk tetap bekerja sampai hasil tes keluar dan calista menyetujuinya. Ci iren memberi semangat pada calista agar bisa lulus tes itu. Ci iren juga meminta calista untuk mengajari bertha untuk menggantikan posisi calista.
Calista juga menyampaikan hal itu kepada teman teman kerjanya. Bertha yang paling dekat dengan calista langsung menyemangati calista. Yuni dan siti juga menyemangati calista. Mereka sedih akan berpisah dengan calista, tapi mereka yakin itu hal yang sangat diinginkan calista.
...----------------...
Waktu tes pun tiba. Bapak yang mengantar calista ke kantor PT. Angkasa Jaya, perusahaan tempat om dani kerja. Calista terlihat gugup, bapak segera menenangkan anak kesayangannya itu.
"Kak, bapak yakin kakak pasti bisa. Kan kakak anak yang paling bapak banggakan"
Calista langsung menatap bapak dan sangat terharu dengan rasa sayang bapak yang tidak pernah berubah padanya. Calista segera memeluk bapak, dan bapak mengelus kepalanya.
"Makasih ya pak, bapak gak benci sama kakak. Bapak gak jauhin kakak kayak orang lain."
"Bapak gak mungkin jauhin kakak. Kamu itu anak pertama yang bapak dan ibu punya. Kamu itu anak kebanggaan kami kak. Semua yang terjadi dimasa lalu, mari kita anggap sebagai pembelajaran. Agar kita semua jadi pribadi yg lebih baik lagi."
Calista menganggukkan kepalanya. Calista bertekad lulus tes ini dan bisa berkuliah. Dia ingin bapak dan ibu bangga padanya.
Calista lalu masuk ke dalam perusahaan. Calista berhenti sebentar di depan pintu masuk, menghela napas, mengumpulkan semangatnya lalu terus melangkah masuk.
Sampai didalam ruang tunggu untuk peserta tes, sudah banyak orang disana. Ada yang terlihat seumuran dengan calista, ada juga yang lebih muda darinya.
Calista masih mengedarkan pandangannya, sampai ia melihat sosok pria yang pernah datang ketoko tempo hari. Pria itu berjalan ke arah seorang gadis dan menyerahkan sebotol air.
"Oh itu ya pacarnya. Cantik sekali, dia juga manis."
Calista juga melihat pria itu mengacak acak rambut gadis itu. calista merasa tidak nyaman melihat hal itu. Calista langsung mengalihkan pandangannya dan berusaha kembali fokus pada ujiannya hari ini.
Tak lama kemudian, datang seorang wanita yang mengarahkan mereka ke ruang tes.
Calista dan peserta lain menuju ke ruang tes. Saat mau masuk keruangan calista disenggol seseorang. Calista langsung melihat orang itu, dia adalah gadis yg tadi bersama pria itu.
Gadis itu tersenyum manis dan berkata "Maaf kak"
Calista juga tersenyum padanya. Lalu mereka masuk keruangan. panitia langsung membaca tata tertib tes dan mereka mulai membagikan soal untuk dikerjakan para peserta.
Setelah selesai tes, calista keluar dan duduk dibangku yang ada ditaman perusahaan. Mereka disuruh menunggu 1 jam, karena akan langsung diumumkan siapa yg lolos dan tidak. Peserta yang lolos akan masuk tes kedua yaitu wawancara.
Calista sedang duduk melamun di taman, kemudian dikejutkan dengan kedatangan gadis yang tadi mnyenggolnya.
"kakak yang tadi ya, boleh kenalan? Aku Febi."
"Oh hai, aku calista"
Mereka berjabat tangan. Lalu febi duduk disamping calista. Calista merasa canggung dengan febi, tapi febi anak yg cerewet. Febi mulai mencairkan suasana dengan celotehnya tentang tes tadi. Calista mulai nyaman dan sesekali menimpali celoteh febi.
"Aku gak yakin deh bisa lulus tes." ujar febi.
Calista menoleh dengan heran.
"Aku tuh paling gak suka mikir yang berat berat kak. Lulus SMA kemarin aja udah syukur banget walaupun nilai pas pasan. Hehehe"
Calista hanya tersenyum paham.
"Aku harus lulus tes ini, biar aku bisa kuliah tanpa membebani orang tuaku." Calista menatap lurus kedepan.
.
.
.
Bersambung...
Mohon dukungan untuk karyaku yaa.
Jangan lupa like, vote dan komentarnya.
Makasih ❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments