Calista terus saja merutuki kebodohan yang dilakukannya dulu.
Kalau saja waktu itu dia tidak mengikuti kemauan adrian pastinya dia tidak akan berhenti sekolah selama 1 tahun, tidak akan menyakiti hati orang tuanya, bisa berkuliah seperti teman temannya yang sekarang sudah mulai masuk pada semester akhir.
"Maafkan mama vale, seharusnya mama gak boleh berpikiran begitu. Kalau mama menyesali kesalahan mama, sama hal nya mama menyesali adanya kamu sayang."
Calista mengecup kening anaknya. Mengelus rambut halusnya. Mengingat kembali potongan kenangan ketika dia menyadari hadirnya vale dalam tubuhnya.
...----------------...
Calista sedang memandangi kalender di meja kamarnya. Kalender yang selalu dia tandai jadwal datang bulannya. Calista mulai memucat, dia menyadari kalau dia sudah tidak datang bulan selama 2 bulan padahal jadwal datang bulannya selalu teratur.
Rasa takut semakin dirasakan Calista, saat dia memberitahu adrian. Laki laki itu dari raut wajahnya terlihat tidak senang. Adrian segera pergi membeli test pack di apotik dan laki laki itu menyuruhnya melakukan tes menggunakan test pack. Seluruh tubuh calista lemas tidak berdaya saat melihat alat itu dan hasilnya adalah 2 garis biru.
Calista bukan lah gadis yg tidak paham apa arti 2 garis itu. 2 garis yg menyatakan adanya kehidupan lain dalam dirinya. Dia sudah mengandung seorang anak. Panik, takut, bingung dirasakan oleh calista dan adrian.
Calista hanya bisa menangis. Adrian hanya bisa memeluk dan menenangkan calista.
"Udah kamu tenang aja, aku bakal tanggung jawab kok."
"Tenang gimana kak, aku hamil kak. Gimana kalau orang tua aku tau. Aku bisa digantung sama bapak dan ibu kak. Hiks hiks hiks"
"Iya sayang aku tau. Percaya sama aku ya. Aku akan ngomong ke papa aku. Lalu aku temuin keluarga kamu ya."
"Aku baru kelas 2 kak, aku gak mau berhenti sekolah. Hiks hiks hiks hiks"
Tangis calista semakin pecah memikirkan masa mudanya, sekolahnya, orang tuanya, serta impian impiannya.
"Aku harus gimana kak?"
"Kamu jangan bilang siapa siapa dulu ya. Kita sembunyiin kehamilan kamu."
"Kalo ketahuan gimana?"
"Gak bakal ketahuan sayang. Atau gimana kalo kita gugurin aja?"
"Gila kamu kak. Aku gak mau nambah dosa lagi. Kita udah ngelakuin dosa zinah itu berulang kali. Masa kita tambah dosa lagi."
"Aku bingung ta, lagian kamu jangan nyalahin aku dong. Kita kan ngelakuin karna sama sama mau."
"Pokoknya aku gak mau tau. Kakak harus tepatin janji kakak buat tanggung jawab."
Adrian hanya menganggukan kepalanya. Kepalanya berpikir keras. Adrian lalu mengantar calista pulang.
Sejak mengetahui kehamilannya, calista lebih banyak diam dan melamun. Perubahan itu disadari oleh bapak, ibu dan adik adiknya. Karna calista adalah anak yg riang dan suka berbicara.
"Kak, kamu kenapa? Sakit ?"
Ibu mendekati calista yang sedang melamun dikamarnya.
"Gak kok bu. Kakak cuman lagi banyak pikiran. Banyak tugas di sekolah."
"Ya sudah. Kamu kalo ada apa apa jangan disimpan sendiri. Cerita sama ibu atau bapak ya."
"Iya bu, kakak janji."
"Oh iya kak, kamu kok tambah gemukan ya. Kamu udah jarang gerak nih pasti." ucap ibu sambil tertawa kecil.
"Ah gak kok bu. Perasaan ibu aja kali."
...----------------...
Sudah 2 minggu ini adrian tidak bisa di hubungi. Calista mulai bingung dimana lagi dia akan mencari adrian. Dicari kerumahnya tidak ada, orang tua adrian juga tidak ada dirumah, adrian juga tidak ada di tempat nongkrongnya. Teman temannya juga tidak tau.
Perut calista sudah mulai membuncit, calista semakin ketakutan kalau kalau kehamilannya diketahui orang lain.
"Kak, kamu dimana sih? Katanya kamu gak bakal ninggalin aku. Tapi kenapa kamu biarin aku sendiri. Aku harus gimana hiks hiks hiks pembohong kamu"
...----------------...
Entah mau dibilang sial atau memang sudah waktunya terbongkar. Siang itu saat calista berjalan pulang sekolah, dia merasakan pusing yang luar biasa dan tiba tiba gelap. Calista pingsan di pinggir jalan dan di bawa ke rumah sakit oleh orang yang melintas.
Setelah dia siuman, calista dikejutkan dengan wajah bapak dan ibu yang memerah karena air mata dan kemarahan. Calista sadar semuanya sudah terbongkar.
"Kenapa kamu tega kak sama bapak?"
"Bapak sama ibu udah berulang kali bilang sama kamu buat jaga diri kamu kak. Kenapa kak?"
Calista hanya bisa menunduk dengan tangisan yang berderai. "Maaf Pak, Maaf Bu" hanya itu yang bisa calista ucapkan.
"Dimana laki laki itu?"
"Kasih tau bapak dimana dia"
Calista menggeleng
"Kakak gak tau dia dimana pak. Hiks hiks"
"Ya Tuhan calista. Bapak sama ibu harus gimana sama kamu nak"
Calista tidak dapat menahan tangisnya melihat kedua orang tuanya menangis dan terluka seperti itu. Dia tau ini semua karna kesalahannya. Adrian aku benci sama kamu.
...----------------...
Bapak dan Ibu mengurus semua hal untuk calista. Mulai dari meminta cuti sekolah selama 1 tahun dengan alasan bahwa dia sakit parah dan harus berobat. Berusaha menyembunyikan kehamilan dari semua orang agar keluarga mereka tidak semakin malu. Calista dan orang tuanya bahkan sudah menyerah mencari keberadaan adrian.
Setelah semua hal yang dilakukan agar menyembunyikan kehamilan calista. Pada akhirnya ketahuan juga.
Pada saat itu bapak dan ibu sedang keluar rumah. Calista sudah mulai merasakan kontraksi tapi dia berusaha menahannya. Sampai akhirnya air ketuban calista pecah, adinda yang panik langsung berteriak minta tolong pada tetangga. Sehingga para tetangga segera membawa calista ke rumah sakit.
Sejak saat itulah keluarga mereka mendapat gunjingan dari pada tetangga.
...----------------...
Calista langsung menggelengkan kepalanya. berusaha menghilangkan memori yang diputar ulang dikepalanya. Memori pedihnya calista melihat dan mendengar orang orang menbicarakan dirinya dan keluarganya.
"Aku harus bangkit, aku gak bisa begini terus"
.
.
.
Bersambung...
Mohon dukungan untuk karyaku yaa.
Jangan lupa like, vote dan komentarnya.
Makasih ❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
💞Amie🍂🍃
Itu udh bener, 💪💪💪
2024-01-05
1