Bab 4

Calista membuka matanya pagi itu, pagi yang sama seperti biasanya. Matahari mulai muncul dari peraduannya.

Calista menarik badannya, beranjak dari tempat tidur dan berjalan ke kamar mandi untuk mencuci muka dan sikat gigi.

Dia lalu memulai rutinitas paginya. Memakai skincare pagi rutinnya, sambil memikirkan apa yang dikatakan ibunya semalam.

Hah..... Calista menghela napas

Bertemu laki laki baik yang menerima aku apa adanya? Mana ada bu, laki laki baik yang mau sama aku. Perempuan yang hamil dan melahirkan anak saat masih sekolah. Kalaupun ada, itu juga pasti duda atau om om yang nyari simpanan. Calista mengucap dalam hati

Calista mengatakan itu bukan karena menerka nerka. Dia sering didekati laki laki, tapi ketika tau kalau dia sudah punya anak mereka mundur.

Sering sekali dia mengalami itu, apa lagi di tempatnya bekerja. Calista bekerja sebagai kasir di toko baju di depan gang rumahnya. Toko yang menjual pakaian untuk kalangan anak muda.

Banyak pembeli pria yang tertarik pada calista. Bagaimana tidak, walaupun sudah pernah melahirkan badannya tetap langsing seperti masih gadis. Impian semua perempuan yang sudah melahirkan bukan.

Badan langsing dengan tinggi 155 cm, kulit kuning langsat, payudara montok karena sudah pernah menyusui, ditambah wajah yg rupawan. Wajah oval, pipi tirus dengan sepasang lesung pipi, bibir tipis mengoda, hidung mancung dan sepasang mata bulat yg indah.

Banyak anak kuliahan yang belanja ditoko itu, tertarik pada calista. calista tidak terlalu memusingkan hal itu. Buat calista, di tempat itu dia harus fokus bekerja untuk menghidupi mereka berdua.

...----------------...

Calista berangkat bekerja bersama dengan bapak. Bapak masih bekerja sebagai pegawai tetap disuatu perusahaan. Diusianya yang hampir 50 tahun, bapak masih bekerja membuat calista terkadang sedih. Dia ingin menggantikan bapak untuk menghidupi keluarganya. Tapi calista sadar dia belum cukup mampu untuk itu.

Sampai di toko, seperti biasa calista membantu teman teman nya menata barang ditoko sebelum mereka buka.

Calista berhubungan baik dengan teman kerjanya. pegawai di toko itu ada 8 orang. Calista sebagai kasir. Ada 4 orang pelayan toko yaitu Bertha, Siti, Rafika dan Yuni. Ada 2 orang anak gudang yaitu Darma dan Aldi juga seorang penjaga toko atau security bernama Pak Dimas. Untuk administrasi diurus langsung oleh pemilik toko yaitu Iren, yang biasa mereka panggil Ci Iren, wanita keturunan tionghoa berusia 29 tahun sudah menikah dan punya 2 orang anak.

...----------------...

Calista sedang duduk dimeja kasir, saat seorang pria masuk ke dalam toko. Pria itu entah kenapa cukup menarik perhatian calista yang selama ini tidak ingin berdekatan dengan pria manapun.

Pria muda yang tampan, kulit bersih, muka mulus terawat tanpa brewok, bahu lebar, badan tegap, dengan tinggi sekitar 170 cm. Ditambah pria itu memakai celana bahan dan kemeja lengan panjang yg di gulung sampai siku.

Calista belum pernah melihat pria itu, tapi calista merasa pria itu cukup menarik perhatian calista dengan senyuman manis pria itu.

Sudah lama calista tidak merasakan hal ini terakhir kali dia seperti ini saat pertama kali melihat adrian. Calista langsung menggelengkan kepalanya, berusaha menghilangkan ingatan tentang laki laki jahat itu. Laki laki yg hilang kabar dan tidak pernah mencarinya selama 5 tahun ini.

Kembali pandangan calista terarah pada pria itu, yang sedang melihat lihat dress ditemani yuni. Ah sepertinya dia sedang mancari dress untuk pacarnya, pikir calista. Calista mencebikkan bibirnya memikirkan hal itu.

Pria itu yang sudah mendapatkan apa yg ingin dia beli langsung berjalan ke arah kasir untuk membayar. Calista merasa gugup saat pria itu berbicara padanya. Nada suaranya sangat maskulin. Calista jadi salah tingkah dibuatnya.

Sebelum pergi pria itu sempat tersenyum manis pada calista, saat calista mengucapkan terima kasih.

Calista merasa lututnya lemas. Dia tidak kuat melihat senyuman pria itu. Calista merasa seperti kembali manjadi anak remaja yang bertemu laki laki yang disukainya. Pipinya memerah. Calista segera tersadar saat bertha menyenggol tangannya. Bertha segera menggoda calista yang terlihat salah tingkah dengan muka memerah.

"cie cie calista. Hahahaha"

Calista segera menepuk lengan bertha dan berkata, "Sudah ah. Aku cuman tertarik saja pada senyumannya. Dia juga gak mungkin mau sama aku yang single mom seperti ini."

"Calista kamu itu terlalu tidak percaya diri sayang. Kamu tuh harusnya sadar kamu masih sangat muda, mana cantik pula. Banyak pria diluar sana yg mau sama kamu."

"Iya bertha. Sudah ya. Gak usah bahas itu lagi. Kita kerja lagi aja. Itu ada orang datang."

Bertha kembali menemani calon pembeli di toko mereka, dan calista kembali dengan kesibukannya di meja kasir.

...----------------...

Calista kembali ke rumah saat sudah pukul 8 malam. Calista sempat singgah membeli jajanan untuk adik dan anaknya.

Sambil berjalan pulang, calista kembali memikirkan pria sore tadi. Pria itu terlihat berwibawa dan punya kharisma. Siapa gadis beruntung yg bisa mendapatkan hati pria itu, pikir calista.

Calista tiba dirumah dengan sambutan vale yang senang melihat apa yg dibawa mamanya. Calista mengusap kepala anaknya dan masuk ke ruang tengah. Disitu bapak dan ibu sedang menonton televisi yang menayangkan acara berita.

Ibu segera menyuruh calista untuk mandi agar mereka bisa makan malam bersama.

Calista menuju ke meja makan setelah bersih bersih dan ganti pakaian.

Mereka mulai makan malam, mereka makan seperti biasa. Saat mereka sedang makan, bapak memulai obrolan.

"Kak, bener kamu gak mau kuliah ?"

.

.

.

Bersambung...

Mohon dukungan untuk karyaku yaa.

Jangan lupa like, vote dan komentarnya.

Makasih ❤❤

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!