Pada akhirnya Diana tidak bisa menolak ajakan Gaby dan Martin karena tekanan dari Randy dan Sari saat di restoran tadi. Diana dengan sangat terpaksa ikut dengan Gaby dan Martin pulang tanpa perlawanan sedikitpun. Gadis itu benar benar pasrah dengan apa yang akan terjadi padanya.
“Sudah sampai.. Diana, ini rumah om dan Tante.. Ayo turun.”
Diana tersenyum tipis saat Gaby menoleh dan menatap nya. Wanita yang masih terlihat sangat cantik dan muda itu tersenyum begitu manis padanya. Namun senyuman manis Gaby sama sekali tidak membuat Diana merasa nyaman apa lagi aman.
Saat Gaby dan Martin turun dari mobil, Diana hanya bisa mengikuti dalam diam. Dalam hatinya Diana terus bertanya tanya akan di apakan dirinya setelah ini. Diana juga bertanya tanya mengapa Ayahnya bisa setega itu padanya. Padahal bagaimana pun juga terlepas dari sayang atau tidak perduli nya Randy padanya, Diana tetap lah anak kandungnya sendiri.
Gaby yang melihat kediaman Diana tersenyum. Gaby yakin Diana adalah gadis baik baik. Merasa gemas karena Diana yang terus melangkah sambil menundukkan kepala, Gaby pun berinisiatif menggandengnya dan sedikit mempercepat langkahnya menuju pintu utama kediaman mewahnya. Hal itu membuat Diana sangat terkejut namun sama sekali tidak bisa protes mengingat dirinya yang belum mengenal bagaimana mengenal Gaby sebenarnya.
Memahami Diana yang masih perlu waktu untuk berpikir, Gaby pun langsung mengajak Diana menuju kamar yang akan di tempati Diana yang berada di lantai dua rumah mewahnya.
“Kamu istirahat saja dulu. Tante tau kamu pasti masih bingung kan? Tapi kamu tenang saja, Tante sama om nggak akan berbuat yang tidak seharusnya sama kamu. Silahkan masuk.” Kata Gaby.
“Iya Tante..” Angguk Diana bersuara pelan.
“Selamat malam...” Senyum Gaby. Wanita itu bahkan membelai lembut pipi Diana sebelum berlalu meninggalkan Diana sendiri di depan pintu kamar yang terbuka.
Diana menghela napas pelan. Untuk saat ini dirinya tidak punya pilihan lain selain mengikuti alur yang sudah di atur sedemikian rapinya oleh Randy dan Sari. Satu yang pasti, Diana tidak akan memaafkan keduanya jika sampai sesuatu yang buruk menimpa dirinya setelah ini. Bahkan jika dirinya nanti mati di bunuh oleh Gaby dan Martin, Diana akan datang menghantui Randy dan Sari.
Diana kemudian masuk ke dalam kamar yang sebelumnya pintu nya sudah d buka oleh Gaby. Setelah itu Diana menutup dan menguncinya dari dalam.
Sejenak Diana terdiam menatap kamar mewah nan luas tempatnya berada. Dari apa yang di lihatnya sekarang, sudah bisa di pastikan Gaby dan Martin bukan orang sembarangan. Mereka berdua adalah pasangan suami istri yang bergelimang harta. Itu membuat tanda tanya di dalam benak Diana tentang untuk apa keduanya membawanya ke kediaman mereka. Padahal jika di pikir pikir mereka pasti tidak akan membutuhkan Diana yang bukan apa apa dan bukan siapa siapa di sana.
“Ah sudahlah.. Yang pasti apapun yang terjadi nanti jika itu adalah hal buruk aku nggak akan maafin Ayah dan Tante Sari.” Gumam Diana yang enggan terus menebak nebak sendiri.
Sementara itu di depan kamarnya Martin menunggu Gaby, istri tercintanya. Martin tidak tau apa maksud Gaby membawa Diana yang katanya adalah putri pertama dari mendiang istri Randy sebelum Sari.
“Apa maksud kamu membawa Dia kesini?” Tanya Martin penasaran begitu Gaby sudah ada di depan nya.
Gaby tersenyum mendengar pertanyaan yang terlontar dari bibir tipis suaminya.
“Aku penasaran dengan dia. Dan aku menebak dia adalah gadis baik baik. Bisa jadi dia lebih baik dari Amanda kan?”
Martin menyipitkan kedua matanya. Sejauh yang Martin tau sejak menikah dan hidup bersama dengan Gaby, insting Gaby tidak pernah meleset. Tapi kali ini Martin tidak bisa memastikan mengingat dirinya juga Gaby yang baru pertama kali bertemu dengan Diana.
“Sudah tidak perlu di pikirkan. Percaya sama aku..” Lanjut Gaby kemudian.
Martin menghela napas pelan kemudian menganggukkan kepalanya. Toh jika memang Diana bukan gadis baik baik dan berbuat macam macam, Martin bisa menuntut Randy dan Sari nantinya.
Sampai larut malam, Diana tidak kunjung bisa memejamkan kedua matanya. Diana merasa sangat was was. Meski memang Gaby begitu manis dan sangat baik, namun Diana tetap tidak bisa tenang apa lagi merasa nyaman.
“Apa aku pergi diam diam saja dari sini ya? Tapi aku harus kemana?”
Sebuah ide gila mulai muncul di otak Diana karena rasa was was itu. Diana berpikir untuk kabur dari kediaman mewah Lesmana.
“Ah sudahlah kemana nya di pikir nanti saja di jalan. Lebih baik aku pergi sekarang mumpung sudah malam. Om dan Tante itu pasti sudah tidur.”
Dengan mantap Diana keluar dari kamar yang di tempati nya. Gadis itu mengendap ngendap menuruni satu persatu anak tangga menuju lantai satu. Diana sempat kebingungan kemana arah menuju pintu utama kediaman mewah itu, namun akhirnya Diana menemukan nya.
Dan ya, Diana berhasil keluar dari kediaman mewah Lesmana. Diana bahkan dengan sangat lincah memanjat gerbang.
“Yes, akhirnya....”
Diana tersenyum merasa sangat lega karena aksi kaburnya tidak di ketahui oleh siapapun. Meski Diana sendiri sebenarnya tau di kediaman mewah itu terpasang banyak CCTV, namun Diana tidak mau ambil pusing. Dia berpikir kalau sudah keluar dan jauh dari kediaman mewah Lesmana, pasti dirinya tidak akan mudah terlacak.
“Kamu siapa?”
Suara bariton dari arah belakang berhasil mengagetkan Diana. Gadis itu dengan cepat memutar tubuhnya dan terdiam begitu mendapati sosok tampan tinggi tegap yang hanya berjarak satu meter dari tempat nya berdiri. Diana sempat melirik mobil mewah di belakang pria itu. Seingatnya saat dirinya memanjat gerbang tadi tidak ada mobil mewah itu di sana.
“Aku?” Tunjuk Diana pada dirinya sendiri.
“Iya kamu.. Memang nya siapa lagi?”
Diana menelan ludah. Sosok tampan di depan nya menatap nya seakan sedang mengintimidasi. Itu membuat Diana merasa gugup namun Diana berusaha untuk mengenyahkan rasa gugup itu dengan memberanikan dirinya.
“Kamu sendiri siapa?” Bukannya menjawab, Diana malah balik bertanya pada Fathan.
Fathan tersenyum miring dan menggelengkan kepalanya tidak menyangka. Baru kali ini dia menemui gadis yang begitu dia tanya malah balik bertanya.
“Tunggu tunggu, jangan jangan kamu adalah supir yang bekerja di rumah Tante Gaby dan om Martin ya?”
Baru saja Fathan hendak membuka mulutnya untuk memperkenalkan diri namun Diana langsung menebak dengan begitu sok tau padanya.
“Kalau memang iya, aku mau minta tolong sama kamu.” Lanjut Diana. Kali ini tatapan nya berubah sendu dan memelas.
“Minta tolong?” Tanya Fathan penuh tanda tanya.
“Ya.. Antar aku kemana saja yang penting bisa kabur dari sini.” Jawab Diana cepat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
@sulha faqih aysha💞
djana kamu salah paham yang di depanmu itu calaon suami kamu🤦😄
2024-02-23
0
sella surya amanda
lanjut
2023-12-21
1
Fajar Alfiyanshah
aduh Diana knp bikin ulah, itu yg kmu temui adalah calon suamimu..
2023-12-21
0