Randy benar benar tidak mengizinkan Diana untuk bertanya akan kemana dia membawanya. Randy hanya beralasan kasihan pada Diana yang tinggal seorang diri setelah meninggalnya sang nenek.
“Ayah tunggu.”
Randy baru saja mengantar Diana ke kamar yang akan Diana tempati saat Diana menghentikan langkahnya. Dia menghela napas kemudian memutar tubuhnya menatap Diana yang menatap nya dengan tatapan tidak mengerti.
“Apa maksud Ayah membawa aku kesini? Aku nggak mau tinggal disini yah.. Aku mau tinggal di rumahku saja.”
Randy tersenyum. Dia menepuk pelan pipi chuby putri sulungnya. Ya, Randy memang sengaja memboyong Diana ke rumah nya. Bahkan meski nenek Diana tidak meninggal pun Randy akan tetap membawa Diana.
“Ayah cuma nggak mau kamu kesepian nak. Menurutlah. Jadi anak yang baik. Sekarang lebih baik kamu istirahat. Nanti jam 7 Ayah akan mengajak kamu ke suatu tempat.” Katanya tenang.
Diana menyipitkan kedua matanya. Entah kenapa Diana merasa ada sesuatu yang sedang di sembunyikan oleh Ayahnya.
“Ayah tapi...”
Tidak ingin mendengar apapun yang Diana katakan, Randy pun berlalu begitu saja. Dia menutup pintu kamar bercat putih itu dan menguncinya dari luar berjaga jaga agar Diana tidak bisa pergi darinya.
“Maafkan Ayah Diana.. Tapi Ayah benar benar tidak punya pilihan lain lagi. Kamu harus membantu Ayah kali ini.” Senyum Randy bergumam pelan. Pria itu menoleh menatap pintu bercat putih itu kemudian berlalu begitu saja tanpa sedikitpun memikirkan bagaimana perasaan putri sulungnya yang baru saja di rundung duka karena kehilangan neneknya.
Sementara di dalam kamar dengan nuansa putih itu Diana terdiam. Dia duduk di tepi ranjang dengan koper berisi baju bajunya yang masih berada di depan nya. Diana tau Ayahnya tidak pernah perduli padanya. Karena itulah Diana sangat yakin Ayahnya pasti punya niat terselubung membawanya ke kediaman mewahnya. Apa lagi mengingat ibu tirinya yang sedikitpun tidak pernah menyukainya, sudah pasti setelah ini akan ad hal buruk yang menimpanya.
Sejenak pikiran Diana melayang. Dia membayangkan dirinya yang akan di jadikan pembantu di rumah itu dengan berbagai makian dan cacian dari ibu tiri juga adik tirinya seperti di dalam dongeng Cinderella. Bahkan Diana juga membayangkan dirinya yang akan di siksa tanpa mengenal waktu.
Diana menghela napas kasar. Entah akan seperti apa hidupnya setelah ini. Apa lagi sekarang tidak ada neneknya yang selalu mendukung dan memberi semangat padanya.
“Tuhan.. Hamba pasrahkan segalanya padamu..” Batin Diana memejamkan kedua matanya.
-------------
“Fathan.”
Seorang pria tampan dengan pakaian formal serba hitam baru saja hendak masuk ke dalam mobilnya saat tiba tiba seorang wanita cantik memanggilnya. Dia adalah Fathan Pramudya Lesmana. Anak tunggal dari Pengusaha kaya raya yang terkenal dengan kedermawanan nya, Martin Lesmana.
Sedang seorang wanita cantik yang memanggilnya adalah Gaby Lesmana, istri dari Martin Lesmana yang tidak lain adalah wanita yang melahirkan Fathan.
Fathan menoleh dan tersenyum manis saat mendapati sang mamah yang sedang melangkah mendekat kearah pintu utama kediaman mewah mereka.
“Ya mah..”
“Ada yang ketinggalan sayang..” Ujar Gaby tersenyum sambil menunjukan ponsel milik Fathan yang di pegang nya.
Fathan terkekeh geli melihat benda pipih itu di tangan sang mamah. Fathan memang sering melupakan nya.
Fathan kembali menutup pintu mobilnya kemudian mendekat pada sang mamah yang sudah berdiri di ambang pintu utama kediaman mereka. Fathan mengambil ponsel miliknya dari tangan sang mamah kemudian mencium kening mamahnya sekilas.
“Thank's mah..” Katanya.
“Heum... Sama sama..” Senyum Gaby manis. Putranya memang sangat romantis dan penuh perhatian. Meski memang sedikit pelupa.
“Ya sudah kalau begitu Fathan kembali ke kantor.”
“Eum.. Jangan lupa nanti malam. Kita harus datang tepat waktu.”
“Tidak masalah.” Senyum Fathan mengedipkan satu matanya pada Gaby.
“Hati hati..” Titah Gaby lembut pada Fathan.
“Hem..” Balas Fathan yang kemudian kembali melangkah menuju mobil dan masuk ke dalamnya. Pria tampan yang namanya juga sudah tidak asing lagi di telinga publik itu mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang berlalu dari pekarangan luas kediaman keluarga nya.
Gaby tersenyum menatap mobil mewah putranya yang mulai keluar dari pekarangan luas kediaman mereka. Gaby dan Martin memang sedang merencanakan perjodohan dengan teman lama dari Martin sendiri yaitu Randy. Dan malam ini mereka sudah berjanji akan mempertemukan Fathan dengan putri dari Randy yang Gaby ketahui sedang menempuh pendidikan di luar negeri. Apa lagi Gaby juga sering bertemu dengan putri Randy yang terkenal sangat ramah dan baik pada semua orang. Gaby berharap Fathan akan menyukai putri Randy.
“Dengan begini kita akan impas Randy, putri kalian menjadi menantuku dan hutang hutang kalian di anggap lunas.” Senyum Gaby bergumam pelan.
------------
Dalam kesepian nya, Diana merasakan waktu begitu cepat berlalu. Dan sekarang Diana sedang berada dalam perjalanan menuju tempat yang Diana sendiri tidak tau bersama Ayah dan ibu tirinya.
“Kamu sudah telepon Martin belum? Aku nggak mau loh kalau kita menunggu terlalu lama nantinya disana.”
Diana yang sedang fokus menatap jalanan padat malam ini melirik sekilas pada Sari. Entah apa maksud dari ucapan ibu tirinya itu, Diana tidak tau. Apa lagi Sari juga menyebutkan nama orang yang entah siapa.
“Sudah.. Kamu tenang saja.. Ayah pastikan begitu kita sampai, Martin dan keluarganya sudah berada disana.” Sahut Randy tenang sembari terus fokus dengan kemudinya.
Diana menelan ludah. Entah kenapa tiba tiba Diana berpikir Randy dan Sari berniat menjualnya pada pria bernama Martin itu. Dan membayangkan dirinya yang akan di serahkan pada pria yang tidak Diana tau bagaimana rupanya, muda atau tua, kejam atau baik. Diana merasa bergidik ngeri. Ketakutan mulai menghampiri nya sekarang.
“Tuhan.. Tolong hamba...” Ringis Diana yang hanya bisa berharap pada pertolongan sang kuasa malam ini.
Diana tau dirinya tidak akan bisa kabur dari cengkraman Ayah dan ibu tirinya malam ini. Bukan tidak berani, Diana hanya tidak tau harus kemana jika memang hendak pergi dari keduanya mengingat sekarang dirinya berada jauh dari kampung halaman.
“Nek.. Diana takut...” Batin Diana. Rasanya gadis itu ingin berteriak meminta pertolongan pada siapa saja. Tapi Diana tau itu tidak mungkin dia lakukan. Orang orang di kota besar tempat nya berada sekarang tidak seperti orang orang di kampung nya yang saling perduli satu sama lain.
15 Menit kemudian, mobil Randy berhenti tepat di depan sebuah restoran mewah yang ramai pengunjung. Diana semakin merasa was was. Dia merasa bahaya itu semakin dekat mengancamnya.
“Ayo turun. Jangan membuat malu loh nanti di depan teman Ayah. Manut saja apa yang Ayah bilang.” Ketus Sari sebelum turun dari mobil pada Diana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
@sulha faqih aysha💞
sekian tahun tidak perduli sama anak dan istrinya malah dia tega sampai pergi memilih wanita lain
Dan sekarang seenak jidatnya sendiri dia yang punya hutang anaknya yang jadi korban
2024-02-23
1
Sri Astuti
jahat banget ayahnya.. cm mau mrmsnfaatkan anak
2023-12-20
1
Fajar Alfiyanshah
lajut thor
2023-12-20
0