Diana benar benar merasa tidak berdaya untuk menolak ajakan Ayah dan ibu tirinya. Gadis itu meskipun di kuasai rasa takut yang begitu besar namu tetap mengikuti langkah Randy dan Sari masuk ke dalam restoran mewah itu. Dan di tengah keramaian itu Diana merasa semua orang sedang menatap sinis kearahnya. Padahal pada kenyataannya para pengunjung restoran itu sedang fokus dan mengobrol sendiri sendiri tanpa ada yang sedikitpun perduli pada keberadaan Diana di sana. Hal itu terjadi karena perasaan Diana yang sedang tidak menentu. Antara takut, gugup, juga malu.
Langkah Randy dan Sari berhenti yang otomatis juga membuat Diana menghentikan langkahnya.
“Maaf membuat kalian menunggu lama. Jalanan malam ini lumayan padat.” Ujar Randy tersenyum pada Martin dan Gaby, istrinya.
“Ah ya.. Tidak masalah. Lagi pula Fathan juga masih berada dalam perjalanan menuju kesini. Maklum, aktivitas nya sangat padat.” Balas Martin yang berdiri dari duduknya untuk menyambut kedatangan teman lamanya.
“Silahkan duduk..” Kata Martin kemudian.
Randy menganggukkan kepalanya. Pria itu menarik kursi dan menduduki nya begitu pula dengan Sari, istrinya.
Gaby yang merasa tidak mengenali sosok Diana menyipitkan kedua matanya.
“Ini siapa? Mana Manda?” Tanya Gaby beralih menatap pada Randy dan Sari bergantian. Yang Gaby tau memang Manda yang akan di jodohkan dengan Fathan.
Randy dan Sari yang baru mendudukkan dirinya di kursi sama sama tertawa pelan. Mereka saling menatap sesaat sebelum akhirnya menatap pada Martin dan Gaby yang terlihat bingung juga penasaran.
”Ah ya Tuhan.. Maaf aku lupa.” Tawa pelan Sari yang kembali berdiri dari duduknya.
Sari kemudian merangkul Diana dengan lembut.
“Ini anaknya Randy dari mendiang istri pertamanya.. Namanya Zunmia Adiana. Kalian bisa memanggilnya Diana.”
Diana yang di perkenalkan oleh Sari pada Martin mau tidak mau harus tersenyum ramah pada Martin dan Gaby. Dan demi menjunjung tinggi etika dan kesopanan nya, Diana pun berinisiatif menyalimi Martin dan Gaby bergantian.
Martin dan Gaby yang merasa tidak biasa dengan sikap sopan Diana hanya diam saja. Padahal biasanya setiap bertemu dengan siapapun yang lebih muda dari mereka hal pertama yang di lakukan oleh gadis muda seperti Diana adalah memeluk dan bercipika cipiki. Tapi tidak untuk sekarang karena Diana menyaliminya begitu sopan.
“Kok aku baru tau kamu punya anak selain Amanda, Randy?” Tanya Martin setelah Diana menyaliminya.
“Ya.. Kebetulan Diana juga baru datang. Namanya anak muda jaman sekarang yah maunya hidup mandiri. Jadi dia baru mau pulang ke rumah setelah bosan dengan dunia luar.” Jawab Randy di sertai kekehan gelinya.
Gaby yang mendengar itu merasa aneh. Ingin sekali rasanya Gaby banyak bertanya mengenai Diana, namun Gaby sadar waktunya tidak pas.
“Lalu bagaimana dengan Manda?” Tanya Martin lagi. Tidak jauh berbeda dengan pemikiran istrinya Gaby, Martin juga berpikir Manda lah yang akan menjadi istri putranya, Fathan.
“Ah ya.. Dengan berat hati aku harus katakan ini. Manda tidak bisa pulang karena sedang ada ujian. Jadi aku dan Randy membawa Diana sebagai gantinya.” Kali ini Sari yang menjawab.
Diana sudah menduga. Dirinya pasti akan di jadikan alat oleh Ayah dan ibu tirinya demi melindungi Amanda, adik tirinya dari hasil pernikahan atau lebih tepatnya anak hasil dari perselingkuhan Randy dan Sari dulu di belakang mendiang ibunya, Lily.
Martin dan Gaby saling menatap mendengar penjelasan dari Randy dan Sari. Sebenarnya mereka sangat kecewa namun melihat sosok pendiam dan sopan Diana mereka pun hanya diam saja dan memilih memendam rasa kecewa itu.
Tidak lama kemudian pesanan makan malam Martin dan Gaby datang. Mereka segera menikmati hidangan lezat makan malam mewah itu. Gaby sesekali memperhatikan Diana yang terlihat jelas tidak nyaman berada di mereka. Namun jauh di dalam lubuk hati Gaby, dia merasa bahwa sosok Diana adalah sosok yang sedang merasa tertekan dan terancam. Apa lagi melihat komunikasi antara Sari dan Diana yang menurutnya sangat kaku dan tidak biasa.
Di tengah mereka sedang menikmati hidangan itu, ponsel milik Gaby berdering. Gaby segera meraih ponsel yang ada di dalam tas branded nya dan tersenyum begitu melihat nama kontak Fathan yang tertera di layar benda pipih itu.
“Ya halo nak...”
“Mamah maaf.. Kayanya Fathan nggak bisa datang ke tempat yang mamah kirim alamatnya. Fathan ada pertemuan mendadak dengan rekan bisnis yang tidak bisa Fathan tunda mah..”
Senyuman di bibir Gaby seketika sirna mendengar apa yang Fathan katakan lewat sambungan telepon. Padahal Gaby pikir putranya itu menelepon karena sudah ada di depan restoran tempat mereka janji temu.
“Begitu ya? Ya sudah nggak papa.. Kamu hati hati ya sayang. Jangan pulang kemalaman.” Hela napas Gaby mencoba untuk mengerti dengan kesibukan putra semata wayangnya itu.
“Kenapa sayang?” Tanya Martin pada istrinya.
“Ini katanya Fathan nggak bisa dateng. Ada pertemuan mendadak dengan rekan bisnisnya.” Jawab Gaby dengan helaan napas pelan.
Randy juga Sari yang mendengar itu saling menatap. Keduanya merasa sangat kecewa karena Fathan tidak bisa datang malam ini. Namun mereka berdua tidak berani mengatakan apapun karena takut menyinggung perasaan tuan dan nyonya Lesmana.
Gaby kemudian kembali memusatkan perhatian nya pada Diana. Entah kenapa Gaby merasa ingin kenal lebih dekat dengan Diana.
“Eum.. Randy, Sari.. Bagaimana kalau malam ini Diana ikut dengan kami? Yah.. Supaya nanti bisa bertemu dengan Fathan di rumah.”
Ucapan Gaby membuat kedua mata Diana membulat dengan sempurna. Dari gelagatnya Diana merasa Gaby dan Martin adalah orang baik. Namun Diana juga tidak bisa memastikan apakah pemikiran nya tentang Gaby dan Martin benar atau malah justru sebaliknya.
“Ah ya ya.. Tentu saja. Silahkan. Nggak papa kok.. Diana juga pasti mau kok. Iya kan sayang?” Senyum lebar Sari yang kemudian menatap Diana dengan tatapan mengancam memaksa agar Diana mau ikut dengan Gaby dan Martin.
Diana menelan ludah. Gadis itu benar benar takut sekarang. Ingin rasanya Diana berlari sekencang kencangnya menghindar dari semua orang yang ada di sana. Tapi Diana bingung harus berlari kemana.
“Kamu mau kan ikut om sama Tante Diana?” Tanya Gaby memastikan sendiri pada Diana.
Diana hanya diam saja. Dia benar benar tidak tau harus bagaimana sekarang. Namun diam diam Sari menendang kakinya menyuruh agar Diana menjawab iya akan pertanyaan yang di ajukan Gaby pada Diana.
Sementara Randy, pria itu terus menatap putrinya dengan senyuman yang menyiratkan agar Diana mengiyakan ajakan Gaby. Pasangan suami istri itu dengan kompak memaksa dan menekan Diana agar Diana mau ikut dengan Gaby dan Martin tanpa sedikitpun memikirkan bagaimana perasaan Diana saat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
sella surya amanda
lanjut
2023-12-20
1
Sri Astuti
aysh model kyk gt mah mending ga usah punya ayah sj.. doa yg nikmati senanhnya anak yg dikorbanin
2023-12-20
0