...
Hari demi hari Reina lewati di apartemen barunya tanpa masalah, ia sangat bahagia menjalankan hidup sederhana bersama kedua anaknya. Sepertinya, memang tengah bahagia, sehingga hembusannya selalu menghapus kesedihan Reina....
Malam ini juga nampak bahagia dengan memancarkan cahaya purnama. Membuat Reina semakin semangat melakukan kegiatannya.
Kini ia tengah menyiapkan buku dan seragam Railo dan Raisya, setelah tadi sudah menyuapi mereka makan malam dan menidurkannya. Besok merupakan hari pertama mereka masuk sekolah, karena itu Reina menyiapkan banyak hal untuk mereka.
Selepas mengerjakan itu, sebuah notifikasi e-mail masuk ke ponsel Reina. Karena berpikir itu panggilan kerja, Reina menyalakan laptopnya untuk membuka itu di sana.
Wanita itu seketika memekik senang ketika membuka e-mail masuk itu. Apa yang ia pikirkan ternyata benar, sebuah perusahaan mengirim panggilan interview kerja di hari esok.
"Okay-okay, aku harus menyiapkan berkas-berkas, lalu berpakaian rapi. Ah aku senang sekali!" serunya.
Setelah menyelesaikan dan merapikan keperluan Railo dan Raisya, ia beranjak ke arah lemari bajunya untuk mencari berkas-berkas yang akan dibutuhkan juga mencari baju yang akan ia kenakan.
"Aku akan pergi ke sana setelah mengantar Putri dan Pangeranku," ucapnya seraya tersenyum memeluk baju yang sudah ia pilih.
-
Pagi hari tiba, mentari nampak memancar dengan begitu semangat. Reina kini sedang menyiapkan sarapan untuk mereka bertiga sebelum membangunkan kedua anaknya. Ia juga sudah menyediakan baju seragam untuk mereka.
"Mommy, aku bangun, ayo kita ke sekolah," ucap Raisya yang keluar dari dalam kamarnya dengan mata yang masih mengantuk.
Reina tersenyum melihat putrinya begitu semangat meskipun matanya masih sulit untuk dibuka. Wanita itu menghampirinya, meraih gadis kecil itu ke dalam pangkuannya.
"Bagaimana mungkin putri kecilku ini akan pergi ke sekolah dalam keadaan mengantuk, hm? Ayo buka matamu!" serunya dengan menggelitik perut Raisya.
"Hihi, Mommy hentikan! Itu geli!" ucap gadis kecil itu.
Reina terkekeh melihatnya, lalu menggendong putrinya itu ke meja makan. "Ayo makan dulu, dan Mommy akan membangunkan kakakmu yang suka tidur itu," ucap Reina seraya berpura-pura berbisik, membicarakan Railo yang masih tidur.
Wanita itu melangkahkan kakinya perlahan, seperti mengendap-endap menuju kamar anaknya. Raisya yang memperhatikan itu seolah menahan tawa, karena ia melihat Railo menyuruhnya diam.
Gadis kecil itu tertawa terbahak-bahak ketika Reina mengetahui ternyata pangeran kecilnya sudah bersembunyi di balik pintu dan berteriak mengejutkan ketika ia sampai.
"Duar!" teriak Railo seraya keluar dari belakang pintu.
"Dasar anak nakal, Mommy akan menggigit mu! Rawrr!"
Hanya karena candaan kecil itu, mereka bertiga tertawa bahagia di sana.
-
Keluarga kecil Reina semuanya sudah bersiap, Railo dan Raisya sudah berseragam lengkap dengan tas sekolah di samping mereka. Kini kedua anak itu tengah menonton televisi untuk menunggu sang ibu selesai di kamarnya.
"Mommy, mengapa pakaian Mommy rapi sekali?" tanya Raisya kala Reina keluar dari kamarnya.
"Iya, bahkan Mommy juga berdandan," tambah Railo.
"Karena Mommy ... hari ini ada panggilan kerja!" seru wanita itu seolah memberikan kejutan.
"Wah! Apa sebentar lagi Mommy akan bekerja?" tanya Raisya.
"Doakan saja, ya." Reina membungkukkan badannya kepada Raisya.
"Tapi, kenapa Mommy bekerja? Padahal, kan, sebelumnya tidak bekerja." Railo yang pintar, pertanyaannya selalu membuat Reina kagum.
"Mommy bekerja karena Mommy ingin mendapat gaji. Jika Mommy dapat gaji, Mommy bisa membelikan mainan yang banyak untuk kalian," jelas Reina.
"Benarkah itu, Mommy?" Reina mengangguk.
"Wah kalau begitu aku ingin mainan robot, ya, Mommy!" seru Railo antusias.
"Kalau aku ingin boneka yang lucu-lucu, yang banyak sekali!" Gadis kecil itu membulatkan lengan mungilnya saat mengucapkan kata banyak.
"Tentu saja, Mommy akan membelikannya jika hari mendapat gaji itu datang. Jadi doakan Mommy, ya. Supaya panggilan hari ini lancar dan bisa mendapatkan pekerjaan itu."
"Pastinya Mommy, kita selalu mendoakan Mommy!" seru Raisya disusul anggukan Railo.
-
Sesudah mengantar anak-anaknya ke sekolah di hari pertama juga menitipkan mereka pada gurunya, Reina bergegas ke halte dan menaiki bus yang searah dengan perusahaan itu, karena waktu interview-nya sebentar lagi akan dimulai.
Ia sungguh merasa gugup dan tegang ketika memasuki gedung perusahaan itu, namun ia berusaha untuk tetap tenang dan harus berusaha keras mendapatkan pekerjaan ini.
"Mengapa rasanya aku melihat perempuan itu?"
"Ah itu benar dia."
-
"Panggil wanita bernama Reina untuk interview sekarang." Suara itu terdengar di ruang Direktur Perusahaan ini.
"Baik, Tuan Muda."
Reina yang kemudian dipanggil itu bergegas merapikan pakaiannya, jantungnya semakin berdegup kencang kala diberitahu bahwa yang akan meng-interview-nya adalah Direktur Perusahaan langsung.
Suara ketukan pintu terdengar di ruangan itu.
"Permisi, Pak. Izin perkenalkan, saya Reina," ucap wanita itu setelah membuka pintu.
Ketika Reina masuk ke ruangan, sang Direktur nampak membelakanginya. Membuat Reina bertambah gugup ketika ingin duduk.
"Masuk dan duduklah," ucap Direktur itu.
"Suara ini ...," batin Reina. Wanita itu masih berusaha menenangkan dirinya meski mulai merasa curiga tentang siapa yang ada dibalik kursi itu.
Kursi yang Direktur itu duduki berputar, menampilkan wajah yang sudah tak asing lagi di memori Reina. Membuatnya seketika terkejut dan langsung memundurkan dirinya.
"K-kau?"
"Ya, ini aku, Alexander Leonel Bieber."
...
...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Naufal Alexi Pijartama
anak yg sholeh dan sholehah jd adem deh klo baca statement, twins
2021-10-15
0
Titik Widiawati
anak 5 th bisa ngomong kayak gitu dimana lg klo bukan d dunia novel
2020-12-26
0
Sri Devi
ceritanya kayak d novel sebelah ..
2020-08-30
0