Hancur sudah harapan Kylian untuk mewujudkan cita-citanya menjadi seorang arsitek. Cita-cita itu kini hanyalah sebatas angan-angannya saja. Kemarin dia masih sibuk memimpikan dirinya yang beberapa tahun lagi akan sibuk merancang gedung-gedung, rumah-rumah dan bangunan-bangunan indah lainnya yang akan menjadi mahakaryanya. Tapi hari ini, semuanya tiba-tiba gelap.
Dia tidak lagi berani untuk memimpikan semua hal-hal itu sejak sang Papah memberikannya ultimatum untuk menikahkannya.
Dinikahkan dengan putra pemilik pondok pesantren sebenarnya bukanlah penghalang besar untuk Kyli. Dia bisa saja membuat ulah dengan suami dan juga keluarga suaminya sampai mereka jengah dengan tingkahnya atau dia bisa saja meminta cerai dari suaminya untuk bisa melanjutkan mimpinya, tapi... tidak, Kyli tidak hanya sekedar hanya menikah, tapi disana Kyli juga akan nyantri dengan kata lain dia akan belajar agama di pondok pesantren itu.
Bagaimana dengan kuliahnya?
sudah pasti Fabian sudah mengaturnya untuk cuti selama setengah tahun untuk memperdalam agama di pondok pesantren itu.
Kyli sebenarnya bukan tidak bisa menolak permintaan sang ayah, tapi dia tau tidak ada jalan lain selain menerima keputusan papahnya itu.
Percuma juga dia kabur dan memilih hidup di bawah kakinya sendiri. Dia terlalu manja untuk itu. Sejak kecil Kylian tidak pernah mengenal kata susah dalam memenuhi semua keinginannya dan karena itu juga dia tumbuh menjadi gadis yang susah diatur dan manja. Untuk merubah semua itu, Papahnya bersikeras untuk menikahkannya dengan putra dari pondok pesantren itu dan memasukkannya ke pesantren untuk belajar. Papahnya berharap keputusannya itu akan merubah perilaku Kylian. beda sekali dengan adiknya Kalang, dia tipe pria yang manut dan tidak pernah melawan apa kata kedua orang tuanya.
Dan Kylian sudah bertekad untuk membuat kedua orang tuanya menyesal akan keputusan mereka. Dia akan membuktikan bahwa kehidupan di pesantren tidak akan pernah merubahnya. Terlebih dengan perjodohan yang kedua orang tuanya lakukan. Dia akan melakukan apapun untuk membuat suaminya menyesal karena menikah dengannya dan memilih menceraikan Kylian dengan begitu orang tuanya tidak memiliki pilihan lain selain mengeluarkannya dari tempat ini.
*****
Beberapa jam lalu Kylian sudah tiba di pondok pesantren tinggalnya selama masa yang Kylian tidak bisa di perkirakan dan dia berniat untuk membuatnya sesingkat yang dia bisa. Dan Kalau saja memungkinkan, besok dia sudah bisa membuat suaminya itu menceraikannya dan membuat dia terusir dari tempat ini.
Kylian benar-benar tidak bisa beradaptasi dengan suasana di tempat ini. Sejak kedatanganya tadi, sepanjang dia lihat, semua pemandangan di hadapannya itu begitu membosankan. Hanya ada gedung-gedung kelas, asrama, kantin, bangunan-bangunan yang entah apa fungsinya dan sebuah gedung sarana olahraga yang hanya terdiri dari lapangan basket, tenis, futsal. Tidak ada alat-alat fitness atau apapun yang bisa mengusir rasa bosannya. Apa selama di tempat ini yang dia lakukan hanya belajar saja?
Kylian bergidik ngeri membayangkan kehidupannya mendatang di tempat ini. Baru membayangkannya saja Kylian sudah tidak sanggup, apalagi menjalaninya.
"Ck... sial nggak sanggup gue disini! Pokoknya gue harus buru -buru keluar dari tempat ini," tekadnya bulat.
"Keluar dari tempat ini nggak semudah saat kamu memasukinya." ucap seseorang pria dan itu mengagetkan Kylian.
Perempuan itu berbalik dan menemukan seorang pria memakai peci dan baju koko berwarna putih dengan sarung hitam bermotif etnik yang Kylian tidak yakin itu motif apa.
Dilihat dari pakaian dan sorban yang disampirkan di bahunya serta titik-titik air yang masih menetes dari kedua alis tebalnya, dia sepertinya akan menunaikan sholat dzuhur dimana panggilannya saat ini sedang berkumandang.
Hollyshit! Apa emang tiap santri disini punya penampilan yang nentramin hati kayak sosok pria yang ada dihadapan gue ini? kalo iya, Mungkin gue bakalan pertimbangin buat tinggal lebih lama buat mengagumi ciptaan Tuhan ini.
"Apa tidak ada yang mengajarimu soal peraturan disini? Seorang perempuan wajib untuk mengenakan hijab disini.” Nada dingin yang dilontarkan pria di depannya itu membuyarkan lamunan Kylian.
Belum sempat ia membalas perkataan pria itu, dia berjengit kaget dengan tindakan spontan yang tidak Kylian sangka.
Pria itu mengambil sorban yang dia sampirkan dibahunya dan memakaikannya ke kepala Kylian yang saat ini memang tidak mengenakan jilbab. Dia meraih rambut Kylian yang berkibar dan menyelipkannya ke belakang telinga perempuan itu sebelum kembali memperbaiki letak sorban yang sudah beralih fungsi menjadi kerudung di atas kepala Kylian.
"Islam memposisikan seorang wanita sangat mulia. Seluruh yang ada pada diri seorang wanita adalah sesuatu yang suci dan tidak boleh sembarang orang melihat dan menikmatinya kecuali mahramnya," jelas pria itu seraya mundur beberapa langkah membuat jaraknya dan Kylian tidak lagi sedekat tadi.
"Lain kali saya akan menghukum kamu kalau saya mendapati kamu berkeliaran dengan penampilan seperti tadi lagi," ucap pria itu lagi
"Apa hak lo buat ngedukung gue?" protes Kylian tidak terima.
Alih-alih menjawab pertanyaan Kylian, pria itu hanya menyunggingkan senyum aneh dan melangkah pergi meninggalkan Harsya yang masih sibuk mencerna apa yang saat ini terjadi.
Kylian tidak bisa mengartikan apa maksud dari senyum itu, tapi Kylian yakin itu bukanlah pertanda baik. Caranya tersenyum mengingatkan Kylian dengan senyum misterius Mamahnya juga Papahnya saat sebelum dia menyampaikan berita yang membuat Kylian berakhir di tempat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Tara
itu calon suamimu say🤭😱😅🤔🙏
2023-12-18
2