Malam sunyi, jalanan juga nampak sepi, Diandra terus melangkah di atas trotoar, jalanan malam ini tidak seperti biasanya yang ramai karena cuaca yang mendung dan sepertinya akan hujan, angin berembus kencang, Diandra mempercepat langkah kakinya agar cepat sampai di rumahnya, saat dia akan masuk ke gang tibah-tibah tubuhnya roboh dan dia tidak sadarkan diri.
Lelaki itu mengangkat tubuh Diandra yang terkulai lemas di bawahnya ke dalam mobil. Sesampai di hotel lelaki itu membaringkan Diandra di ranjang.
"Jacob adikmu ada di tanganku sekarang" seringai licik Eldar.
Sinar mentari menyinari wajah cantik seseorang yang sedang tidur, merasa wajahnya menghangat sedikit demi sedikit gadis itu membuka matanya. Kepalanya terasa berat, dia mencoba untuk bangun tapi tak sanggup.
"Aw,," lirihnya.
"Kau sudah bangun!" kata seorang lelaki menghampirinya yang masih mengenakan handuk kimono dengan rambut basah. Gadis itu mengerjap dia mencoba untuk bangun sebisa mungkin.
"Kamu siapa?" lirih gadis itu pada lelaki di depannya. Lelaki itu tersenyum kecut pada gadis itu.
"Kau lupa, bukankah semalam kita_"
"Maksud kamu apa?" sela gadis itu.
"Uda lah nona, kau seorang dokter tapi kau juga pemuas ranjang_"
"Tidak, apa yang kau lakukan padaku" elak Diandra menatap nyalang lelaki di depannya.
"Lihatlah, bahkan kau sampai menanggalkan bra mu" cetus lelaki itu melirik bra yang tergeletak di lantai. Diandra terpengangah melihat pakaiannya yang tergeletak di lantai dia mengintip sedikit membuka selimut.
Deg'
"Tidak" lirihnya, dia mencoba mengingat apa yang terjadi tapi kepalanya semakin pusing, dia tidak mengingat apapun yang telah terjadi semalam. Diandra semakin pusing, entah bius apa yang di berikan kepadanya.
"Kenapa kepalaku sesakit ini?" lirihnya, lelaki itu menatap datar pada Diandra. Diandra mencoba berdiri untuk mengambil bajunya yang tergeletak di lantai tapi saat hendak berdiri dia terjatuh naasnya keningnya terbentur meja.
Bug'
Lelaki itu dengan sigap menghampiri Diandra yang tergeletak dengan darah mengucur dari keningnya.
"Menyusakan" gerutunya membopong tubuh Diandra yang terbalut selimut dan di baringkan ke ranjang. Lelaki itu mengambil kotak P3K dengan sigap mengobati luka di kening Diandra. Selesai mengobati lelaki itu berganti baju setelah itu meninggalkan Diandra yang masih terlelap.
"Berterima kasihlah padaku karena hari ini kau tak perlu capek-capek bekerja" seringai lelaki itu pergi mengunci Diandra di dalam, dia berjalan menuju restoran yang ada di lantai bawah untuk menemui seseorang.
Sedangkan Riki nampak gusar, dia mencoba menghubungi Diandra tapi tidak aktif.
"Suster Yesi, dokter Diandra ada di dalam?" tanya Riki pada perawat yang pendamping Diandra kemarin.
"Dokter Dian belum datang" papar suster Yesi pada Riki. Riki menghela nafas berat.
"Kalau boleh tahu tadi malam dokter Diandra pulang jam berapa?" tanya Riki. Suster Yesi menggeleng.
"Maaf, kemarin aku sif pagi jadi tidak tahu dokter Dian pulang jam berapanya, coba tanya suster Wina saja dia sif malam!" ide suster Yesi.
"Terima kasih" kata Riki seraya pamit pada suster Yesi.
"Sama-sama"
Riki menuju ruang CCTV untuk mengecek rekaman kemarin sore kebetulan yang berjaga adalah Gio teman Riki.
"Lihat Diandra keluar lobi sekitar pukul 8 malam. Apa di rumahnya tidak ada?" tanya gio pada Riki. Riki menggeleng.
"Kenapa dia tidak menghubungiku saat mau pulang" keluh Riki. Gio menghendikkan bahu.
"Kamu tenang saja, siapa tahu dia sedang main ke rumah temannya atau keluarganya" ucap gio menenangkan Riki.
"Mending kamu kembali bertugas, nanti malah di cariin pak Bagio lho, kalau nanti dokter belum kembali, aku bantu kamu cariin dia" papar Gio. Riki mengangguk.
"Kalau begitu aku kembali dulu, thanks ya" pamit Riki kembali.
Saat Riki berjalan ke ruang praktek dokter umum Riki berpapasan dengan suster Yesi.
"Pak Riki," panggil suster Yesi. Riki berhenti.
"Ya sus, ada apa?" tanya Riki.
"Begini, tadi kata dokter Irawan dokter Diandra izin cuti beberapa hari karena dia pulang ke kampung katanya ada urusan mendadak gitu" jelas suster Yesi. Riki sempat berfikir aneh biasanya kalau ada sesuatu Diandra bilang pada Riki dulu.
"Pak Riki" panggil suster Yesi mengagetkan lamunan Riki.
"Eh, ya sus, kalau gitu terima kasih" kata Riki. Suster Yesi mengangguk.
"Sama-sama".
Riki pamit meninggalkan suster Yesi, suster Yesi memilih masuk kembali ke ruang praktek dokter umum untuk membantu dokter yang menggantikan Diandra untuk sementara waktu.
"Selamat siang tuan Eldar" sambut seseorang lelaki paruh baya pada Eldar.
"Selamat siang tuan Irawan" Eldar menyambut balik dokter Irawan.
"Sungguh kehormatan tersendiri bagi saya anda bersedia menjadi donatur rumah sakit" tutur dr. Irawan pada Eldar. Eldar menatap dr. Irawan dengan datar.
"Tapi soal cuti dokter Diandra, saya harap anda tidak keberatan" papar Eldar pada dr. Irawan.
"Tentu, dokter Diandra boleh cuti semaunya" balas dr. Irawan. Eldar mengangguk, kemudian dia berpamitan dulu pada dr. Irawan.
"Anda sudah bangun nona" papar wanita paruh baya yang bermata huzel pada Diandra saat Diandra membuka matanya. Diandra mengernyit mendapati dirinya yang sudah memakai baju dan di sebelahnya ada wanita paruh baya yang cantik.
"Apa aku bermimpi?" gumannya lirih tapi masih terdengar olehnya. Wanita paruh baya itu tersenyum lembut pada Diandra.
"Anda tidak bermimpi nona" sela wanita paruh baya itu seraya mengambil makanan di nampan dan menyodorkan pada Diandra.
"Dari tadi malam kata tuan Eldar anda belum makan, tolong makanlah biar anda tidak sakit!" tutur lembut wanita paruh baya itu pada Diandra. Diandra menggeleng.
"Tidak, anda siapa? dan siapa itu tuan el_"
"Tuan Eldar nyonya, dia menyuruh saya untuk menjaga anda di sini" lanjut wanita paruh baya itu.
'Jadi lelaki itu namanya Eldar, terus kenapa aku berada di sini, bahkan aku tidak mengenalnya' batin Diandra berkecamuk.
"Nona, sebaiknya anda harus makan, nanti kalau anda tidak makan anda akan sakit, dan tuan Eldar akan marah" papar wanita paruh baya itu pada Diandra. Diandra tetap tidak mau.
"Aku ingin pulang" pinta Diandra.
"Bagaimana anda bisa pulang, anda saja masih lemah" tolak wanita paruh baya itu. Diandra menatap berang pada wanita paruh baya itu.
"Nyonya, tapi aku mau pulang, tolong bilang pada majikan anda agar melepaskan ku" ungkap Diandra sendu.
"Nona, tuan pasti akan memulangkan anda, tapi untuk saat ini anda masih sakit, jadi lebih baik anda makan agar cepat sembuh, biar anda bisa pulang!"
"Aku tidak lapar" celetuk Diandra.
Klik
Pintu terbuka menampilkan Eldar masuk ke dalam dengan sorotan tajam.
"Tuan" hormat wanita paruh baya itu pada Eldar.
"Biarkan dia jika tidak mau makan" kata Eldar dengan menghunus. Diandra tidak menghiraukan ke hadiran Eldar dia memilih melengos menatap dinding.
"Tinggalkan kita!" seru Eldar pada wanita paruh baya itu.
"Baik tuan" wanita paru baya itu bergegas meninggalkan mereka berdua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Sugiharti Rusli
semoga tambah menarik yah
2025-02-13
0
Soraya
lanjut bca thor
2024-05-24
4