Klik
Pintu terbuka menampilkan Eldar masuk ke dalam dengan sorotan tajam.
"Tuan" hormat wanita paruh baya itu pada Eldar.
"Biarkan dia jika tidak mau makan" kata Eldar dengan menghunus. Diandra tidak menghiraukan ke hadiran Eldar dia memilih melengos menatap dinding.
Eldar melangkah menuju Diandra yang duduk bersandar di kepala ranjang.
"Kau tatap aku!" tegas Eldar pada Diandra. Diandra tak bergeming sehingga membuat Eldar geram. Eldar mencengkram dagu Diandra dengan kasar.
"Apa kau tuli?" tanyanya tajam. Diandra meringis menahan sakit.
"Atau kau mau jadi pemuas nafsuku nona?" seringai Eldar pada Diandra. Diandra menatap benci pada Eldar tanpa berkata. Eldar mendorong tubuh Diandra sampai menatap kepala ranjang.
"Aw,,," pekik Diandra. Tubuhnya masih terasa sakit apalagi di tambah kelakuan Eldar yang kasar padanya membuat Diandra semakin meringis kesakitan. Melihat Diandra yang meringis Eldar menarik nafas berat lalu pergi mengambil makanan yang ada di meja. Dia menghampiri Diandra yang menunduk menahan sakit.
"Makanlah!" tekan Eldar menyodorkan piring yang berisi makanan pada Diandra. Diandra bergeming menatap makanan yang ada di depannya.
"Jika kau tak mau makan, jangan salahkan jika aku akan_" Eldar melepas kancing kemeja yang dia gunakan satu persatu dengan satu tangan.
"Makan!" berang Eldar pada Diandra. Diandra menatap Eldar benci seraya mengambil piring yang di sodorkan Eldar padanya, dia mulai menyuap nasi yang ada di piring tersebut sedikit. Diandra meletakkan piring itu ke meja dia tidak menghabiskan makanannya, Diandra hendak mengambil air minum tapi kesusahan karena kondisinya yang lemah apalagi kepalanya masih begitu sakit. Eldar mengambilkan air minum pada Diandra.
"Terima kasih" ucap Diandra menerima gelas yang berisi air dengan cepat Diandra meminum habis air yang di berikan Eldar padanya. Diandra kembali menyandarkan kepalanya di kepala ranjang. Eldar melangkah menuju toilet.
Ceklek..
Pintu toilet di buka oleh Eldar dia selesai membersikan diri, di lihatnya Diandra yang kepalanya menyender di punggung ranjang dan matanya terpejam. Eldar mengambil baju ganti lalu memakainya. Dia berderap menghampiri Diandra yang tertidur di kepala ranjang, Eldar membenarkan posisi tidur Diandra kepalanya di taruh di atas bantal, lalu membenarkan selimut. Eldar melihat jam di dinding menunjukkan pukul 7 malam. Di lihatnya Diandra masih terlelap dari tadi siang. Eldar mencoba mengecek kondisi Diandra dengan memegang keningnya. Badannya sangat panas dan bibirnya pucat dengan sigap Eldar mulai mengambil kotak P3K dan mengompres kening Diandra. Sayang tubuh Diandra menggigil.
"Oh no, dia mengidap penyakit tipes" tebak Eldar. Eldar mengambil ponselnya dan segera menghubungi anak buahnya untuk membelikan obat tipes di apotek di antaranya Ciprofloxacin (Cipro) Azitromisin (Zithromax) dan Ceftriaxone. Menjadi seorang mafia besar menjadikan seorang Eldar harus multi talenta, terutama soal kesehatan Eldar belajar ilmu kesehatan saat dia berusia 17 tahun.
"Sial, kenapa kamu selalu menyusahkan" gerutu Eldar.
Riki mencoba ke rumah kontrakan Diandra, tapi rumahnya masih tertutup rapi, dia mencoba menghubungi Diandra tapi tidak bisa.
"Diandra, ada apa denganmu? tak biasanya kamu seperti ini" lirih Riki menatap nanar rumah Diandra yang masih tertutup dan lampunya juga padam.
Eldar mulai menyuntikkan antibiotik di tubuh Diandra karena panasnya tidak juga turun. Diandra sesekali mengigau memanggil ibunya.
"Ibu..." Eldar hendak menyuruh ARTnya untuk menemani Diandra tapi saat dia hendak melangkah tangan Eldar di genggam erat oleh Diandra.
"Ibu, jangan tinggalkan ana Bu, ana takut!" lirih Diandra mengigau. Diandra kembali tenang di kala Eldar menggenggam erat punggung tangan Diandra hingga Eldar terlelap di samping Diandra.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Download
Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Comments