Eps 5..
Mimpi Sania...
Dimalam hari, didepan teras rumah.
Sania bersama orang tuanya berbaring diatas meja besar yang ada dihalaman, sambil menatap langit.
"Ayah, Ibu, kenapa bintang selalu bersama bulan dimalam hari? Apa mereka bermusuhan dengan matahari? oleh karna itu mereka hanya menemani bulan?" Tanya Sania pada kedua orang tuanya.
Ayah dan ibu Sania tertawa mendengar pertanyaan Sania yang sangat lucu bagi mereka.
...****************...
"Sann,"
Sania terbangun dari mimpi indahnya, begitu berat matanya untuk terbuka. hingga ia melihat dengan samar, Fandy berada tepat disampingnya.
Bisa-bisanya aku memimpikan dia, begitu menarikkah dia sampai ikut masuk kedalam mimpiku, kemana perginya ayah dan ibu tadi. rasanya aku tidak ingin terbangun dari mimpi ini. Batin Sania sembari menatap wajah Fandy dengan sendu.
Sania menyentuh wajah Fandy pelan-pelan. Hidung mancung, alis tebal, dan bulu mata yang lentik. Ditambah, tatapan hangat Fandy yang sungguh membuat Sania terpana.
Mimpi yang begitu indah. Sania meracau.
"Saaann," Fandy menyadarkan Sania.
Matanya terbelalak, terbuka lebar dan tersadar bahwa ini bukanlah mimpi. Mereka saling tatap dengan kecanggungan saat ini.
Tunggu dulu, bukankah semalam.
Sania teringat dengan tingkahnya semalam, yang tidak mengenakan apapun selepas mandi.
"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa." teriaknya sambil menarik selimut.
"Mas, Mas kenapa bisa ada disini? emmmm bukan.. bukan.. maksudku sejak kapan Mas ada disini? Mas sudah ngeliat apa aja? Mas nggak apa-apain aku kan?" Sania panik,
Bicaranya tak karuan hingga tertunduk malu. Sania memegang erat selimutnya untuk menutupi tubuhnya.
"Woouw wwoouww woouww tunggu dulu tunggu, jangan panik. Dan, harusnya Mas yang tanya. Kenapa kamu bisa disini? bukannya kita sepakat untuk pisah kamar dulu, sampai benar-benar siap? Dan juga, jangan khawatir. Mas tidak melihat apa-apa, apalagi sampai menyentuh kamu."
"Bener kan, Mas?" Sania mencoba meyakinkan ucapan Fandy.
"Iyaa, mas serius. Mas terbangun, karna tangan kamu tau-tau telah berasa diatas badan Mas. Mas fikir ya, Mas cuma mimpi, ehtaunya— kamu beneran ada disebelah. Makanya Mas manggil biar kamu bangun. Apa kamu memang semudah itu untuk berubah fikiran?"
"Tunggu dulu, maksud Mas— Mas tidur disini? tapii, tapii kata bii Iyem, semalam. Kamar aku yang gagang pintunya hitam sendiri."
"Astagaaaa." Fandy memukul keningnya.
"Mas baru inget, bi Iyem kan tidak tahu kalau kita tidak sekamar san. Bi Iyem menunjukkan kamar yang salah padamu. Lagi pula, ada apa denganmu? Bisa-bisanya kamu tidak,"
"Masss, aku faham sekarang. kalau gitu— aku boleh minta tolong Mas keluar dulu, Please." langsung memotong omongan Fandy.
"Okee, kalau sudah selesai. Turun ya,"
Dengan senyum mengejek Fandy keluar menutup pintu kamar.
"Huuuuhhhhhhhhhh," Sania merasa sangat lega sekarang, sedari tadi Sania telah menahan malu karena ia telah tidur di kamar yang salah, bahkan tidak mengenakan apapun.
Astagaaa San, gilaa, malu banget sumpah. Jadi semalam aku tidur sama mas Fandy. Bisa-bisanya aku enggak sadar. Sekarang gimana caranya aku bisa berhadapan sama mas Fandy. celotehnya sambil memukul kening.
Sania turun kelantai bawah, ia melihat Fandy yang begitu tampan mengenakan kemeja putih dengan jas navy sambil membaca koran.
Dengan gugup, ia melangkah pasti.
"Non, mari. Sudah waktunya sarapan." panggil bii Iyem,
"Pagi, San." sapa Fandy.
"Pp pagiii, Mas" jawab Sania pelan dan sedikit gagap.
Sarapan mereka yang lagi-lagi diawali dengan kecanggungan karena kejadian tadi. Membuat Sania hanya diam dan mencoba mencerna sarapannya.
"San, tadi mas sudah jelaskan ke bibi, masalah kamar kita. Jadi, sembari bibi membersihkan kamar yang akan kamu tempati. Kalau kamu mau istirahat, kamu ke kamar mas aja dulu! Tidak perlu malu, mas juga kekantor, mungkin pulangnya agak telat karna ada janji temu dengan clien sore ini."
"Iyaa mas, terima kasih. Oh iya mas, kalau boleh aku mau izin kerumah paman untuk mengambil beberapa barangku yang tersisa."
"Boleh, nanti mas suruh pak karno buat antar kamu."
"Makasih mas," balas Sania dengan senyum.
"Sama-sama, Oke kalau gitu mas berangkat dulu, kalau ada apa-apa hubungin mas ya!"
"Hati-hati dijalan mas!"
"Siap cantik," ucapnya sambil mengelus kepala Sania.
Lagi dan lagi seenaknya dia sentuh-sentuh aku, apa dia sedang mengejekku. celoteh Sania dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Ide'R
Harusnya Fandi jelasin dong ke Sania,kamar dan ruangan yang ada dirmh,kan baru kenal,baru ketemu dan baru kermhnya..masa ditinggal tidur aja..🤭🤭
2023-12-30
1
Asbul Arif
sabar ya🤣
2023-12-15
1
Asbul Arif
pasti malu banget sania
2023-12-15
1