HP Baru Yuda

Keesokan paginya Cilla sudah berada di sekolah, walaupun masih belum terbiasa Cilla terpaksa ke sekolah naik angkot bersama Mawar. Setelah kejadian kemarin Mawar belum bicara lagi pada Cilla begitupun Cilla.

Sesampainya di sekolah Cilla langsung mencari Yuda, Yuda ternyata sudah berada di kantin. Sedang sarapan, Cilla berjalan ke arah Yuda lalu menyodorkan kotak HP.

"Nih, gue kemarin beneran minta maaf. Orang gak sengaja juga kok," ucap Cilla tanpa menatap Yuda.

Yuda menatap Cilla lalu mengambil kotak HP tersebut, "Sini dulu duduk," Yuda menarik tangan Cilla untuk duduk di sebelahnya.

"Apaan lagi sih? Gue udah minta maaf juga kan," Cilla akhirnya menatap Yuda.

Yuda menatap kotak HP yang di berikan Cilla, "Ini asli? Padahal HP gue kemarin kan Oppo, lu ganti iPhone? IPhone 13 lagi."

"Bukan gue yang beli, tapi bokap gue. Ya udah pakai aja, lagian kemarin HP lu rusak kan gara-gara gue."

"Ah lupa gue, lu kan orang kayak yah. Ya udah deh gue terima," Yuda terlihat senang, ia dengan perlahan membuka HP itu.

"Ya udah gue ke kelas dulu," Cilla pergi dari sana ia tidak mau terlambat masuk kelas.

"Kenapa sih dia malah makin deket sama Yuda," ucap murid-murid yang memperhatikan Cilla.

"Kena pelet kali Yuda nya," balas yang lainnya.

Sementara itu Cilla sudah berada di kelas, Mawar masih bersikap cuek pada Cilla. Bahkan Mawar enggan menatap Cilla, Cilla tidak memikirkan itu ia berusaha terbiasa sendiri, semua teman di kelasnya juga menjauhi Cilla karena Cilla malah dekat dengan Yuda.

Cilla celingukan dan semua murid di sana berusaha tidak peduli dengan Cilla, Cilla sudah dapat merasakan jika mereka memang menjauhi dirinya.

Cilla menghela nafas, "Ya udahlah, lagian jadi murid populer kadang merepotkan," Cilla tidak merasa sedih ketika semua murid menjauh darinya, karena sejak dulu ia sudah muak dengan kehidupan sekolah yang seperti itu.

Bel sekolah berbunyi di barengi dengan masuknya guru, hari ini mereka belajar dengan lancar. Saat jam istirahat Mawar pergi duluan bersama temannya yang lain meninggalkan Cilla, Cilla akhirnya ke kantin sendirian.

Di kantin ia menatap meja kantin yang penuh, saat ia bingung akan duduk bersama siapa ia melihat Yuda yang duduk sendirian padahal kursi di sekelilingnya masih kosong.

"Ah sama dia aja deh," Cilla berjalan menghampiri Yuda.

"Gue bolehkan duduk di sini?" tanya Cilla.

Yuda menatap Cilla, "Duduk aja, lagian kosong kok."

"Akhirnya gue dapat tempat duduk, gue udah lapar banget soalnya. Ya udah gue mau pesan makanan, kalau ada yang mau duduk di sini lu usir aja bilangin udah ada gue," ucap Cilla saat berdiri.

"Lagian siapa sih orang yang mau duduk satu meja sama gue selain lu? Menurut lu gue duduk sendirian di meja seluas ini padahal meja yang lain udah penuh tuh kenapa kalau bukan karena mereka takut," balas Yuda.

"Ah ya udahlah, yang penting jangan ada yang duduk di sana," teriak Cilla.

Tidak lama setelah itu Cilla kembali, ia menyodorkan jus buah ke hadapan Yuda, "Ini buat lo."

"Makasih."

Cilla langsung fokus memakan bakso yang ia beli barusan, Yuda sambil menyedot jus mangga ia memandangi Cilla untuk beberapa detik sebelum akhirnya ia memalingkan tatapannya karena Cilla ingin menatapnya balik.

"Tunggu! Gue jadi penasaran lu jahat banget yah orangnya sampai semua orang takut sama lu?" Cilla menanyakan apa yang membuatnya penasaran selama ini.

"Menurut lu? Selama ini gue jahat sama lu? Gue gigit lu?" Yuda malah bertanya kembali.

"Enggak sih, yah walaupun agak nyebelin dikit."

"Lu tuh yang nyebelin," Yuda menunjuk Cilla.

"Enak aja, dari awal kita ketemu, yang nyebelin tuh elo bodoh."

"Lu bilang gue bodoh?" Yuda menatap Cilla tajam.

Bukannya takut Cilla malah tertawa, "Iya lu bodoh," Cilla masih saja.

"Lu yang bodoh," Yuda memukul kening Cilla.

"Ah. Dah ah diem gue mau makan dulu, gue lapar belum makan dari tadi pagi, kalau gue sekarang pingsan karena kelaparan kan gak lucu yah," Cilla meraih kembali sendok makannya.

"Yang mulai duluan juga elu."

"Ya udah sekarang mah diem dulu."

"Nanti siang mau kemana?" tanya Yuda.

"Gak kemana-mana sih? Mau ngajak gue jalan?" Cilla terlihat bersemangat.

"Takutnya lu bosen aja di rumah, dari yang gue perhatiin semua orang di sini jauhi lu yah," Yuda ternyata diam-diam memperhatikan Cilla.

"Makannya lu gak bisa main sama siapapun," lanjut Yuda.

"Ah iya lu bener."

Yuda berpikir jika semua orang menjauhi Cilla karena Cilla dekat dengannya, jadi semua orang tidak mau berteman dengan Cilla karena takut. Yuda merasa sedikit bersalah.

"Kalau lu mau semua orang jadi temen lu mending jauhi gue," Sebenarnya Yuda tidak ingin jauh dengan Cilla, hanya saja Yuda juga tidak ingin membuat Cilla bersedih karena di jauhi semua orang.

Cilla tertawa, "Ngapain gue mau semua orang jadi temen gue? Banyaknya temen gak ngejamin semuanya tulus, gue lebih baik punya satu temen tapi tulus."

Entah kenapa ucapan Cilla membuat Yuda senang.

"Gue muak jadi murid populer di sekolah, semua orang deketin gue cuman karena mereka bisa manfaatin gue. Gue terkadang pengen hidup normal aja, gak ada yang anggap gue ada juga gak masalah. Itu akan buat gue tenang," lanjut Cilla tersenyum tipis.

Senyuman indah melengkung di bibir tipis Cilla, Yuda memalingkan tahapannya dari Cilla, "Bagus deh," balas Yuda.

"Ya udah nanti siang kita jalan-jalan, gue emang bosen. Mau jalan sendiri takut nyasar, mau ngajak Mawar kayaknya Mawar masih marah sama gue di tambah Mawar pasti jualan nanti siang."

"Oke, gue ke rumah lu nanti."

"Siap bos."

"Tapi gak lama yah, gue harus kerja."

"Lu kerja?" Cilla menatap Yuda.

"Iya, gue kerja sorenya sampai malem."

"Di mana?"

"Jaga toko sekalian bantu angkat-angkat barang."

"Ya udah gue mau ikut ke tempat lu kerja."

"Ngapain?"

"Liatin lu kerja sekalian kalau ada yang perlu gue bantu, gue bantuin. Yah daripada gue gabut di rumah."

"Ya udahlah terserah lu."

"Nah gitu dong."

Saat pulang sekolah Cilla langsung ganti pakaian dengan memakai kaos dan celana jeans longgar. Cilla memakai topi dengan rambut yang ia kuncir kuda, di depan cermin Cilla berpose sembari memperhatikan pakaian dan riasan wajahnya, Cilla hanya memakai bedak dan sedikit lipbalm untuk membuat bibirnya tidak kering dan tidak pucat.

Selesai bersiap Cilla keluar dari kamarnya, ia mengambil sepatu putih di rak sepatu. Mira yang melihat Cilla langsung memanggilnya, "Non, Non mau kemana?"

"Aku mau keluar dulu, gak papah kan?"

"Gak papah kok, tapi Non harus hati-hati."

"Oke," saat Cilla keluar rumah kebetulan Yuda sudah ada di sana.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!