Preman Sekolah

Cilla mengambil ponsel pria itu yang pecah bahkan sampai tidak bisa di nyalakan lagi, "Sorry," Cilla tersenyum sambil minta maaf.

"Maaf doang? Permintaan maaf lu gak bakalan bisa buat ponsel gue hidup lagi," bentak pria itu yang membuat Cilla kaget.

"Ya ampun lu mau gue gantiin? Ngomong aja kalau mau gue ganti, besok gue ganti tenang aja," Cilla balas membentak pria itu.

"Udah nabrak, ngerusak HP orang nyolot lagi."

"Eh, lagian lu duluan yang nyolot. Coba lu dari awal ngomongnya baik-baik, mungkin gue gak bakalan nyolot sama lu."

Pria itu menatap Cilla dari ujung kepala hingga ujung kakinya, "Lu murid baru yah? Lu pasti belum tau siapa gue, jadi lu bisa seenaknya ngomong sama gue."

"HELOWWW....... Emang lu Justin bieber sampai-sampai gue harus kenal elo," Cilla tambah nyolot sambil berkacak pinggang.

"Boleh juga lu, lu gak liat apa sekitar lu sekarang kayak gimana?"

Cilla menatap sekitarnya, murid lain tampak hening.

"Apaan sih gue gak ngerti, ya udah besok gue ganti ponsel lu. Udah selesai kan?" tanya Cilla.

"Belum," Pria itu menarik tangan Cilla untuk masuk ke sekolah.

"Apaan sih? Lepasin gak? Gue teriak nih," ancam Cilla.

"Teriak aja, emangnya ada yang mau nolongin lu? Gak bakalan ada, makannya sebelum berurusan sama orang cari tahu dulu siapa orangnya," Pria itu masih tidak melepaskan tangannya.

"Tolong-tolong, nih pria cabul kayaknya," teriak Cilla, ia kaget saat semua murid tidak menggubris ucapannya bahkan mereka terlihat berusaha tidak terlibat ke dalam masalah mereka.

Mawar juga tampak tidak bisa berbuat apapun, "Tunggu! Lu mau bawa gue kemana sih sebenarnya?" tanya Cilla.

"Ke kantin, gue lapar. Lu bayarin gue makan," balas pria itu.

"Ya udah lepasin tangan gue, gue juga lapar jadi gue gak bakalan kabur," ujar Cilla.

Pria itu akhirnya melepaskan tangan Cilla, Cilla mengikuti pria itu ke kantin sambil mengelus pergelangan tangannya.

Di tempat lain ada tiga wanita yang sedang membicarakan Cilla, "Dia siapa sih? Kok berani banget sama Yuda," tanya salah satu ketiga wanita itu pada kedua temannya.

Yah pria tadi bernama Yuda, ia merupakan preman sekolah yang di takuti banyak orang. Yuda terkenal kasar dan sering sekali ribut, bahkan sangking kasarnya Yuda tidak ada yang berani mendekati Yuda. Yuda selama ini hanya sendirian, ia tidak punya teman satu pun di sekolah.

Walaupun kelakuannya begitu, Yuda sangat tampan. Ada banyak wanita yang menyukai Yuda, tapi hanya untuk mendekat saja mereka tidak berani.

Yuda sering mendapatkan banyak coklat atau makanan di meja dari penggemar rahasianya.

Sesampainya mereka di kantin Yuda dan Cilla memesan makanan untuk mereka sarapan, Bel sekolah telah berbunyi semua murid berlarian menuju kelas mereka masing-masing.

"Sialan, belum juga selesai," kesal Cilla yang buru-buru minum.

"Santai aja, telat bentar gak bakalan masalah kok," balas Yuda yang malah makan dengan santainya.

Cilla tersenyum ke hadapan Yuda, "Mungkin dulu iya, tapi tidak untuk sekarang. Udah ah gue pergi, nih buat bayar makanannya. Gue rasa cukup kok," Cilla meletakkan uang 100 ribu satu lembar di meja.

Cilla berlari menuju kantor, tapi tiba-tiba ia kembali ke hadapan Yuda, "Kantornya di mana?" Tanya Cilla lupa.

"Lu lurus aja dari sini terus nanti belok kanan, nah di sana lu lurus lagi sampai mentok, di sana kantornya."

"Oke," Cilla kembali berlari.

"Bilang makasih kek."

"Lu juga gak bilang makasih udah gue traktir," teriak Cilla.

_________

Cilla masuk ke kelasnya di temani wali kelas, Cilla di minta memperkenalkan dirinya di hadapan teman sekelasnya.

"Nama gue Agatha Pricilla, kalian bisa panggil gue Cilla aja."

"Yang sopan dong Cilla," timpa Pak Didi.

"Ah maaf Pak, kebiasaan."

Cilla memperkenalkan dirinya kembali dengan agak sopan, setelah itu ia di persilahkan duduk di samping Mawar. Kebetulan Mawar duduk sendiri, kursi di sampingnya masih kosong, Cilla duduk di kursi sambil menghela nafas.

"Sialan, untung aja gak telat," gumam Cilla bernafas lega.

"Non, saya hanya ingin memperingati Non. Jangan terlalu dekat dengan Yuda, dia preman sekolah di sini dan semua orang takut pada Yuda. Saya hanya ingin Non tidak kenapa-napa, Tuan Amar menitipkan Non sama saya," jelas Mawar.

Cilla menatap Mawar, "Yuda? Siapa Yuda?"

"Pria yang tadi bawa Non pergi, pokoknya saya minta Non jangan terlalu dekat dengannya. Atau mungkin sebisanya Non jangan berurusan dengan dia lagi."

"Gak usah panggil gue Non, lu gak malu apa kalau ada orang lain yang denger? Panggil gue Cilla aja."

"Saya tidak akan malu dengan apapun pekerjaan ibu saya asalkan pekerjaannya halal," balas Mawar.

"Oke-oke, tapi panggil gue Cilla aja."

Sementara itu di kantin Yuda masih memandangi ponsel satu-satunya, ia bingung bagaimana harus menganti ponselnya. Uang di tabungannya masih belum cukup, "Ah sudahlah nanti bisa beli yang bekas aja," gumam Yuda.

Setelah makan Yuda pergi ke kelas, walaupun kelas sudah berlangsung Yuda tanpa rasa malu atau bersalah langsung nyelonong masuk begitu saja.

Yuda duduk di kursi, Guru yang mengajar juga sudah biasa dengan kelakuan Yuda. Percuma memperingati Yuda, Yuda sangat keras kepala dan mau enaknya sendiri.

Di kolong meja Yuda seperti biasa banyak makanan, Yuda mendengar guru menjelaskan sambil makan. Yuda bahkan tidak membawa satu buku catatan pun, walaupun kelakuan nya seperti itu, Yuda sangat pintar. Tanpa mencatat materi pun Yuda akan mengingatnya.

___________

Saat jam istirahat tiba, Mawar mengajak Cilla ke kantin. Di sana Cilla memesan minuman doang karena tadi pagi ia makan terlalu banyak jadi saat ini masih kenyang.

"Hey cewek baru," seorang wanita menggebrak meja Cilla.

Cilla hanya menatap wanita itu datar.

"Lu gak usah sok akrab sama Yuda, masih murid baru udah banyak tingkah," lanjut wanita itu.

"Perasaan gue gak bertingkah apapun deh."

"Sadar bodoh," wanita itu menoyor kepala Cilla beberapa kali.

Cilla mencoba menahan emosi dengan diam saja.

"Lu rusak HP Yuda, lu gak tau apa Yuda harus kerja keras dulu buat beli HP baru. Buat makan ibunya aja kadang susah, lu malah tambah-tambah masalahnya," bentaknya lagi.

"Gue bakal ganti kok, lu tenang aja," balas Cilla.

Yuda tiba-tiba datang menghampiri mereka, Yuda melerai keributan di antara keduanya.

"Ikut gue, gue masih ada urusan sama lu," seperti biasa Yuda menarik Cilla dengan kasar.

"Lu kalau mau bawa anak orang ngomong dulu kek, ke seret kan gue tiba-tiba di tarik lu, untung aja tadi gak nabrak meja."

"Gue gak peduli mau lu nabrak truk juga."

"Sialan, mau kemana lagi sih?"

"Gak usah banyak tanya, diem deh!"

Cilla akhirnya tutup mulut, tampak mustahil menang jika debat dengan manusia setengah batu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!