**di Bandara Soetta**
"Duh, mbak Freya, kamu mau jadi Bridesmaid atau pindahan ke Bali, sih?" keluh Darren saat mengangkuti salah satu koper milik Freya saat menitipkan barang di Bagasi. Freya membawa tiga koper.
"Sepertinya Freya mau cari jodoh bule, Ren!" ujar Devina yang sedang menggandeng pria asing bertubuh jangkung yang merupakan calon suaminya.
"Guess Freya doesn't wanna back to Jakarta, once she gets comfy in Denpasar, cause lots of hot dude there!"
(Kurasa Freya tidak akan mau pulang ke Jakarta, sekalinya sudah nyaman di Denpasar, karena banyak pria sexy di sana!)
tambah Jakob, calon suami Devina yang mencoba akrab.
"Aih, bro.. Seriously.. Are you sure those hot dude will pay attention to her? She's annoying and crybaby!" (Aih, bro.. Jujur saja.. Apakah kamu yakin pria-pria sexy itu akan tertarik padanya? Dia menyebalkan dan cengeng!) ledek Darren.
"Ck.. Just shut the f*ck up, Darren!"
(Ck, tolong diam sajalah, Darren!") tukas Freya.
Devina dan Jakob hanya terkekeh.
"Selamat pagi. Para penumpang penerbangan nomor 56 tujuan Denpasar Bali, mohon melakukan boarding dari gerbang C1, dan mohon persiapkan pas naik Anda dan pastikan Anda membawa semua barang bawaan Anda. Terima kasih." suara announcement memecah keheningan tempat penitipan bagasi itu. Suasana menjadi kembali hectic. Segera para calon penumpang bergegas membawa barang-barang yang akan mereka bawa ke dalam pesawat lalu melakukan boarding.
**di dalam pesawat**
Para penumpang sudah duduk di kursinya masing-masing. Beberapa pramugari masih terlihat sibuk membantu penumpang menaruh barang ke cabin, beberapa lagi sedang memberi instruksi keselamatan. Darren duduk di sebelah Freya tentunya, karena sudah pasti kakaknya Devina akan duduk bersama calon suaminya. Freya yang memilih duduk di dekat jendela itu terus memandangi birunya langit pagi menjelang siang itu. Darren memasang airpods ke telinganya dan menyalakan musik. Roda-roda pesawat mulai terasa semakin melaju kencang, menandakan pesawat sudah mulai lepas landas.
Sepuluh menit setelah penerbangan, Freya jadi mengantuk karena sedari tadi Darren dan dirinya hanya berdiaman, sementara Devina asik mengobrol dengan calon suaminya di kursi depan mereka.
"Jadi, kamu tinggal menyusun skripsi ya, Ren? Kira-kira kapan kamu akan sidang? Terus harus ke Jogja lagi dong?" tanya Freya memecah kebisuan. Walaupun ia tak tahu apakah yang ditanya mendengar karena sedang mendengarkan musik.
"Ya. Entahlah." jawab Darren singkat. Freya hanya memanyunkan bibir saat dijawab jutek seperti itu.
**5 menit kemudian**
"Hoaaam..." Freya menguap dan tanpa sadar rasa kantuk itu membuat kepalanya bersandar di bahu orang di sebelahnya, Darren. Sempat kaget, tetapi Darren hanya memilih diam saat melihat raut wajah Freya yang sudah terlelap itu.
Agak salah tingkah, pipi Darren merona mendapati bibir pink Freya begitu dekat hingga dapat ia lihat dari sudut matanya. Nafasnya pun begitu dekat ia rasakan. Darren ikut memejamkan matanya.
'DUARRR' tiba-tiba suara petir menyambar. Seketika semua orang yang tertidur di dalam pesawat itu terbangun, termasuk Freya. Ia terkejut mendapati dirinya sedari tadi menempel di bahu Darren.
"Maaf, Darren.. Mbak..tadi ketiduran di bahumu, ya?" ucap Freya canggung. Darren yang sok cuek hanya merespon dengan membuka matanya, kemudian menutupnya kembali.
Cuaca yang tadinya cerah tiba-tiba mendung. Freya menoleh ke jendela, tidak ada lagi langit biru dan awan putih yang ia lihat tadi, hanya ada awan kelabu yang menutupi semua pemandangan di bawah. Kilat-kilat kuning menyambar bersahutan. Para pramugari mengingatkan penumpang untuk tidak panik. Hujan pun turun cukup deras.
'DUARRRRR'
"Kyaaaa~~~" teriak para penumpang saat mendengar bunyi petir yang berkali-kali lebih kuat dari yang pertama tadi.
Raut wajah Freya ketakutan, tapi ia tak bergeming, tak berani berbuat apa-apa karena di sebelahnya hanyalah Darren, adik sahabatnya, yang tetap cuek tidur sambil mendengarkan musik dari ipodnya. Terbersit iri di hatinya melihat penumpang lain di pesawat itu saling berpelukan dengan orang di sebelahnya, entah itu pasangan, teman, ataupun orang tua dan anak.
'GREPP' Tiba-tiba tangan kanan Darren menggenggam tangan kiri Freya.
"It's okay.. I'm here.." ucap Darren seperti mengigau karena dia berbicara dengan mata yang tertutup. Antara bingung dan salah tingkah, Freya bolak-baik menoleh dan berpaling ke wajah Darren yang tertidur. Semakin dilihat semakin Freya salah tingkah, karena sekarang wajah Darren begitu manly, seiring dengan umurnya yang bertambah dewasa. Entah Darren mengigau atau tidak, yang jelas tangan besar Darren yang masih menggenggam tangannya itu terasa begitu hangat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Ilona Edeline 🦋
next thor, ceritanya seruu. tetap semangat nulis yaaa 💓, kalau berkenan mampir yukk ke novel aku terimakasih 🙏🏻
2023-12-30
3
Ilona Edeline 🦋
duh kirain suara pistol 🔫
2023-12-30
1
Ummi Yatusholiha
darren dua kisimono
2023-12-20
1