Sebuah Percakapan

Di bawah pohon yang rimbun di halaman Universitas Mangkubumi, tepatnya di dalam sebuah mobil berwarna merah yang di parkirkan di halaman itu.

Dua orang di dalam mobil itu tengah berada di dalam percakapan yang cukup panas. Ali nampak sangat gusar, sedangkan Hanna menangis tersedu-sedu dengan lengan baju yang menutupi mulutnya.

"Hanna, tolong jangan seperti ini. Mas gak mau pisah sama kamu." Pinta Ali dengan berbagai rasa yang sudah menyatu di ubun-ubun dan hatinya.

"Kita harus pisah mas, sudah 5 tahun kita menikah tapi kita belum bisa ngasih orang tua kita cucu. kita belum bisa punya keturunan." Hanna menghadap Ali dan Ali pun menghadapnya dengan tatapan memohon.

"Kita sudah tau sejak awal kalau mas yang gak sempurna, mas yang gak bisa ngasih keluarga kita keturunan. Justru dengan 5 tahun pernikahan kita ini yang harus kita pertahankan, karena kita sudah melewati suka duka bersama selama 5 tahun belakangan ini. Apa kamu mau menyerah dengan pernikahan kita hanya karna omongan dari orang luar, sedangkan kita yang sudah menjalani pernikahan ini. Pernikahan ini adalah kita, dua orang yang bersatu. Bukan omongan orang luar yang berseteru memaksa kita."

"Mas tolong lepasin Hanna sekarang, Hanna gak sanggup di paksa untuk bisa hamil."

"Hanna, kurang jelas apa yang mas katakan. Mas sudah bilang kalau mas yang gak sempurna bukan kamu. Apa perlu mas nikah lagi buat ngebuktiin kalau mas ini gak sempurna?"

"Lebih baik kita pisah mas, aku gak bisa pertahanin pernikahan kita, aku juga gak bisa ngelihat kamu harus menikahi wanita lain, sedangkan kamu masih sah menjadi suami aku."

"Hanna, kamu tidak sanggup melihat mas berpoligami untuk menunjukkan kekurangan mas, tapi kamu sanggup kehilangan mas?"

"Iya, aku lebih baik kehilangan mas daripada harus di poligami. Ceraikan aku sekarang mas, agar kita bisa menjalani kehidupan kita tanpa cemohan dari orang lain."

"Hanna, mas gak bisa hidup tanpa kamu."

Ali masih memohon kepada Hanna agar mereka mempertahankan pernikahan mereka. Bagi Ali 5 tahun yang sudah mereka lalui sangatlah berarti dan sudah menjadi bagian dari hidupnya.

Sedangkan Hanna yang sering kali mendapat perkataan yang tidak menyenangkan dari orang di sekitarnya, karena masih belum mengandung keturunan untuk keluarga kecil mereka. Hanna juga merasa di rendahkan karena di anggap tidak sempurna, walaupun mereka sudah memeriksakan kesuburan mereka dan dokter menyatakan Ali lah yang tidak sempurna. Namun, di masyarakat patriarki ini seorang wanita yang selalu di salahkan dan di pojokkan.

Hanna yang sudah lelah dan muak dengan semua ocehan orang di sekitarnya ingin mundur dari pernikahan sakral mereka. pedahal Ali memperlakukan nya seperti ratu dan bidadari dunia. Namun, selalu saja omongan pedas dari mulut-mulut yang tidak bertanggung jawab menjadi pemenang nya.

Ali terdiam menerawang masa-masa yang sudah di laluinya bersama Hanna. Sedangkan Hanna masih menangis tersedu-sedu dengan segala ocehan orang yang berputar di kepalanya.

"Jadi tujuan kamu kesini hanya untuk memaksa mas untuk menceraikan mu?" Tanya Ali dengan suara yang mulai serak dan putus asa, karena Hanna tak kunjung mundur dari kemauan kerasnya.

"Iya, aku cuman mau mas menanda tangani surat cerai ini." Hanna menyodorkan selembar kertas dengan tulisan 'pengadilan agama' di bagaian teratas.

Ali menatap kosong dengan mata yang mulai memerah. Tak di sangkanya jika Hanna sudah bertindak sejauh ini. Bahkan Hanna sudah menyiapkan surat cerai mereka.

Sedetik kemudian ponsel Ali berdering. Dilihatnya layar ponsel miliknya yang tertera kata 'Ummi' Ali mengangkat telpon yang masuk ke handphone nha itu. sesekali Ali menatap Hanna dengan Hanna yang menatap lekat Ali memastikan apa yang sedang di bicarakan seseorang di seberang telpon itu. Berharap bukan hal buruk yang terjadi.

"Kamu ikut mas ke Bandung, baru setelah itu kita bicarakan perceraian ini." pinta Ali yang langsung menyalakan mesin mobilnya.

"Ada apa di Bandung?" Tanya Hanna yang masih belum mendapatkan kepastian dari serangkaian pertanyaan di kepalanya yang ingin tau apa yang di bicarakan Ali selama bertelponan.

"Abi sakit lagi, kamu temenin mas pulang ke Bandung, sekalian kita jenguk orang tua kamu."

"Mas sendiri aja, aku gak mau pulang ke Bandung."

Ali kembali mematikan mesin mobilnya saat mendengar jawaban Hanna yang kurang enak di hatinya.

"Abi lagi sakit Hanna." Tegas Ali.

"Mas tanda tangani surat cerai kita dan semuanya akan selesai. Hanna gak perlu lagi ikut mas ke Bandung."

"Astagfirullahalazim Hanna, berhati-hatilah dengan ucapan kamu. Mas tau kamu mau kita pisah, tapi ini bukan situasi yang tepat."

"Hanna tau situasinya tidak tepat, tapi Hanna sudah lelah, mas."

Hanna meletakkan surat cerai mereka yang sudah dia tanda tangani di atas dasbor mobil Ali. Hanna keluar dari dalam mobil dan meninggalkan Ali begitu saja tanpa persiapan apapun.

"Ya Allah ujian ini sangat menyakiti hati hamba. Hamba masih mencintai istri hamba dengan tulus. Hamba ridho jika pernikahan kami tidak di lengkapi oleh buah hati kami. Asalkan pernikahan kami tetap bertahan. Ya Allah, bagaimana cara hamba mempertahankan pernikahan hamba, sedangkan engkau sangat membenci sebuah perceraian." Gumam Ali di dalam mobilnya.

Setelah berdiam diri selama sejam semenjak di tinggalkan Hanna, Ali mengendari mobilnya menuju rumah mereka.

Namun, sesampainya di rumah Ali tidak melihat keberadaan Hanna, bahkan barang² Hanna sudah bersih tak tersisa yang tersisa hanyalah foto pernikahan mereka yang masih terpajang di dinding kamar mereka.

"Ya Allah Hanna, tega sekali kamu meninggalkan mas tanpa berpamitan. Setidaknya jika tidak ingin mendengarkan permohonan mas, dengarkanlah permintaan maaf mas. Ini terlalu mendadak untuk mas, Hanna."

Ali duduk sambil menangis di ujung tempat tidur mereka sambil menatap foto pernikahan mereka yang masih kokoh terpajang di dinding kamar.

Terpopuler

Comments

Yuki Nagato

Yuki Nagato

Penulis memiliki bakat untuk menciptakan dialog yang hidup dan menarik.

2023-12-11

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!