Play's song: a part of me
Pemuda tampan itu setia nangkring di motor jupul nya. Kaki kirinya sengaja dinaikan. Menunggu seseorang yang katanya ingin nebeng bersama.
“Ah si Reni mana sih?Lama amat kek bekicot.” Aria tak suka membuang-buang waktu. Setelah selesai latihan basket, dirinya ingin segera tiba dirumah dan langsung mandi kemudian belajar. Namun tidak untuk hari ini. Gadis maniak olahraga telah menyita waktunya.
Menunggu 10 menit sudah akhirnya Reni tiba juga diparkiran bersama Ryan. Sepertinya mereka sedang bergurau. Reni tertawa lepas saat Ryan mengatakan sesuatu. Entah dia mengatakan apa.
“Gue duluan ya Yan. Bye emmmmuach.” Ujar Reni lebay ala-ala kissbye. Ryan menanggapinya dengan bergidik jijik.
“Aria! Udah ayo pulang. Buru dah.” Cewek itu menghampiri Aria.
Aria berdecak kesal. “Ngaret sih lo. Kebiasaan banget. capek gua nunggunya tau.”
Reni tertawa ringan, “Yailah. Ketimbang 10 menit doang kok rempong. Lebay deh.” Tangannya seolah-olah ingin meraupkan ke muka Aria yang datar-datar banget.
"Udah deh Ren. Usah mulai tengilnya." Aria gelagapan akan tangan Reni yang meraup ke wajahnya.
“Ahahahaha. ” Reni tertawa puas. Membuat Aria kesal salah satu hobinya.
Reni langsung membonceng ke jok belakang motor Aria. Motornya tak mewah, sederhana saja. Aria tipikal cowok yang simpel dan tak mau mengumbar kekayaan milik orangtuanya.
Ketika baru saja tiba di gerbang utama sekolah, Reni tak sengaja melihat ke arah lapangan utama, ada sesuatu disana.
Reni memicingkan matanya untuk melihat agar lebih jelas. Ada seseorang disana.
Siapa sih dia? Jam segini masih ada siswa disekolah? Di ikut ekskul? Batin Reni bertanya.
Langkah seorang siswa itu gontai. Seperti orang habis berantem. Tapi tak ada luka ataupun lebam. Aneh...
Siswa maupun siswi yang pulangnya sampai jam 5 sore hanya ekstra basket. Namun di lapangan basket, Reni tak melihat orang itu.
Wajahnya asing, baru kali ini Reni melihatnya. Dia siapa?
“Ren!”
Reni terlonjak kaget. Panggilan Aria membuatnya tersadar dari pikirannya. Ia memukul helm Aria. “Lo ngagetin banget sih.”
Aria tertawa, “Nge halu terus. Gue tau real life lo gak seindah Jesica Mila, makanya syukuri aja udah.”
“Pala lu halu! Gue cuma lagi mikir. Emang nya Lo, gak pernah mikir!”
Lagi-lagi Aria tertawa geli, “Bisa aja ngomong lo. Gak usah terlalu jujur juga kenapa."
“Iya dong jujur. Kalo boong dosa. Gue gak mau ya banyak dosa kek lo.” Ujar Reni.
“Enak aja. Gini gini gue alim banget. Jangan salah lo.” Kata Aria tak terima.
Reni mencibir, “Nyenyenyenye,”
Aria tertawa bersama Reni. Bercanda dan mengobrol sepanjang perjalanan.
Tak terasa senja mulai meredup. Cahaya jingga perlahan hilang di makan waktu.
Adzan Maghrib berkumandang. Hiruk pikuk jalanan perlahan sepi. Menghormati lantunan adzan.
“Ren, ke masjid dulu yah.” Ajak Aria.
“Yaudah lah gas keun.”
Aria membelokan stang motornya ke masjid di alun-alun. Tak baik jika suasana Maghrib ini masih tetap menyetir, ada baik nya jika berhenti sejenak.
Orang dewasa berbondong-bondong memasuki masjid. Tak lupa dengan anak kecil yang berseliweran di depannya.
“Gue ke sana dulu Ar.”
Aria mengangguk. Melepas helm nya, tangannya kemudian menyisir jambul indahnya.
Reni sudah hilang dihadapan Aria. Pasti sudah ke tempat wudu. Tak membuang-buang waktu, cowok itu menuju tempat wudu pria.
📌📌📌
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
chonurv
Sholeh juga si aria
2020-12-21
1
Lenkzher Thea
👍 like lagi
2020-12-07
0
Arkha_yanti
like thor smngat
Slam Dari Benci Jadi Cinta
2020-11-18
0