part 4

Play's song: (Karang sendiri, menurut kalian cocoknya play'song apa)

“Wil!!!”

“Wilaaa!!!!”

Perempuan yang disapa Wila itu menoleh sinis. Ritual sarapannya terganggu. Pagi-pagi buta si pengacau maniak olahraga menghampirinya.

Wila memiliki firasat kalau Reni menghampiri nya terlebih dahulu pasti ada sesuatu.

“Ape sih Lo?! Berisik banget!” Ketus Wila.

Reni menyengir tak bersalah, “Hehehe. Gue mau minta tolong nih. Boleh yah,” Matanya tiba-tiba menjadi puppy eyes ala-ala anime.

Wila memutar bola matanya malas, firasatnya tak meleset. “GC minta tolong apa? Gak usah basa-basi!”

“Gue baru inget, ternyata pr fisika gue belum di kerjain. Pliss bantuin gue dong. Lo tau sendiri kan kalo gue o'on di akademik.” Ujar Reni.

Wila menghela napasnya, menatap Reni datar. “Ah lo mah. Masa ngerjain pr fisika aja gak bisa. Gue udah ngotot-ngotot jelasin ke lo, tapi apa?!”

“Tetep aja sama. Gak ada perubahan.” Lanjutnya.

Mendengar jawaban dari Wila membuatnya merasa kesal. Bibirnya manyun. “Ih apa salahnya sih bantuin? Urgent nih!”

“Gak.”

“Plis dong Wil. Mapel fisika jam pertama. Masa iya nanti gue dihukum gegara gak ngerjain pr sih. Gk epic banget.”

“Gak.”

“Wil. Gue traktir bakwan dah. Gimana?pulsek.”

Gak mempan ya tolong. Wila bukan tipikal orang yang doyan makan.

“Gak. Sekali gak ya tetap gak.”

“Gue traktir mie ayam mas Agus. Ples es teh. Beuh mantep tuh.”

Wila tetap tak terpengaruh. Mau mie ayam kek, bakso kek, bubur ayam kek. Gak akan.

Reni menghela napasnya. Memikirkan apa yang Wila suka. Tiba-tiba bibirnya menyeringai. “Gue beliin vocher Kouta 10 GB. GIMANA? Deal?” Mata Reni berbinar.

Dalam hatinya yakin pasti Wila akan luluh. Yah walaupun harus mengeluarkan materi banyak, namun apa salahnya.

Wila termenung. Sial. Bisa-bisanya Reni mengetahui apa yang ia incar. Kouta baginya itu adalah asupan energi selain nasi. No Kouta no life. Haha

“Gue tau nih. Lo pasti mau kan sebenarnya? Iya kan? Yaudah kita deal.”

“Ah setan! Oke kita deal.” Kalah Wila. Tak apalah jika harus mengerjakan tugas fisika, toh yang penting ia mendapat Kouta 10 GB. Lumayan.

Reni tersenyum kemenangan. “Yee gue bilang juga apa. Sok-sokan nolak lagi.” Ujarnya. “Nih kerjain ya, gue mau sarapan.” Sambil menyerahkan buku fisika.

Wila memanyunkan bibirnya. “Ih, untung lo temen gue. Kalo kagak mah udah gue cincang kek daging.” Ucapnya menggerugu.

****

Reni sudah siap dengan peralatan sekolahnya. Bukan bukan, maksudnya peralatan olahraga. Seperti skiping, barbel mini dan bola voli. Kali ini ia akan ber ekstrakurikuler voli di sekolah.

Tasnya hanya berisi 2 buku saja. Males membawa buku banyak-banyak. 

Kali ini ia berangkat sekolah dengan berlari maraton. Katanya biar sehat, eh bukan. Maksudnya buat irit ongkos. Pasalnya uangnya nanti untuk membeli Kouta 10 GB buat Wila.

Kebiasaan lari nya ini sudah ditekuni sejak SD. Makanya jika berlari 7 Km itu gak ada apa-apanya.

Reni tak memakai rok sekolah dulu, menyimpannya dalam tas. Ia menggunakan celana training. Baju sekolahnya ditutupi oleh jaket.

6.30. Jam dimana para pelajar berangkat sekolah. Reni sudah berlari sejauh 5 km. Keringatnya membanjiri muka dan tubuhnya. Langkah nya melambat, memilih berjalan guna menstabilkan deru jantung.

Jalanannya kini ramai dipenuhi pengendara motor dan mobil. Sebagian besar adalah pelajar dan pekerja kantoran, PNS dan lain-lain. Pesepeda pun ikut hadir meramaikan jalanan.

BRAAAKKKKKKKK

“Astaga! Apaan tuh?”

Reni segera berlari menghampiri sumber suara. Jalanan tiba-tiba macet.

Terjadi kecelakaan rupanya. Antara pengendara motor dan mobil. Pengendara motornya terkapar lemah dan luka di wajah dan siku.

Mereka dikerubungi masa. Menyingkirkan korban ke tepi jalan.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***