Siang hari
Nikita sudah ada di dalam mobil bersama Bella, mereka baru saja selesai bertemu dengan tuan Arthur.
"Bagaimana, apa sudah kamu catat semua?" tanya Nikita pada asistennya.
"Sudah semuanya nona." jawab Bella yang sudah mencatat semua laporan yang tuan Arthur sampaikan.
"Baiklah jika semuanya sudah lengkap." jawab Nikita yang masih fokus menyetir.
Mobil mereka berhenti didepan Cafe. " Tolong belikan Coffee cappucino 1 dan sekalian kamu juga mau." Nikita langsung memberikan black Card pada Bella.
"Baik nona." jawab Bella pada nonanya, yang dengan cepat dia keluar menuju Cafe didepan mereka. Sedangkan Nikita menunggu di dalam mobil.
"Siapa pria tadi, kenapa pria itu menatap aku seperti itu." Nikita begitu penasaran dengan pria itu.
Nikita terdiam mengingat wajah pria itu. Bella pun datang dengan membawa minuman mereka.
"Nona, ini minuman pesanan nona." kata Bella yang sedang memegang kedua kopi ditangannya.
"Terimakasih." Nikita langsung mengambil coffee miliknya. Mereka pun melanjutkan perjalanan kembali ke kantor.
Setelah mereka sudah sampai di kantor, Nikita mengerjakan kembali beberapa pekerjaan yang sempat tertunda.
Sore hari
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore, kini waktunya dia pulang. Semua pekerjaan hari akhirnya selesai juga.
Nikita langsung keluar dari ruang kerjanya, depan Bella masih sibuk dengan pekerjaannya.
"Kenapa kamu belum pulang,bukannya ini sudah waktunya kamu pulang."
"Sebentar lagi nona, masih ada pekerjaan yang harus saya kerjakan." jawab Bella yang masih ditempatnya.
"Baiklah, jika sudah selesai cepat kamu pulang." kata Nikita untuk mengingatkan asistennya untuk segera pulang.
"Baik nona." jawab Bella, Nikita langsung pergi dari tempat itu. Tapi sebelum dia pulang Nikita ingin pergi kesuatu tempat yang harus dia kunjungi.
Nikita ingin ke toko pakaian mencari baju kerja. Setelah Nikita sampai di toko itu, Nikita dikejutkan dengan kehadiran seseorang.
"Bukannya dia istri ayah, ternyata dia membeli baju disini juga." batin Nikita yang juga melihat secara langsung.
Nikita pun lebih memilih Pergi dari tempat itu, dia tak ingin berurusan dengan mereka berdua. Apalagi dengan kejadian dulu yang pernah terjadi antara Nikita dengan ayahnya.
Nikita akhirnya pergi dan memilih tempat lain. Dia pergi di toko lain mencari apa yang dia butuhkan.
Akhirnya dia mendapatkan salah satu toko itu dan mulai memilih baju yang akan dia beli. Nikita pun memilih sudah memilih baju yang dia inginkan.
Dia langsung ke kasir membayarnya. Setelah selesai barulah dia pergi ke toko bunga. Setelah ini dia ingin pergi mengunjungi seseorang.
Posisi saat ini dia berada di toko bunga. "Bisa ada yang bisa bantu nona." sapa wanita pelayan itu.
"Saya minta bunga mawar putih itu." menunjuk kearah bunga mawar putih yang tersusun rapi
"Baik nona akan kami bungkus." pelayan itu dengan cepat membungkus bunga itu.
Nikita bergegas pergi menuju tempat yang ingin dia kunjungi. Pada akhirnya dia sampai ditempat itu dengan membawa bunga mawar putih.
Nikita berdiri tepat didepan pemakaman mamanya, dia meletakkan bunga mawar putih itu di atas tanah. Nikita menangis akan dia merindukan sosok mama disampingnya.
"Mama Nikita rindu mama." Nikita menangis rindu akan pelukkan kasih sayang dari sosok mama.
Nikita mencoba menghapus air matanya. "Nikita janji akan menjadi wanita paling kuat mama." kata Nikita yang mencoba untuk dirinya lebih tegar menghadapi itu semua.
"Maafkan Nikita mama, Nikita harus pulang. Jika ada waktu lagi Nikita akan kembali mengunjungi mama lagi." pamit Nikita yang masih merasa sedih disaat dia harus menerima perpisahan dia dengan mamanya.
Nikita langsung keluar dari tempat itu, Nikita melanjutkan perjalanannya kearah jalan pulang menuju rumahnya.
Di tempat lain
Ada seorang pria yang sibuk memeriksa beberapa dokumen yang tertumpuk diatas meje kerjanya.
"Tok... Tok...."
"Masuk." Masuklah seorang pria yang rapi dengan baju kerjanya.
"Tuan." Alvaro langsung menoleh ke depan melihat Dio asistennya berdiri didepannya.
"Ada apa?" tanya balik Alvaro pada Dio.
"Saya mau melaporkan jika, saya sudah mendapatkan identitas wanita itu tuan." Dio langsung memberikan selembar kertas yang berisikan biodata dari wanita itu.
"Namanya Nikita, tak disangka dia putri dari tuan Andreas." Alvaro tak menduga jika wanita itu putri dari tuan Andreas.
"Tapi menurut kabar yang saya dengar, jika saat ini Nona Nikita tidak tinggal dengan tuan Andreas. Tapi tinggal dengan tuan Parker, karena ada kabar yang tak begitu mengenakkan setelah tuan Andreas menikah untuk kedua kalinya. Hubungan antara Tuan Andreas dan nona Nikita merenggang karena kehadiran ibu tiri dan adik tiri dari nona Nikita. " Dio menjelaskan secara rinci.
" Sepertinya hubungan mereka tak begitu harmonis. Tapi itu bukan urusanku, yang terpenting aku sudah mengetahui siapa wanita itu."Alvaro terlihat tersenyum puas.
"Maaf jika saya lancang tuan. Apakah anda tertarik dengan nona Nikita?" tanya Dio yang sedikit ada rasa berani dengannya.
"Kenapa kamu bertanya seperti itu?" tanya balik Alvaro pada Dio.
"Saya hanya merasa jika tuan sedikit tertarik dengan wanita itu. Apalagi tidak ada salah jika tuan memang tertarik dengan wanita itu." jawab Dio yang jujur dengan apa yang dikatakannya.
"Menurutmu bagaimana dengan wanita itu?" tanya lagi Alvaro pada Asistennya.
"Menurut saya Nikita orang baik dan wanita pekerja keras. Hingga ada kabar jika perusahaan milik tuan Parker sudah sebagian diberikan pada nona Nikita. Dan sekarang perusahaan itu berkembang pesat." Jawab Dio yang menilai dengan apa yang dia ketahui.
"Baiklah, apa kamu tahu nama perusahaan wanita itu ?" tanya Alvaro pada Dio.
"Nama perusahaan itu Gloria Grup tuan." jawab Dio yang sudah mengecek perusahaan itu.
"Kebetulan juga, perusahaan Gloria grup juga bekerjasama dengan perusahaan tuan." kata Dio yang langsung mendapatkan senyuman dari tuannya.
"Bagus, kamu atur jadwal rapat kita. Aku ingin menemui langsung wanita itu." kata Alvaro yang mulai bertindak lebih cepat.
"Baik tuan, saya akan atur jadwal tuan dengan nona Nikita." jawab Dio yang dibelakang tersenyum melihat tuannya yang diam-diam suka menyukai wanita itu.
"Ternyata tuan lebih cepat bertindak soal wanita itu." batin Dio yang selama ini ikut berkerja dengan tuannya selama bertahun-tahun baru kali ini melihat tuannya yang benar-benar tertarik dengan wanita itu.
Dio segera mengatur semua jadwal rapat dan mulai menghubungi dari perusahaan milik wanita itu.
Alvaro masih duduk santai dengan membaca biodata wanita itu. " Nikita Angel lauren. Namamu bagus juga." batin Alvaro yang benar-benar penasaran dengan wanita itu, Alvaro makin tak sabar ingin bertemu dengan wanita itu.
"Sepertinya aku harus cepat menemui dirimu agar aku bisa melihat langsung wajahmu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments