Pagi hari
Nikita nampak terlihat sudah rapi dengan baju kerjanya, Tidak lupa dia membawa tas kerjanya.
Dia bergegas turun kebawah sudah waktunya sarapan pagi.
"Selamat pagi Bibi." sapa Nikita pada Bibi Anin yang sibuk menyiapkan minuman dimeja makan.
"Pagi juga nona." jawab Bibi Anin, Nikita langsung duduk menikmati sarapan pagi ini.
"Ini nona." Bibi Anin memberikan segelas jus Orange.
"Terima kasih." jawab Nikita yang masih menikmati sarapan paginya. Bibi Anin membalas dengan senyuman.
Tak terasa Nikita sudah selesai sarapan pagi, Nikita bergegas siap untuk berangkat ke kantor.
"Ya sudah bibi, Nikita mau berangkat ke kantor sekarang." pamit Nikita pada Bibi Anin yang sedang berdiri didekat meja makan.
"Baik nona, hati-hati dijalan." pesan Bibi Anin pada Nikita.
"Iya bibi." jawab Nikita yang langsung pergi membawa mobil miliknya.
Situasi selama diperjalanan lancar tanpa macet, walaupun ada beberapa jalan macet karna banyaknya kendaraan keluar masuk di jalan itu.
Nikita sudah sampai didepan kantornya, didepan dia sudah disambut beberapa karyawan Yang saat itu mereka baru saja datang.
"Selamat pagi nona." sapa dari beberapa karyawannya.
"Pagi." jawab Nikita yang saat itu berjalan ke arah lift.
Nikita langsung ke lantai 5 yang dimana itu lantai ruang kerjanya. Didepan ruang kerjanya sudah ada Bella yang lebih dulu sampai ditempat kerja.
"Selamat pagi nona."sapa Bella pada atasnya.
"Pagi." jawab Nikita yang langsung masuk ke dalam ruang kerjanya.
"Tok... Tok."
"Masuk." ternyata itu Bella yang datang membawa Dokumen.
"Maaf nona, ini ada Dokumen yang harus nona tanda tangani." Bella langsung meletakkannya dimeja kerjanya.
Nikita yang baru sampai di kantor sudah di dihadapkan beberapa laporan yang harus dia tanda tangani.
"Baiklah letakkan di meja, nanti aku tanda tangani." jawab Nikita yang sudah duduk di kursi kerjanya.
"Baik nona." jawab Bella, yang akan keluar dari ruang kerja nonanya.
Kini Nikita menyelesaikan kembali pekerjaan yang sudah ada di meja kerjanya.
Tak terasa sudah 2 jam dia bekerja. "Akhirnya semua selesai, kini tinggal menunggu rapat 1jam lagi." Nikita duduk santai setelah beberapa jam dia bekerja.
Dia menikmati waktu istirahat walaupun hanya sebentar.
"tok... Tok...."
" Masuk ." Datanglah Bella membawa segelas air putih yang selalu dia siapkan untuknya.
"Ini nona." Bella meletakkan Minuman itu di meja kerjanya.
"Terima kasih, oh ya Bella. Kamu siapkan berkas untuk nantinya kita rapat hari ini." perintah Nikita pada Bella.
"Baik nona." jawab Bella yang bergegas keluar dari ruangan itu.
Kini Nikita tinggal menunggu waktu rapat nantinya. Tak terasa waktunya dia segera pergi keruang rapat hari ini.
Diluar sudah ada Bella menunggu dirinya. " Nona, semua berkas sudah saya siapkan." laporan Bella pada Nonanya.
"Ya sudah ayo. Kita berangkat sekarang." mereka berdua langsung masuk ke dalam dengan beberapa direksi yang sudah lebih dulu menunggu dirinya.
Rapat pun dimulai dengan Nikita yang mengawasi jalan rapat hari ini. Setelah 1jam akhirnya Nikita selesai untuk acara agenda rapat hari ini.
Dia langsung kembali ke ruang kerja.
Nikita melirik jam tangannya. " Lelah juga hari ini." batin Nikita yang sudah lelah dengan kegiatan seharian di kantornya.
"Tok... Tok..."
" Masuk." Bella sudah masuk ke dalam ruang kerja nonanya.
" Nona, sudah waktunya kita pergi sekarang." kata Bella yang sudah melaporkan jika waktunya untuk pergi menemui tuan Arthur di tempat pertemuan.
"Maaf, ini alamatnya yang akan kita tuju." Bella memberikan selembar kertas yang berisikan alamat dan nama tempat itu.
"Baiklah, aku tahu tempat itu." jawab Nikita yang tahu dimana tempat itu.
"Baiklah ayo kita berangkat sekarang." ajak Nikita yang tidak bisa menunda lagi waktu kerjanya.
Selama diperjalanan Mereka berdua berdiskusi tentang pekerjaan yang berkaitan tentang tuan Arthur.
"Jadi begitu, baiklah nanti aku bicarakan dengan tuan Arthur." jawab Nikita yang harus menyelesaikan pekerjaan antara dia dan tuan Arthur.
Akhirnya mereka sampai ditempat tujuan.
Nikita mulai mencari dimana tuan Arthur, ternyata tuan Arthur sedang duduk disamping jendela. Nikita segera menemui tuan Arthur yang sedang duduk sendirian ditempat itu.
"Selamat siang tuan Arthur." sapa Nikita pada tuan Arthur,tuan Arthur langsung menoleh kearah samping.
"Selamat siang juga nona Nikita." Tuan Arthur berdiri dari tempat duduknya dan menyambut dengan berjabat tangan.
"Mari silakan duduk nona." Nikita langsung duduk di kursi itu.
"Suatu kehormatan bisa bertemu dengan nona." kata tuan Arthur yang bisa bertemu langsung dengan nona Nikita.
"Ada apa tuan Arthur mencari saya?" tanya Nikita pada tuan Arthur.
Mulailah mereka membahas masalah pekerjaan antara keduanya. Hingga Nikita mencoba membantu dari masalah tuan Arthur hadapi.
"Baiklah saya mengerti, saya akan mencoba membantu." jawab Nikita yang bersedia membantu tuan Arthur.
"Terima kasih atas bantuannya, tidak salah jika tuan Parker memberikan kepercayaan kepada anda nona." jawab tuan Arthur yang bangga bisa bekerjasama dengan mereka.
Nikita membalas dengan anggukkan, tanpa dia sadari ada seorang pria yang terus menatap dirinya.
Pria itu seperti menaruh rasa penasaran pada Nikita, Nikita langsung menoleh kearah samping kanan.
Ternyata benar, sedari tadi pria itu menatapnya dengan pandangan yang begitu mencurigakan.
Nikita membalaskan dengan tatapan tajam kearah pria itu. Pria itu membalas dengan sedikit senyuman, pria itu tak menyangka akan mendapatkan tatapan seperti itu.
Setelah selesai Nikita bergegas pergi dari tempat itu, jujur saja dia merasa risih dengan kehadiran pria itu.
Apalagi dia tak begitu kenal dengan pria itu. Nikita memilih pulang cepat dari tempat.
Di tempat pria itu
Pria itu masih duduk menikmati beberapa hidangan makan siangnya.
Pikirannya masih fokus dengan apa yang baru dia lihat, rasa penasaran mulai menghantui perasaan.
"Siapa wanita itu?" batin Alvaro yang begitunya penasaran dengan wanita cantik itu.
"Tuan." sapa asistennya yang melihat tuannya sedang melamun.
"Iya ada apa?" tanya Alvaro pada Dio asistennya.
"Apa ada yang menganggu pikiran tuan?" tanya Dio.
"Tidak ada, hanya penasaran dengan wanita tadi." jawab Alvaro yang diam-diam sedikit penasaran dengan wanita itu.
"Apa saya carikan informasi tentang wanita itu tuan?" tanya Dio yang spontan ingin membantu tuannya.
Alvaro langsung menoleh kearah Dio, seolah dia mengerti apa yang Alvaro inginkan.
" Baiklah kamu cari informasi wanita itu." jawab Alvaro yang mulai mengerti apa yang dimaksudkan oleh Dio.
"Baik tuan, akan saya kerjakan." jawab Dio yang langsung tanggap mengerjakan tugasnya.
Alvaro terlihat begitu senang, akhirnya dia akan mengetahui siapa wanita itu.
Entah kenapa wanita itu terus menganggu Pikirannya. Alvaro hanya tinggal menunggu kabar dari Dio yang sedang mencari informasi wanita itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments