Di dalam rumah Asep dan pak Haji masih berbicara, dan pembicaraan mereka kali ini membahas apa saja yang harus di siapkan Asep, untuk melangsungkan akad nikah, dan setelah Asep mengerti dengan semua tugasnya dia pun pamit.
Sementara Yogha dan Bagus yang berada di luar sedang berdebat lantaran keputusan yang telah di ambil Yogha menurut Bagus kurang tepat.
"Bos yang benar saja, masa iya bos mau nikah sekarang, dengan Wanita tuli dan bisu, coba bos pikirkan sekali lagi!" ucap Bagus tidak setuju.
"Aku tahu, awalnya juga aku tidak setuju, tapi yang aku hadapi ini orang yang dekat dengan Allah, tuhan kita dan kamu tahu ucapan seorang ulama itu bisa jadi doa, dan doanya itu pasti mujarab, bisa langsung naik kelangit ketujuh tanpa ada halangan". jelas Yogha
"Ya tapi usaha ke bujuk pak Kiai agar saratnya itu di ganti" ucap Bagus memberi saran
"Heh, kau pikir dari tadi aku tidak usaha, aku juga sudah usaha meminta saratnya di ganti tapi tidak bisa, kalau boleh jujur aku ingin berkata, "Pak apa tidak ada cara lain untuk menghalalkan makanan yang sudah ku makan, tidak dengan menikahi putri bapa yang tuli dan bisu itu, andai jika cacat sebelah kaki atau tangannya aku masih bisa menerima, tapi ini bisu dan tuli bagai mana aku bisa berkomunikasi dengannya sedang aku tidak bisa bahasa isarat". ucap Yogha pelan tapi penuh dengan penekanan.
Bagus menghela nafas panjang setelah mendengar penjelasan Yohga, dan kini dia mulai menerima keputusan Yogha walau berat, ya mau bagai mana lagi yang mereka hadapi adalah orang yang dekat dengan Allah jadi pasrah lah jawabannya.
"Lalu bagai mana dengan kedua orangtua mu?" tanya Bagus yang khawatir akan ada masalah nantinya saat kedua orangtua Yogha tahu jika Yogha menikahi wanita yang tuli dan bisu.
"Untuk mereka, aku yakin mereka bisa menerima istri ku nanti, seperti kamu sekarang" ucap Yohga menyakinkan Bagus
Padahal dalam hati kecilnya, dia juga takut dengan reaksi kedua orangtuanya nanti, apakah akan menerima putri pimpinan pondok tersebut atau tidak.
Namun hal itu akan dia pikirkan nanti karena sekarang yang ada di benaknya adalah cepat kembali ke kota untuk bertemu orangtuanya.
Mereka masuk lagi kerumah pak Haji dan Yogha berkata setelah duduk kembali "Pak maaf sebelumnya tapi setelah acara ijab qobul saya harus langsung ke kota karena mamah saya di larikan kerumah sakit akibat shok mendengar saya hilang".
"Baiklah, jika seperti itu, nanti kamu bawa Ainur bersamamu" ucap Pak Haji tanpa beban dan itu membuat Yogha berburuk sangka apakah Ainur ini kelakuannya sangat buruk sampai-sampai setelah dinikahkan langsung di suruh pergi ikut suami.
Sungguh pikiran buruk tentang Ainur ini memenuhi isi kepalanya tapi ya sudahlah toh dia sudah setuju ingin mundurpun tak enak hati karena terlanjur berjanji di awal.
Di dalam masjid yang sangat luas kini sudah di penuhi para santri laki-laki juga para setap pengajar disana.
Kamera sudah siap untuk mengabadikan momen tersebut dan keluarga yang berada di luar kota sudah di hubungi dan mereka sekarang sedang melakukan video call.
Kedua kakak Ainur juga sudah bergabung untuk menyaksikan acara akad nikah adik mereka lewat sambungan video call.
Yogha yang masih memakai baju koko, juga sarung dan sekarang memakai kopeah mulai masuk kedalam mesjid bersama pak Kiai yang berada di depan dan Bagus yang berada di belakangnya.
Semua mata tertuju pada Yogha dan Bagus, mereka saling berbisik siapakah pria yang beruntung akan menikahi Ainur.
Apakah yang memakai baju koko atau yang memakai kemeja, dan setelah melihat tiga orang tersebut duduk barulah mereka tahu yang mana laki-laki yang beruntung itu, karena posisi duduk saat itu mengatakan bahwa yang duduk berhadapan dengan pak Kiai secara langsung adalah yang akan menikahi Ainur, sang bidadari surga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Ade Diah
gak nyangka bisa bikin karya seperti ini, sungguh membuat hati berbunga-bunga
2024-04-22
1
Happyy
💝💝
2024-02-24
0
Ade Diah
niat awal mustajab kok jadi mujarab
2023-12-22
0