Alhamdulillah

Bagus sudah di depan gerbang pondok pesantren dengan mobil mewah dan mengkilap bahkan jika kita bercermin di badan mobil pun bisa dilakukan.

Bagus masuk ke area pesantren dan dia langsung di datangi seorang yang tentunya sudah menunggu kedatangannya sejak tadi, dan orang tersebut adalah Asep.

"Assalamu'alaikum, apa ini dengan kang Asep?" tanya Bagus.

"Wa'alaikum mussalam, ia benar saya, apa anda ini mas Bagus?" tanya Asep takut salah orang dan Bagus menganguk jika tebakan Asep benar.

"Mari saya antar" ucap Asep yang menang harus mengantar Bagus untuk bertemu Yogha yang tengah tertidur di kamarnya.

Bagus masuk ke kamar Asep dan mendapati Yogha yang sedang tidur, lalu Bagus langsung mengambil paksa bantal yang menjadi bantalan kepala Yogha karena kesal.

"Dasar sialan aku naik gunung, bolak balik ampe tujuh kali nyari kamu, eh kamu malah enak enakan tidur di sini" ucap Bagus yang tidak pernah bicara pormal pada Yogha jika di luar kantor.

"Apa si gus, gangu banget, aku itu ngantuk gak bisa tidur semalam" ucap Yogha dengan mata yang masih tertutup.

"Bukan cuma kamu yang gak bisa tidur, gue juga engak" ucap Bagus kesal karena Yohga berbicara padanya tanpa mau membuka mata.

"Ya udah, kalau kamu ngantuk tinggal tidur apa susahnya!" ucap Yogha masih dengan mata yang tertutup karena malas membuka mata.

Asep yang mendengar pertengkaran dua orang di hadapannya, hanya bisa menggelengkan kepala, dan untuk mrnyudahi perdebatan mereka Asep berkata "Kalau begitu mas Bagus juga sebaiknya istirahat!".

"Tidak bisa kang, karena kami harus segera ke kota, ibu bos saya ini, masuk rumah sakit, karena syok mendengar anak kesayangannya hilang" ucap Bagus menolak untuk beristirahat dan tanpa di suruh Yogha yang tadi bermalas-malasan langsung bangun dengan keseimbangan yang kurang baik karena pas bangun dia hampir jatuh.

"Mamah masuk rumah sakit?" tanya Yogha untuk menyakinkan dirinya jika yang dia dengar barusan tidak salah.

"Ia, jadi ayo kita pulang!" ajak Bagus namun sebelum mereka keluar kamar, Asep mengingatkan untk menemui pak Kiai terlebih dulu.

"Ah ia, aku lupa" ucap Bagus sementara Yogha menghela nafasnya berat dan Bagus yang tahu kebiasaan Yogha berkata lagi "Ada apa?".

"Tidak ada apa-apa, ya sudah ayo kita temui pak Kiai" ajak Yogha yang kini sudah memutuskan pilihannya dengan terpaksa, karena tidak mau seumur hidup, hidup dalam ketidak berkahan.

"Hey bos ada apa? kenapa tuh muka di tekuk begitu? kaya ada masalah segede gunung saja?" tanya Bagus penasaran dengan apa yang membuat bosnya cemberut.

"Nanti juga kamu tahu" ucap Yogha lesu dan tak mau menjelaskan masalahnya, toh nanti saat bertemu dengan pak Kiai, Bagus akan tahu.

Mereka sudah duduk di dalam rumah pak Kiai dan setelah minuman di sajikan pak Kiai berkata "Apa nak Yogha sudah menentukan pilihan?".

Yogja mengangguk dan dengan berat hati Yogha berkata "Menghalalkan putri bapak".

"Alhamdulillah" ucap Pak Kiai yang senang dengan keputusan Yogha yang artinya Yogha adalah orang yang BERTAKWA, karena ingin menjauhi larangan Allah yaitu memakan makanan yang haram.

Bagus yang mendengar obrolan Yogha dan pak Kiai penasaran maksud obrolan mereka apa?, tapi dia belum berani bertanya karena ada pak Kiai di sana.

"Baiklah kalau begitu bersiaplah karena sebentar lagi kita akan melakukan ijab qobul, oh iya sekedar mengingatkan bahwa putri saya itu bisu dan tuli".

"Apa?.." kaget Yogha dengan bola mata yang nyaris krluar "Pantas saja Pak kiai menjebak ku ternyata anaknya tuli dan bisu" ucapnya dalam hati.

Sementara Asep merasa heran, saat mendengar pak Kiai mengatakan jika Ainur tuli dan bisu, karena setahu dia Ainur itu tidak bisu dan juga tidak tuli.

"Maaf pak, apa saya boleh bicara empat mata dengan bos saya?" ucap Bagus meminta izin untuk bicara empat mata dengan Yogha.

"Silahkan!" Ucap Pak Kiai dan kesempatan itu langsung di manfaatkan Asep untuk bertanya kenapa pak kiai menyebut putrinya tuli dan bisu.

"Saya menyebut putri saya bisu karena dia tidak pernah berbicara yang tidak penting dan saya menyebutnya tuli karena dia tidak pernah mendengarkan ucapan-ucapan yang tidak penting" jelas pak Haji dan pak Haji berkata lagi "Apa kamu mengerti maksud saya?"dan Asep mengangguk tanda mengerti.

"Pak tapi kenapa anda mempercayakan putri Anda pada A yogha padahal Anda baru mengenalnya?" itu pertanyaan kedua yang di layangkan Asep, mumpung ada kesempatan bertanya ya sekalian pikirnya.

Asep bertanya seperti itu juga agar otaknya tidak berpikir yang macam-macam, karena tadi melihat mobil mengkilap yang di bawa Bagus.

"Saya mempercayakan putri saya pada nak Yogha karena ketakwaannya, dia mau menghalalkan makanan yang sudah dia makan, padahal jika dia mau dia bisa saja tidak datang kemari, toh tidak akan ada yang mempermasalahkan ubi yang telah dia makan, tapi kamu lihat sendiri dia justru datang sendiri kemari dengan niat menghalalkan makanan yang telah dia makan sampai akan melakukan apapun agar makanan itu menjadi halal.

Apa penjelasan saya bisa kamu mengerti Sep?" tanya Pak Haji di akhir penjelasannya dan Asep mengangguk tanda mengerti.

Terpopuler

Comments

Ade Diah

Ade Diah

Ahhhhhhhhhhhh rasanya masih gak nyangka.

2024-07-22

0

Happyy

Happyy

😍😍

2024-02-24

0

Berkah Kafa Jaya

Berkah Kafa Jaya

salam kenal Kak Thor Ade Diah🙏🏼🌟🌟🌟
Alur cerita Tokoh Pak Kiai mirip Kisah yg pernah Q simak Kak. apa mungkin juga tau kisahnya.???

2024-02-02

1

lihat semua
Episodes
1 Awal mula
2 Halalkan putri saya
3 Bos selamat aku juga selamat
4 Alhamdulillah
5 Pikiran buruk tentang Ainur
6 Sah
7 Pakayan
8 Takut
9 Trauma bos
10 Dia kenapa?
11 Berseri-seri
12 Perih
13 Jangan bercanda
14 Abi....
15 Besar dan indah
16 Tampan bukan
17 Orangtua baik tidak menjamin anaknya juga baik
18 Jika benar mati aku
19 Yakin 100%
20 Kaki Mu
21 Cara Allah mendekatkan kami
22 Dari yang biasa sampai yang luar biasa
23 Kau lebih tega
24 Habiskan!
25 Itung-itung hukuman
26 Buntut dari kesalahan kita
27 Cuman itu?
28 Ada apa dengannya?
29 Perhatian
30 Jangan sombong Bis!!!
31 Siap !!!
32 Lagi-lagi kalah
33 Bukan Nur tapi Ainur
34 Bangun!!!
35 Permintaan Ainur
36 Pengakuan Ainur
37 Penjelasan
38 Bahagia karena hal sepele
39 Semua butuh peroses
40 Aku harus tidur dimana??
41 Tidak mau mengalah
42 Kok bisa?
43 Sudah buka matamu!!
44 Dia mengigau??
45 Lihat pipimu memerah
46 Mencari kunci
47 Aku menerima kekurangan juga kelebihanmu
48 Mata yang membengkak
49 So tahu
50 Apa gunanya aku??
51 Pesta ulang tahun
52 Apa kabar??
53 Pingsan
54 Antar aku pulang
55 Tatapan kosong
56 Cara apa?
57 Teror
58 Penyejuk mata dan hati
59 Aku cemburu
60 Antisipasi
61 Cara menghilangkan setres
62 Cucian kusut
63 Kehebohan
64 Menular
65 Firasat buruk
66 Tumben
67 Gelas pecah
68 Hilang
69 Berpikir
70 Tidak menyerah
71 Dinyatakan di culik
72 Meminta Doa
73 Yogha masih hidup
74 Nama kamu siapa?
75 Keluhan seorang Ainur
76 Berubah pikiran
77 Tante dan paman sudah ikhlas
78 Salat goib untuk Yogha
79 Suara Bayi
80 Asal usul Bayi
81 Aku mengenalnya
82 Itu suamimu bukan?
83 Mirip
84 Ponsel yang mati
85 Dimana rumah Asep
86 Kedatangan Bagus
87 Sebelas dua belas
88 Penawaran untuk Bagus
89 Dua pilihan
90 Berkali-kali lipat rasa sakitnya
91 Benar rindu itu sangat berat
92 Membantu Yogha
93 Atau pura-pura
94 Coba saja!!
95 Alasan
96 100%
97 Segudang rencana
98 Mengenang
99 Malu
100 Aira bayi kecil
101 Jangan manja
102 Tidak ada manfaatnya
103 Sebuah perintah
104 Ada kemajuan
105 Bisa berujung petaka
106 Sudah sembuh
107 Meminta izin
108 keimanan yang menipis
109 Dia sudah sembuh
110 Tidak menyangka
111 Tidak Akan
112 Lupa diri
113 Kapan sembuh
114 Paktor umur
115 Daging kambing
116 Apa sukses
117 Menggoda Ainur
118 Batal nikah
119 Rencana perjodohan untuk Bagus
120 Jangan dibuat rumit
121 Gagal total
122 Terserah Kalian
123 Kalian
124 Apa kamu siap untuk menikah
125 Terima saja
126 Apa ini petunjuk dari Mu Ya Raab
127 Merasa gugup
128 Bagus sanjaya
129 Jadi Keset
130 Sempurna
131 Biarlah semua mengalir apa adanya
132 Baiklah
133 Belum siap apa?
134 Kamu suami saya
135 Keanggunan yang kami kagumi
136 Titip calon cucu-cucu mamah
137 Aku sayang kalian
138 Tidak suka dengan harganya
139 Sebuah Akhir namun juga awal yang baru.
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Awal mula
2
Halalkan putri saya
3
Bos selamat aku juga selamat
4
Alhamdulillah
5
Pikiran buruk tentang Ainur
6
Sah
7
Pakayan
8
Takut
9
Trauma bos
10
Dia kenapa?
11
Berseri-seri
12
Perih
13
Jangan bercanda
14
Abi....
15
Besar dan indah
16
Tampan bukan
17
Orangtua baik tidak menjamin anaknya juga baik
18
Jika benar mati aku
19
Yakin 100%
20
Kaki Mu
21
Cara Allah mendekatkan kami
22
Dari yang biasa sampai yang luar biasa
23
Kau lebih tega
24
Habiskan!
25
Itung-itung hukuman
26
Buntut dari kesalahan kita
27
Cuman itu?
28
Ada apa dengannya?
29
Perhatian
30
Jangan sombong Bis!!!
31
Siap !!!
32
Lagi-lagi kalah
33
Bukan Nur tapi Ainur
34
Bangun!!!
35
Permintaan Ainur
36
Pengakuan Ainur
37
Penjelasan
38
Bahagia karena hal sepele
39
Semua butuh peroses
40
Aku harus tidur dimana??
41
Tidak mau mengalah
42
Kok bisa?
43
Sudah buka matamu!!
44
Dia mengigau??
45
Lihat pipimu memerah
46
Mencari kunci
47
Aku menerima kekurangan juga kelebihanmu
48
Mata yang membengkak
49
So tahu
50
Apa gunanya aku??
51
Pesta ulang tahun
52
Apa kabar??
53
Pingsan
54
Antar aku pulang
55
Tatapan kosong
56
Cara apa?
57
Teror
58
Penyejuk mata dan hati
59
Aku cemburu
60
Antisipasi
61
Cara menghilangkan setres
62
Cucian kusut
63
Kehebohan
64
Menular
65
Firasat buruk
66
Tumben
67
Gelas pecah
68
Hilang
69
Berpikir
70
Tidak menyerah
71
Dinyatakan di culik
72
Meminta Doa
73
Yogha masih hidup
74
Nama kamu siapa?
75
Keluhan seorang Ainur
76
Berubah pikiran
77
Tante dan paman sudah ikhlas
78
Salat goib untuk Yogha
79
Suara Bayi
80
Asal usul Bayi
81
Aku mengenalnya
82
Itu suamimu bukan?
83
Mirip
84
Ponsel yang mati
85
Dimana rumah Asep
86
Kedatangan Bagus
87
Sebelas dua belas
88
Penawaran untuk Bagus
89
Dua pilihan
90
Berkali-kali lipat rasa sakitnya
91
Benar rindu itu sangat berat
92
Membantu Yogha
93
Atau pura-pura
94
Coba saja!!
95
Alasan
96
100%
97
Segudang rencana
98
Mengenang
99
Malu
100
Aira bayi kecil
101
Jangan manja
102
Tidak ada manfaatnya
103
Sebuah perintah
104
Ada kemajuan
105
Bisa berujung petaka
106
Sudah sembuh
107
Meminta izin
108
keimanan yang menipis
109
Dia sudah sembuh
110
Tidak menyangka
111
Tidak Akan
112
Lupa diri
113
Kapan sembuh
114
Paktor umur
115
Daging kambing
116
Apa sukses
117
Menggoda Ainur
118
Batal nikah
119
Rencana perjodohan untuk Bagus
120
Jangan dibuat rumit
121
Gagal total
122
Terserah Kalian
123
Kalian
124
Apa kamu siap untuk menikah
125
Terima saja
126
Apa ini petunjuk dari Mu Ya Raab
127
Merasa gugup
128
Bagus sanjaya
129
Jadi Keset
130
Sempurna
131
Biarlah semua mengalir apa adanya
132
Baiklah
133
Belum siap apa?
134
Kamu suami saya
135
Keanggunan yang kami kagumi
136
Titip calon cucu-cucu mamah
137
Aku sayang kalian
138
Tidak suka dengan harganya
139
Sebuah Akhir namun juga awal yang baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!