ABG labil

Jangan lupa dukungannya.

"Huh..." Hasya menghembuskan nafasnya kasar, ketika dirinya baru saja duduk di kursi ruang perawat, lantai empat khusus ruangan VIP.

Suster Amelia salah satu rekan kerjanya pagi itu, dibuat heran, "Kenapa Lo?" tanyanya.

Hasya menatap rekan kerjanya, "Emang yang biasa urus pasien kamar empat nol delapan, siapa?" tanyanya kesal.

Amelia terdiam sejenak, lalu menyahut, "Kata ibu kepala ruangan, Pasien sendiri yang meminta, agar perawat laki-laki yang memeriksanya, cuman karena hari ini Br. Budi ijin cuti, dan perawat dilantai lain pada nggak bisa, ya terpaksa kita perawat cewek yang gantiin, emang kenapa si? Apa ada masalah?" tanyanya heran.

"Gila ya, masa gue di suruh sikatin giginya sama bantuin itu bocah cuci muka, seumur-umur tiga tahun gue jadi perawat, baru kali ini, gue disuruh sampai kayak gitu, paling banter seka pasien, tapi itu kan cewek, lah ini cowok, ya walau masih bocah," keluh Hasya.

Amelia terkekeh melihat ekspresi kesal rekan kerjanya, "Udah sih nikmatin aja, gue denger tuh bocah ganteng, nikmati aja, toh bisa cuci mata,"

Hasya memutar bola matanya malas, "Tapi males aja gitu, gue ini perawat, bukan baby sitter, kalau Lo mau cuci mata, entar elu aja yang masuk ruangan itu, gue jengah,"

"Iya-iya, gue mah senang-senang aja," Sahut Amelia dengan senyum konyolnya.

"Kenapa lo senyum-senyum?" Tanya suster Novi yang baru saja memasuki ruang perawat, sambil membawa peralatan medis dan obat yang diambilnya dari apotik bawah.

"Lia lagi seneng, gara-gara gue suruh dia gantiin urusin pasien empat nol delapan," sahut Hasya sambil menulis laporan pasien.

"Oh cowok ganteng itu ya, bukannya maunya di urus sama perawat cowok?" Tanya Novi sibuk memasukan beberapa alat ke lemari kaca.

"Kan Br. Budi cuti," sahut Amelia.

"Yakin Lia mau masuk?" tanya Novi ragu.

"Kenapa emang? Hasya aja bisa, masa iya gue nggak bisa," jawab Amelia percaya diri.

"Nggak masalah sih, Lo coba aja sendiri," ucap Novi, tau akan watak rekan kerjanya yang satu itu, ia memilih diam.

Ketiganya melanjutkan obrolannya sembari beberapa kali mengecek keadaan pasien di lantai khusus VIP itu.

Bel panggilan untuk perawat berbunyi, lampu kecil di bawah angka empat nol delapan menyala, "Tuh nyala, katanya Amelia yang mau urus itu pasien ganteng," celetuk Hasya, menunjuk lampu berwarna merah di mesin yang terhubung dengan bel dari masing-masing kamar pasien.

Amelia merapihkan penampilannya sebelum pergi, bahkan ia melangkah sambil bersenandung ria, namun belum sampai dua menit, Amelia kembali dengan wajah kecewa.

"Kenapa muka Lo? Tadi senyum-senyum sekarang malah manyun," Ledek Novi yang sebenarnya tau alasan rekannya seperti itu, karena beberapa hari yang lalu ia pernah mengalaminya.

Amelia berdecak kesal, "Sya, itu pasien maunya sama elu, sekalian nih, ganti infus nya," Ucapnya sambil memberikan botol infus yang diambilnya di lemari penyimpanan.

"Udah si elu aja, bilang gue lagi sibuk apa gimana kek, pinter-pinter elu kasih alasan," tolak Hasya.

"Udah sana elu aja, jangan sampai elu kena masalah, sana gih," Ujar Novi sambil mendorong rekannya itu.

Terpaksa Hasya menuruti rekannya, perawat itu mengetuk pintu sebelum masuk, "Maaf saya akan mengganti infusan anda," Ujarnya sambil mengganti botol infus dengan yang baru.

Olsen mengamati suster yang sedang mengamati tetesan infus, "Kenapa tadi bukan suster Hasya yang masuk?" tanyanya.

"Maaf tadi saya sedang sibuk," jawab Hasya beralasan.

"Mulai sekarang aku minta, suster yang mengurus semua keperluan aku," Kata remaja itu dengan tatapan tajam, tak mau dibantah, dengan terpaksa Hasya, mengangguk dan menuruti kemauan remaja labil itu.

*****

Waktu menunjukkan pukul dua belas siang, para perawat bergantian untuk istirahat siang itu, Hasya, Amelia dan Novi mendapat jatah istirahat pukul satu siang bergantian dengan dua rekan lainnya yang beristirahat terlebih dahulu.

Sedang sibuk-sibuknya menulis laporan pasien, bel panggilan dari kamar empat nol delapan kembali menyala, terpaksa Hasya bangkit dari duduknya menuju kamar pasien itu.

Seperti biasa Hasya mengetuk pintu dulu sebelum masuk, "Bisa saya bantu tuan?" Tanya perawat itu ramah,

"Suster Hasya sudah makan siang?" tanya balik Olsen.

"Nanti saya baru makan pukul satu, bergantian dengan perawat yang lain," jawab Hasya jujur.

"Apa suster tidak lapar?" tanya remaja itu lagi.

"Belum, em..., ada apa anda memanggil suster? Apa ada yang bisa saya bantu?"

"Aku hanya ingin makan siang bersama dengan suster Hasya,"

"Maaf tuan, tapi saya makan siangnya nanti jam satu, apa anda belum makan siang?"

Olsen hanya menggeleng, "Tidak ada yang menyuapi aku, temanku belum datang,"

"Oh kalau begitu saya undur diri dulu," pamit Hasya, namun belum sempat menyentuh gagang pintu, Olsen sudah memangilnya.

"Apa suster Hasya tidak bisa membantu aku untuk makan, kalau aku tidak makan, maka obatnya tidak bisa aku minum, bukankah suster tau, kalau tangan kanan saya di infus," Olsen menunjukan infusan yang menempel di tangan kanannya.

Dengan terpaksa, Hasya mulai menyiapkan makanan yang disediakan, lalu mulai menyuapkannya kepada remaja itu.

Tidak ada pembicaraan diantara keduanya, namun tatapan mata elang milik Olsen selalu menatap wajah Hasya, dengan tatapan sulit diartikan, hal itu membuat perempuan itu salah tingkah.

"Suster hasya pulang jam berapa?" Tanya Olsen ketika dirinya sudah menyelesaikan makan siangnya dan meminum obat yang di berikan padanya.

"Saya lanjut sampai malam," Jawab perempuan dengan seragam warna ungu itu.

"Kalau begitu aku minta suster yang mengurus aku, walau nanti ada perawat laki-laki sekalipun,"

"Baiklah, kalau begitu saya undur diri dulu," ujar Hasya benar-benar berpamitan.

Tak mungkin baginya, membantah pasien kelas VIP, bisa-bisa ia tegur oleh kepala ruangan dan yang paling parah, dipanggil oleh pihak manajer personalia, ia masih ingin bekerja di rumah sakit ini.

Sesampainya di ruang perawat, "Lama bener, ngapain Lo sama ABG labil yang sayangnya ganteng," ledek Novi melihat rekannya baru saja duduk,

"Gue di suruh nyuapin, emang biasanya gimana si? Emang dia minta disuapin juga sama perawat cowok ya?" Ucap Hasya heran.

"Setau gue sih enggak, paling cuman tensiin, ukur suhu, sama cek lukanya doang, kalau ganti infus biasanya siapa aja, dia nggak masalah" Novi menjelaskan,

"Terus selama ini yang nyuapin sama bantuin dia bersih-bersih siapa?" Tanyanya lagi,

"Nggak tau, kadang ada temennya yang dateng, tapi itupun sore kalau nggak malem,"

"Terus kenapa sama gue kayak gitu,"

"Pengen manja-manja sama lo kali," ledek Amelia yang baru saja dari kamar perawatan.

"Dih apaan si, ABG gitu," ujar Hasya,

"Kali aja tuh ABG sukanya sama tante-tante macam elu," ledek Novi.

"Apa dia cuman iseng ya? Kurang kerjaan dia, huh... Dah lah, gue shalat duluan ya, entar kalau Erina sama Melly dah dateng, lo berdua nyusul gue ke kantin," ucap Hasya sambil berlalu dari sana.

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

AYO SEN, PEPET TRUS SI HASYA..

2024-03-03

1

lihat semua
Episodes
1 Rumah sakit
2 ABG labil
3 tiga
4 Ulah ABABIL
5 Kilasan Masa Lalu
6 Ababil Kurang Ajar.
7 Ababil Makin Menjadi
8 Pasca Kejadian.
9 Stalker
10 Pernikahan
11 Tendangan maut
12 Modus Brondong
13 Sat set sat set
14 Bimbang
15 Di sekolah
16 Berpisah
17 Galaunya Brondong.
18 Club' Malam
19 Long time no see honey
20 Akal Bulus Brondong.
21 Salah Ukuran
22 Ngajak Balikan.
23 Ketauan Mami
24 Permintaan brondong
25 Permintaan yang aneh
26 Brondong nekad.
27 Kencan dengan Tasya
28 Akad nikah
29 Setelah Akad
30 Pikiran buruk.
31 Permulaan hari
32 Ulah Tasya
33 Lupa status
34 Kekesalan Brondong
35 Sisi lain
36 Panggilan dari sekolah
37 Penjelasan dan permintaan
38 Bertemu Teman lama.
39 Lelaki egois
40 Ibu dan masa lalu
41 Merajuk
42 Sikap aneh
43 Clear
44 Latar belakang
45 Menjenguk Mami
46 Rahasia brondong
47 Ancaman
48 Rencana
49 Pilihan
50 Usul Brondong
51 Emil dan Novi
52 Teror
53 Pelaku teror
54 Peringatan Ardi
55 Penjelasan
56 Menemui Rudolf
57 Kecelakaan hingga kelulusan
58 Usai kelulusan.
59 Kereta
60 Pengakuan
61 Rumah mertua
62 Membuka hati
63 Pasienku mantanku
64 Rencana Emil
65 Cemburu
66 Mall
67 Fakta yang terkuak
68 Kekesalan Hasya
69 Usai liburan dadakan
70 Permintaan
71 Insiden
72 Pasca insiden
73 Kenyataan pahit
74 Dua wanita hamil
75 Arash dan Asher
76 Sikap Aneh Novi
77 Kematian dan kelahiran
78 Menjalani hidup.
79 Mulai mencari tau
80 Bertemu Julian
81 Rasa Penasaran
82 Penjegalan
83 Keputusan berat
84 Kedatangan Dia
85 Setelah sekian lama
86 Reuni dua sejoli
87 Kekhawatiran Hasya
88 Ketiga cucu
89 Sebuah surat
90 Api yang membakar.
91 ekstra part 1
92 Ekstra part dua
93 ekstra part tiga
94 ekstra part empat
95 Ekstra part lima (TAMAT)
96 Karya Baru
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Rumah sakit
2
ABG labil
3
tiga
4
Ulah ABABIL
5
Kilasan Masa Lalu
6
Ababil Kurang Ajar.
7
Ababil Makin Menjadi
8
Pasca Kejadian.
9
Stalker
10
Pernikahan
11
Tendangan maut
12
Modus Brondong
13
Sat set sat set
14
Bimbang
15
Di sekolah
16
Berpisah
17
Galaunya Brondong.
18
Club' Malam
19
Long time no see honey
20
Akal Bulus Brondong.
21
Salah Ukuran
22
Ngajak Balikan.
23
Ketauan Mami
24
Permintaan brondong
25
Permintaan yang aneh
26
Brondong nekad.
27
Kencan dengan Tasya
28
Akad nikah
29
Setelah Akad
30
Pikiran buruk.
31
Permulaan hari
32
Ulah Tasya
33
Lupa status
34
Kekesalan Brondong
35
Sisi lain
36
Panggilan dari sekolah
37
Penjelasan dan permintaan
38
Bertemu Teman lama.
39
Lelaki egois
40
Ibu dan masa lalu
41
Merajuk
42
Sikap aneh
43
Clear
44
Latar belakang
45
Menjenguk Mami
46
Rahasia brondong
47
Ancaman
48
Rencana
49
Pilihan
50
Usul Brondong
51
Emil dan Novi
52
Teror
53
Pelaku teror
54
Peringatan Ardi
55
Penjelasan
56
Menemui Rudolf
57
Kecelakaan hingga kelulusan
58
Usai kelulusan.
59
Kereta
60
Pengakuan
61
Rumah mertua
62
Membuka hati
63
Pasienku mantanku
64
Rencana Emil
65
Cemburu
66
Mall
67
Fakta yang terkuak
68
Kekesalan Hasya
69
Usai liburan dadakan
70
Permintaan
71
Insiden
72
Pasca insiden
73
Kenyataan pahit
74
Dua wanita hamil
75
Arash dan Asher
76
Sikap Aneh Novi
77
Kematian dan kelahiran
78
Menjalani hidup.
79
Mulai mencari tau
80
Bertemu Julian
81
Rasa Penasaran
82
Penjegalan
83
Keputusan berat
84
Kedatangan Dia
85
Setelah sekian lama
86
Reuni dua sejoli
87
Kekhawatiran Hasya
88
Ketiga cucu
89
Sebuah surat
90
Api yang membakar.
91
ekstra part 1
92
Ekstra part dua
93
ekstra part tiga
94
ekstra part empat
95
Ekstra part lima (TAMAT)
96
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!