tiga

Jangan lupa tinggalkan jejak.

Olsen benar-benar membuat Hasya kerepotan, walau sif siang sudah ada Br. Ardi yang bertugas, tetap saja, remaja itu hanya mau di tangani oleh Hasya.

"Pegel ya neng?" Ledek Ardi saat melihat Hasya sedang memijat betisnya.

"Apaan si lu mas, harusnya itu kerjaan elu, itu kan pasien cowok," ujar Hasya kesal, Sedari tadi ia harus mondar-mandir menuju kamar rawat yang ditempati pasien remaja berusia delapan belas tahun itu.

"Udah nikmatin aja, lumayan nanti juga dapet uang jajan," ujar lelaki berusia tiga puluhan,

"Emang lu pernah di kasih berapa sama dia mas?" Heni ikut nimbrung, perawat berhijab itu, baru saja selesai berkeliling membawa tensimeter dan stetoskop.

"Kemarin pas gue jaga siang, pulangnya gue dikasih warna biru, si Budi pas gantiin elu, malah di kasih warna merah, nah si Putra juga paginya di kasih warna merah, apa nggak semangat ngurusnya, biar ABG gitu, tapi kayaknya tajir bet dah, royal banget," ujar Ardi menjelaskan.

"Pantesan kemarin gue di jajanin mie ayam sama mas Budi, nggak taunya baru dapat rejeki ya," Tika menyela.

"Wah kalo gitu siap-siap besok pas jaga malem bawain kita cemilan ya Sya, kayaknya elu bakal dapet paling gede nih," ucap Heni sembari bertepuk tangan.

"Apaan sih lu pada, kalo di kasih, kalo nggak gimana?"

"Kalo misal dikasih, lu ingat kita, minimal beliin gorengan lah," tutur Tika.

"Iya-iya," ucap Hasya.

Waktu hampir menunjukan pukul sembilan malam, saatnya pergantian dari sif sore dan sif malam, para perawat sif sore melakukan operan kepada perawat sif malam.

Hasya sedang menjelaskan kondisi pasien dan apa saja yang harus dilakukan oleh perawat sif malam, tiba-tiba bel panggilan berbunyi kembali, siapa lagi kalau bukan berasal dari kamar ABG labil itu, Hasya menghentikan penjelasannya, bersiap menuju kamar empat kosong delapan, tapi pundaknya ditahan, "Udah gue aja, Lo terusin jelasinnya," ujar Ardi.

Tidak sampai dua menit, Ardi kembali lagi, "Nggak mau sama gue, maunya sama elo sya,"

"Ya udah entar aja, nanggung, gue bentar lagi selesai jelasin kok," ujar Hasya, dia kembali melanjutkan penjelasannya kepada perawat sif malam.

Selesai menjelaskan tentang lanjutan pekerjaan yang harus dikerjakan rekan sif malam, Hasya pamit, "Udah ya, gue balik,"

"Eh temuin dulu tuh ABG labil, bisa berabe entar," Ardi mengingatkan.

"Iya ini gue mau ke sana dulu," sahut Hasya sambil memakai jaket baseball berwarna hijau lumut, tak lupa Sling bag berwarna hitam.

Tika dan Heni sudah pulang terlebih dahulu, sedangkan Ardi akan menunggunya pulang, untuk mengantarkannya, "Gue tunggu di parkiran Sya," Kata Ardi saat mereka berpisah di depan lift.

Hasya menemui pasien di kamar Empat nol delapan, "Ada yang bisa saya bantu tuan?" Tanyanya, memasang senyum ramah.

Melihat perawat itu sudah memakai jaket, Olsen paham jika perempuan itu sudah bebas tugas, tetapi tentu itu tidak ia pedulikan, "Bisa bantu aku ke toilet?"

Mau tak mau Hasya menyanggupi, sebagai pasien VIP harus dilayani sebaik mungkin, sama seperti tadi pagi, ia menunggu remaja itu di depan pintu, ketika pasien buang air kecil, membantu menyikat gigi tak lupa mencuci muka dengan facial wash.

"Ada yang bisa saya bantu lagi tuan?" Tanya Hasya ketika ia sudah selesai melakukan tugasnya.

"Emang suster mau melakukan apa yang aku minta?" tanya Olsen dengan tatapan penuh arti.

"Saya akan berusaha melayani anda dengan baik," jawab Hasya dengan senyum khasnya.

"Kalau begitu temani aku tidur, sini," Pinta Olsen sambil menepuk sisi ranjangnya yang kosong.

"Maaf kalau itu tidak bisa," tolak Hasya mundur satu langkah.

"Bukankah tadi suster yang bilang akan melayani aku dengan baik,"

"Sekali lagi saya minta maaf, tapi saya tidak bisa, kalau gitu saya undur diri, permisi," pamit Hasya.

"Tunggu, apa kamu Marah? Ayolah suster Hasya, aku hanya bercanda, jangan dimasukan hati,"

Hasya berbalik dan tersenyum, "Saya tidak marah tuan, hanya saja saya sudah ditunggu,"

"Apa itu pacar atau suami kamu?" tanya Olsen dingin, ia mendadak kesal.

"Bukan, hanya teman sesama perawat yang mengantarkan saya pulang menuju tempat tinggal"

"Syukur deh, em.. apa suster Hasya sudah memiliki pasangan?" tanya Olsen lagi.

"Maaf tuan, itu privasi saya, ada lagi yang bisa saya bantu?"

"Tolong mendekat lah," perintah Olsen, Hasya hanya menuruti saja, "Lebih dekat lagi," Hasya mencondongkan tubuhnya, "Lebih dekat lagi suster Hasya," Sekali lagi, perempuan itu benar-benar mencondongkan tubuhnya sangat dekat dengannya dan cup..., Olsen mengecup sudut bibir milik suster itu, tentu saja Hasya terkejut, dengan tindakan remaja itu, "Terima kasih suster Hasya yang cantik,"

"Apa yang tuan lakukan? Jangan kurang ajar, ini pelecehan," Hasya kesal diperlakukan seperti itu.

Dengan senyum konyolnya, Olsen berkata, "Tentu saja, aku hanya berterima kasih dengan perawat cantikku, baru sudutnya aja udah manis banget, gimana semuanya,"

"Mohon jaga sikap anda, kalau tidak saya akan melaporkan tindakan anda kepada pihak keamanan," Ancam gadis yang mengenakan jaket baseball itu.

"Aku tunggu suster Hasya," tantang Olsen dengan seringainya.

Hasya berlalu dari ruangan itu, ia kesal, bagaimana bisa ABG itu merebut ciuman pertamanya, sepanjang perjalanan menuju parkiran perempuan itu terus menggerutu.

"Kenapa Lo? Manyun aja, bukannya seneng dapet merah-merah," Ledek Ardi mulai memasang helmnya.

"Merah-merah dari Hongkong, kesel gue, pokoknya gue nggak mau ngurus ABG labil itu," Hasya kesal.

"Kenapa si?"

"Udahlah, balik yuk, gue pengen tidur," Ardi menurutinya.

Tidak sampai sepuluh menit, mereka sudah sampai di tempat kos, "Thanks ya mas, besok gue beliin seblak gocengan deh,"

"Serah Lo, gue balik ya Sya, bye...," Ucap Ardi sambil berlalu.

Begitu sampai di kamar kosnya Hasya langsung membersihkan diri, ia ingin segera tidur, bekerja dua sif membuat tubuhnya sangat lelah.

Namun baru saja ia merebahkan tubuhnya, ponselnya bergetar, terlihat ada pesan masuk baru.

+8139001xxx

Sudah sampai suster cantikku?

Hasya Kurniawan

Maaf ini siapa ya?

+8139001xxx

Yang tadi kasih kecupan sayang buat suster cantik.

Hasya Kurniawan

Maaf tuan ini diluar jam kerja saya, dan saya hendak tidur, selamat malam.

Hasya mematikan ponselnya dan mencharge nya.

Disisi lain, diruang rawat empat nol delapan, Olsen senyum-senyum sendiri, baginya sangat mudah mencari tau nomor ponsel suster cantik itu.

"Ngapa Lo senyum-senyum sendiri? Kesambet Lo," ucap Julian, ketika memasuki ruang rawat sahabatnya.

"Nggak, gue lagi lihat drama lucu," jawab Olsen asal.

"Gimana kata dokter?"

"Udah bagus sih, lusa gue balik, gimana sama Billy?"

"Masih di kantor polisi lah, nyokap tiri Lo yang nuntut dia,"

"Ngapa emaknya Bella ikut-ikutan si,"

"Eh emaknya Bella itu perhatian sama elu, hargain dong,"

"Males ah"

"Btw tadi Jessica nanyain elu, dia sebenarnya pengen besuk elu, lagian dia wa, nggak Lo bales, telpon nggak diangkat, tanggapi kek, kasihan tau,"

"Lo aja sana, males gue nanggepin dia, cewek kok ngejar-ngejar cowok,"

"Ya karena dia suka sama elu dan itu yang disebut kesetaraan gender, hargai dong, wajar dong dia kasih perhatian, lagian cewek bening begitu Lo tolak, mata Lo katarak apa gimana si?"

"Gue nggak suka cewek agresif Julian,"

"Serah Lo deh,"

Mereka melanjutkan mengobrol hingga kantuk datang.

Episodes
1 Rumah sakit
2 ABG labil
3 tiga
4 Ulah ABABIL
5 Kilasan Masa Lalu
6 Ababil Kurang Ajar.
7 Ababil Makin Menjadi
8 Pasca Kejadian.
9 Stalker
10 Pernikahan
11 Tendangan maut
12 Modus Brondong
13 Sat set sat set
14 Bimbang
15 Di sekolah
16 Berpisah
17 Galaunya Brondong.
18 Club' Malam
19 Long time no see honey
20 Akal Bulus Brondong.
21 Salah Ukuran
22 Ngajak Balikan.
23 Ketauan Mami
24 Permintaan brondong
25 Permintaan yang aneh
26 Brondong nekad.
27 Kencan dengan Tasya
28 Akad nikah
29 Setelah Akad
30 Pikiran buruk.
31 Permulaan hari
32 Ulah Tasya
33 Lupa status
34 Kekesalan Brondong
35 Sisi lain
36 Panggilan dari sekolah
37 Penjelasan dan permintaan
38 Bertemu Teman lama.
39 Lelaki egois
40 Ibu dan masa lalu
41 Merajuk
42 Sikap aneh
43 Clear
44 Latar belakang
45 Menjenguk Mami
46 Rahasia brondong
47 Ancaman
48 Rencana
49 Pilihan
50 Usul Brondong
51 Emil dan Novi
52 Teror
53 Pelaku teror
54 Peringatan Ardi
55 Penjelasan
56 Menemui Rudolf
57 Kecelakaan hingga kelulusan
58 Usai kelulusan.
59 Kereta
60 Pengakuan
61 Rumah mertua
62 Membuka hati
63 Pasienku mantanku
64 Rencana Emil
65 Cemburu
66 Mall
67 Fakta yang terkuak
68 Kekesalan Hasya
69 Usai liburan dadakan
70 Permintaan
71 Insiden
72 Pasca insiden
73 Kenyataan pahit
74 Dua wanita hamil
75 Arash dan Asher
76 Sikap Aneh Novi
77 Kematian dan kelahiran
78 Menjalani hidup.
79 Mulai mencari tau
80 Bertemu Julian
81 Rasa Penasaran
82 Penjegalan
83 Keputusan berat
84 Kedatangan Dia
85 Setelah sekian lama
86 Reuni dua sejoli
87 Kekhawatiran Hasya
88 Ketiga cucu
89 Sebuah surat
90 Api yang membakar.
91 ekstra part 1
92 Ekstra part dua
93 ekstra part tiga
94 ekstra part empat
95 Ekstra part lima (TAMAT)
96 Karya Baru
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Rumah sakit
2
ABG labil
3
tiga
4
Ulah ABABIL
5
Kilasan Masa Lalu
6
Ababil Kurang Ajar.
7
Ababil Makin Menjadi
8
Pasca Kejadian.
9
Stalker
10
Pernikahan
11
Tendangan maut
12
Modus Brondong
13
Sat set sat set
14
Bimbang
15
Di sekolah
16
Berpisah
17
Galaunya Brondong.
18
Club' Malam
19
Long time no see honey
20
Akal Bulus Brondong.
21
Salah Ukuran
22
Ngajak Balikan.
23
Ketauan Mami
24
Permintaan brondong
25
Permintaan yang aneh
26
Brondong nekad.
27
Kencan dengan Tasya
28
Akad nikah
29
Setelah Akad
30
Pikiran buruk.
31
Permulaan hari
32
Ulah Tasya
33
Lupa status
34
Kekesalan Brondong
35
Sisi lain
36
Panggilan dari sekolah
37
Penjelasan dan permintaan
38
Bertemu Teman lama.
39
Lelaki egois
40
Ibu dan masa lalu
41
Merajuk
42
Sikap aneh
43
Clear
44
Latar belakang
45
Menjenguk Mami
46
Rahasia brondong
47
Ancaman
48
Rencana
49
Pilihan
50
Usul Brondong
51
Emil dan Novi
52
Teror
53
Pelaku teror
54
Peringatan Ardi
55
Penjelasan
56
Menemui Rudolf
57
Kecelakaan hingga kelulusan
58
Usai kelulusan.
59
Kereta
60
Pengakuan
61
Rumah mertua
62
Membuka hati
63
Pasienku mantanku
64
Rencana Emil
65
Cemburu
66
Mall
67
Fakta yang terkuak
68
Kekesalan Hasya
69
Usai liburan dadakan
70
Permintaan
71
Insiden
72
Pasca insiden
73
Kenyataan pahit
74
Dua wanita hamil
75
Arash dan Asher
76
Sikap Aneh Novi
77
Kematian dan kelahiran
78
Menjalani hidup.
79
Mulai mencari tau
80
Bertemu Julian
81
Rasa Penasaran
82
Penjegalan
83
Keputusan berat
84
Kedatangan Dia
85
Setelah sekian lama
86
Reuni dua sejoli
87
Kekhawatiran Hasya
88
Ketiga cucu
89
Sebuah surat
90
Api yang membakar.
91
ekstra part 1
92
Ekstra part dua
93
ekstra part tiga
94
ekstra part empat
95
Ekstra part lima (TAMAT)
96
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!