Pak Harun, bu Rita, Indah dan Indri, memutuskan ke kamar Raka, sambil menemani Indah untuk minta maaf atas ulahnya tadi.Pintu tidak di kunci, namun mereka tidak menemukan keberadaan Raka, terlihat ada bantal di bawah, pak Harun mengambil bantal itu kemudian muncul tangan, dan itu tangan Raka rupanya. Pak Harun menarik tangan Raka, hingga Raka jadi kaget. Dalam keadaan mata tertutup Raka meminta hantu itu tolong jangan mengganggu dia.
"Jangan! jangan ganggu saya!" ucap Raka ketakutan.
"Raka, tenang jangan takut, ini om." ucap pak Harun menyadarkan, Raka membuka matanya.
"Om kamar ini berhantu, mending saya kost aja ya." ucap Raka.
"Raka yang kamu lihat itu Indah, bukan hantu dia hanya menakuti kamu saja" ucap pak Harun.
"Iya Raka, Indah cuma bercanda aja kok," jawab bu Rita.
"Indah sekarang kamu minta maaf sama Raka." perintah pak Harun.
"Aku minta maaf ya."
Indah memberikan tangannya untuk bersalaman dengan Raka, kemudian mereka pun bersalaman, namun di hati Raka masih syok dan takut sebenarnya.
"Yasudah, waktu tidur kalian tinggal sedikit, sekarang ayo tidur semua." ucap pak Harun.
***
Pagi tiba, Indah , Indri juga Raka berangkat ke sekolah dengan di antar oleh pak Harun. Setelah melewati perjalanan sekitar kurang lebih 30 menit, mereka sudah sampai disekolah. Tak lupa mereka bertiga berpamitan pada pak Harun seraya menyalimi tangan beliau.
***
Tiga pemuda sedang asyik mengobrol di halaman sekolah, mereka adalah Riko cs yang terdiri dari Riko, Dony, dan Didit. Kebetulan Indah dan Sela lewat di depan mereka.
"Eh Indah, tadi gue liat lo sama siapa?. Apa dia anak baru." tanya Didit.
"Oh dia itu namanya Raka, tuh ada di ruang kepala sekolah." ucap Indah sambil menatap sinis Riko akibat kejadian kemarin, Indah muak melihat nya. Indah dan Sela pun meninggalkan mereka.
"Wah ko lo punya saingan, udah deh kesempatan lo buat nyium dia, nihil!" ucap Doni.
"Siapa bilang ! dia itu udah gue cium." kata Riko berbohong pada kedua temannya itu.
"Gak di tabok lo sama dia, dia kan galak." jawab Dony.
"Iya gue di tabok tapi pake bi**r , bego amat sih mana ada sejarah nya Riko di tabok sama cewek." jawab Riko sombong.
"Jadi Indah beneran lo cium dong!" kata Didit dengan nada suara yang cukup keras, hingga terdengar salah satu siswa cewek di belakang nya, dia menganga mendengar kalau Indah sudah di cium oleh Riko. Ia pun menghampiri mereka bertiga.
"Eh beneran Indah udah lo cium, asik nih ada gosip baru. Gue kasih tau Sandra ah." ucap cewek itu senang, kemudian pergi menemui Sandra.
"Eh San, kamu udah tau gak! Indah udah di cium sama Riko." ucap cewek itu.
"Apa ! lagak nya aja sok jual mahal ternyata nyosor juga." jawab Sandra, tak sengaja Indah dan Sela mendengar ucapan mereka, merasa dirinya tidak melakukan , Indah pun melabrak mereka.
"Eh tukang gosip, denger ya yang tadi dia bilanh itu fitnah, jangan sembarangan kalo ngomong, dan lo Sandra gue peringatin sam lo, kalau gue sama lo jelas-jelas beda ! ngerti!! " ucap Indah pada Sandra yang mendengus kesal.
Dengan perasaan marah, Indah menghampiri Riko dan memberinya pelajaran.
"Eh lo abis ngomong apaan aja tadi." tanya Indah menahan amarah.
"Enggak kok gue gak ngomong apa-apa," jawab Riko.
"Jangan bohong, lo kan yang bilang kalo lo udah berhasil nyium gue." kata Indah.
"Enggak kok, siapa yanh bilang gitu." jawab Riko masih saja tidak mengakui.
"Udah lo ngaku aja kalo lo masih mau temenan sama Indah."ucap Sela, Riko pun menggertak Sela.
"Lo tuh, " belum selesai Riko bicara, Sela memotong ucapan Riko.
"Minta maaf sekarang! " ucap Sela.
"Yaudah, aku minta maaf ya tapi kali ini boleh dong gue cium lo." ucap Riko.
"Eh lo gak ada kapok-kapok nya, apa gue harus bilang ke semua murid disini kalau lo kemarin gue apain." ancam Indah. Riko pun terdiam.
"Eh emang lo apain sih Riko." kata Didit penasaran juga dengan Dony.
"Kalian mau tau, Riko gue apain. Riko iti gue..." belum selesai Indah bicara, bel berbunyi. Riko menghela nafas lega.
"Bel bunyi tuh." ucap Riko senang.
"Lo harus terimakasih sama bel." ucap Indah pada Riko.
Di dalam kelas, pak guru Dito mempersilahkan Raka untuk memperkenalkan diri.
"Perkenalkan saya Raka Pramana, kalian bisa panggil saya Raka." kata Raka.
"Raka kamu ganteng juga ya, boleh dong minta nomor hape nya." celetuk salah satu siswi yang membuat semua penghuni kelas menyorakinya.
"Sudah, harap diam semuanya, kamu ! jangan genit , ingat sekolah belajar yang pinter." ucap pak guru Dito pada siswi itu .
"Raka, silahkan kamu duduk di sebelah Didit ."
"Iya pak."
Namun pada saat hendak duduk, Indah dengan sengaja menghalangi jalan nya Raka dengan kakinya, alhasil Raka terjatuh, semua penghuni kelas pun tertawa girang melihat Raka.
"Maka nya kalo jalan liat-liat dong! "ucap Indah.
Namun tak di sangka, Sandra pun mencoba membantu Raka berdiri.
"Kamu gak apa-apa, kamu jangan heran yah kalau disini emang orang-orang pada jahil." ucap Sandra menyinggung Indah.
"Makasih ya. " ucap Raka tersenyum.
"Sama-sama, gue Sandra. Gue senang bisa berteman sama lo." kata Sandra
"Makasih ya." jawab Raka tersenyum.
Menyaksikan mereka berdua itu Indah pun merasa jengkel.
***
Jam istirahat tiba, Raka berdiri didepan kelas sendiri namun ia di hampiri oleh Sandra.
"Raka." sapa Sandra.
"Eh Sandra." kata Raka.
"Em, Raka menurut lo penampilan gue oke gak, cantik gak menurut elo." tanya Sandra.
"Iya cantik kok." jawab Raka.
"Makasih ya. Yaudah mending kita kantin bareng ajo yok" kata Sandra seraya menggandeng tangan Raka.
Setelah memesan makanan dan minuman, Sandra memberanikan diri untuk menyuapi Raka makan, kebetulan juga Indah dan Sela duduk di belakang mereka. Raka sebenarnya tidak mau, tapi dia tidak enak dengan Sandra. Melihat itu Indah dan Sela menganga.
"Ih centil banget sih." kata Sela.
Indah cuma bisa diam, tapi dalam hatinya jengkel.
***
Malam hari, Indah berencana mengerjai Raka, ia menyelinap masuk ke dalam kamar Raka. Terlihat ada secangkir teh di meja, ia pun memberikan obat pencuci perut ke teh milik Raka itu.
"Mampus lo! biar tau rasa!" ucap Indah tersenyum sinis, ia pun pergi dari kamar Raka.
Raka meminum tehnya, selang beberapa menit, ia merasa perut nya mulas. Ia bergegas pergi ke toilet
Sementara itu Pak Harun dan bu Rita sedang mengobrol serius di kamar mereka.
"Gimana nantinya papa sama anak-anak setelah saya pergi. Apa mungkin ini saat nya kita bilang soal penyakit mama." kata bu Rita
"Mereka belum cukup dewasa ma, mereka tidak bisa menerima kenyataan ini." jawab pak Harun.
"Tapi pa, mereka nanti akan syok kalau seandainya mama pergi. Penyakit mama sudah parah dan itu gak bisa di sembuhkan lagi pa," kata bu Rita.
"Mama tidak boleh pergi, mama harus sembuh." jawab pak Harun.
"Kenapa sih pa, papa belum bisa menerima kenyataan yang ada.Papa sama dokter sama aja bisanya cuma nyenengin mama." kata bu Rita.
"Ma suami mana yang bisa menerima kenyataan akan di tinggalkan istrinya selama nya, papa gak bisa terima." ucap pak Harun sedih.
"Papa harus siap menerima kemungkinan terburuk sekalipun.Papa harus siap menjadi ayah sekaligus ibu buat anak-anak." jawab bu Rita.
Pak harun tak bisa berkata-kata lagi yang pasti ia sedih dan ia tak mau istrinya pergi meninggalkan dia dan anak-anaknya. ia mencium tangan istrinya, sama hal dengan bu Rita, dia juga sangat sedih. Tiba-tiba , Indri melihat mereka, sontak mereka terkejut.
"Indri kamu belum tidur." tanya bu Rita.
"Hehe sorry ma, kalau gitu Indri ke kamar dulu." ucap Indri cengengesan.
Dalam perjalanan menuju kamar, Indri melihat Raka yang muka nya pucat, dan lemas.
"kakak kenapa?" tanya Indri.
"Gak tau nih, perut kakak mules nih, kakak udah beberapa kali bolak-balik ke toilet." jawab Raka memegangi perutnya yang sakit.
"Siapa sih yang ngelakuin, tega amat." kata Indri.
"Kakak tau nih , pasti ini ulah Indah, dia kan gak suka sama kakak. Liat aja kalau dia gak mau minta maaf kakak bakalan aduin ke om Harun." ucap Raka, perutnya mulas lagi dan ia pun ke toilet lagi.
"Wah gawat ni mbak Indah gak bakalan mau minta maaf, kalau gak minta maaf , papa bakalan marah besar." ucap Indri dalam hati.
Indri pun berinisiatif membuat kan kado permintaan maaf atas nama Indah. Sementara itu Indah tidak tahu, karena dia sudah tidur duluan.
***
Paginya, Indah keluar dari kamar nya, Ia melihat ada kado yang tergeletak di depan pintu kamar Raka.Penasaran, Indah pun mengambilnya dan membaca kado itu yang ternyata itu dari dia. Kebetulan juga, Raka membukakan pintu, Raka tersenyum melihat Indah membawa kado.
"Gue gak butuh kado, yang gue butuh obat diare, air putih, sama bubur ayam, tolong ambilin yah." kata Raka.
"Enak aja lo nyuruh gue. Asal lo tau gue gak ada niat buat yang kayak beginian buat lo." jawab Indah kesal meninggal kan Raka yang tersenyum.
Indah bergegas menuju kamar, ia tahu betul kalau itu ulah dari Indri.
"Heh kamu kan yang buat beginian. Pake jual nama mbak lagi. Ingat ya sekali lagi kamu jual nama mbak, mbak bakalan musuhin kamu." ucap indah.
"Abis nya mbak mana mau minta maaf. Jadi, Indri yang buat inisiatif sendiri." jawab nya.
"Jangan pernah ikut campur ya, ini urusan mbak sama dia." ucap Indah.
"Suka-suka Indri dong wekk." ucap Indri meledek kemudian pergi meninggalkan Indah.
"indri!!! " teriak Indah kesal.
***
Indri dan Raka berjalan bersama menuju sekolah. Ia mengatakan bahwa ia ingin melihat Indah dan Raka bisa akur. Tiba-tiba Sandra menghampiri mereka.
"Raka, dari tadi aku cariin kami lo. Ni undangan buat kamu, jangan sampai gak dateng ya , kamu yang terspesial loh." ucap Sandra.
"Wah undangan ke pesta ni, boleh ni Indri ikut." jawab Indri.
"Aduh maaf ya, temen-temen cewek aja gak banyak aku undang, apalagi kamu, anak kecil.Raka ngapain sih ngobrol sama anak kecil mending ngobrol sama aku aja." kata Sandra menarik tangan Raka. Indri kesal , dan menjulurkan lidah nya ke arah Sandra.
Dalam perjalanan menuju kelas, Sandra dan Raka bertemu dengan Indah juga Sela. Sandra pun menghampiri Indah dan Sela.
"Halo, sorry ya gue gak bisa undang lo pada ke party gue. Soalnya gimana sih gak level." kata Sandra mengejek.
"Ih biar gue dibayar sekalipun gue gak bakalan sudi pergi ke party lo itu. Soalnya gue udahbisa ngebayangin gimana party lo yang gak bermutu itu." jawab Indah.
"Ih dasar sirik, tetep aja sirik. Udah deh Raka kita pergi aja daripada kita dengerin ocehan cewek angkuh ini." kata Sandra mengajak Raka pergi.
Indah terlihat kesal dan marah. Sela pun meledek nya bahwa Indah sedang cemburu.
"Indah lo cemburu ya." tanya Sela.
"Cemburu, amit-amait gue cemburu sama dia." jawab Indah.
"Beneran ni, tapi lo pernah bilang kan kalau cowok yang lu suka gak boleh bergaul sama cewek yang lo benci, bener kan!" kata Sela.
"Sela, dia itu musuh gue mana mungkin gue suka sama musuh gue sendiri." kata Indah.
"Sekarang lo bilang musuh, tapi kalo nanti jadi lengket gimana?" jawab Sela.
"Apaan sih." ucap Indah kesal, ia pun meninggal kan Sela sendiri.
"Eh indah , tungguin gue !" kata nya.
***
Siangnya, Raka mendapat panggilan telepon dair ibunya, tanpa sengaja , Indah lewat dan menguping pembicaraan Raka dan ibunya.
"Mama kangen sama kamu.Padahal belum satu minggu ya kamu di jakarta.Dimana disana kamu betah?" tanya ibunya.
"Betah ma." jawab Raka.
"Anak-anak nya om Harun baik semua sama kamu?" tanya ibu nya.
"Mereka semua pada baik sama Raka." jawab Raka.
"Kamu jangan berantem ya, walau gimana pum kamu itu tamu loh." kata ibunya.
"Iya ma Raka gak pernah berantem kok," jawab Raka.
"Temen-temen di skolah kamu gimana?" tanya ibunya.
"Temen-temen sekolah juga pada baik, malahan Raka di undang ke pesta ulang tahun, cewek lagi ma." kata Raka.
"Yaudah kamu baik-baik disana ya.Assalamualaikum." sapa ibunya.
"Walaikum salam." jawab Raka.
Mendengar Raka sudah selesai bicara dengan ibu nya lewat telepon, Indah menghampiri Raka.
"Kenapa sih lo kudu pura-pura, kenapa lo gak bilang kalo lo gak betah tinggal disini dan lo pengen pulang." maki Indah pada Raka.
"Gue emang betah disini, dan gue gak punya masalah sama yang lain kecuali punya masalah sama lo." jawab Raka.
"Emang, emang kita punya masalah dan gue gak akan pernah berhenti bikin masalah sama lo supaya lo cepat pergi dari rumah ini, pokoknya gue bakalan buat lo bete abis" kata Indah mengancam.
"Terserah lo mau ngelakuin apa aja , gue gak bakalan pulang." ucap Raka tersenyum sinis kemudian pergi meninggalkan Indah yang kesal.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments