Malam hari tiba, tepat jam 7 malam Vyskania segera berlari keluar dari kamarnya, langkahnya cepat menuruni anak tangga.
"Mami, Papi pulang, loh Mami mana Pih kok sendirian?!"
"Bentar lagi sampai mungkin, Vii ambilkan Papi air, Papi tunggu di ruang makan ada yang mau Papi bicarakan!"
Dengan segera Vyskania melompat kegirangan menuju dapurnya mengambil segelas air, setelah itu bergegas ia ke ruang makan.
"Mmh Vii Papi mau ngomong!" ucap Ayahnya setelah menenggak segelas air.
"Iya Pih, oiya Pi tadi Vii habis baca puisi loh di kelas," sambar Vyskania seketika dengan girang.
"Mmm,"
Sautan Ayahnya yang biasa menghentikan senyuman Vii seketika.
"Oya, Papi tadi sudah liat draft nilai kamu bulan lalu, Papi minta kirimkan Guru mu, coba liat ini kenapa nilai Akutansi mu bisa rendah begini, Papi kan sudah bilang gak usah masuk IPA, di IPS kamu fokus belajar Ekonomi Akutansi, bisnis di perusahaan kita bisa lebih kamu perdalam nanti!"
Raut wajah Vyskania kembali suram.
"Vii suka sastra bahasa Pih, Vii gak mau bisnis!" jawab Vyskania meyakinkan.
Traaakkk...
Seketika Ayahnya menghempaskan draft nilai Vyskania ke meja.
"Kamu ini ya selalu ngebantah, apa yang mau kamu lakukan nanti dengan Sastra itu, Papi selalu mengajarkan kamu untuk jadi yang terbaik, nilai apa seperti ini?!"
Vyskania tersentak di sana mendengar perkataan Ayahnya, tak lama Mami Vii sampai di rumah.
"Miih," Vyskania berlari ke arah Ibunya.
"Loh kenapa ini Pih kok teriak-teriak dari luar terdengar malu!" saut Maminya.
"Kamu lagi, ngurus anak satu aja gak becus, bagi waktu dari karir mu itu buat anak, udah capek mikirin urusan kantor sampai rumah liat kayak gini lagi!"
"Loh kok kamu bentak-bentak aku baru pulang kerja sampai rumah gak tau apa-apa!"
Akhirnya pertengkaran pun terjadi lagi, ya bukan yang pertama kali Vyskania menyaksikan hal seperti ini, langkahnya perlahan mulai menjauh dari ruangan itu sembari menyeka air matanya.
Vyskania berlari ke kamar mengambil hoodie dan bergegas pergi meninggalkan rumah malam itu juga.
"Vyska mau kemana kamu!"
Teriak Ayahnya terdengar di sela pertengkaran itu, namun tak membuat langkah Vyskania terhenti, ia berlari menggunakan headset di telinganya berjalan keluar rumah.
❀༺🪷༻※※※༺🪷༻❀
Saat ini Vyskania sudah keluar dari gang rumah, ia berjalan menyusuri gang sambil menendang-nendang kerikil di kakinya.
Dari kejauhan ternyata Leon melihat Vii dan memanggilnya, tapi Vii yang memakai headset tak mendengar. Leon yang rumahnya tak jauh dari komplek Vyskania tinggal diam-diam mengikutinya dari belakang.
"Iisssssshh!"
Sentakan kaki Vyskania yang kesal menghentikan langkahnya, ia terduduk di sana sambil menundukkan kepala. Tak lama Leon datang menghampiri dan ikut duduk di depannya.
"Aaaaaa!"
Teriak Vyskania kaget melihat Leon tiba-tiba ada di depannya.
"Elo ngapain di sini, ngagetin gue aja!" sentak Vyskania.
"Elu yang ngapain di sini, duduk tengah jalan sendirian malam-malam, aneh gak?!"
Akhirnya Vyskania segera bangun dari sana.
"Ngapain?!" tanya Leon lagi.
"Oh enggak ngapa-ngapain!" saut Vyskania sambil menahan air matanya.
Leon melihat ke arah mata Vyskania yang berkaca-kaca tiba-tiba segera memeluknya. Vyskania tak bisa menahan lagi air matanya dan menangis di bahu Leon.
"Udah-udah!" ucapan Leon sambil mengusap kepala Vyskania yang tertutup hoodie menenangkannya.
❀༺🪷༻※※※༺🪷༻❀
Ini bukan kali pertama Vyskania menangis di hadapan Leon, karena rumah mereka tak terlalu jauh, Leon pernah menemukan Vyska begini sebelumnya.
"Berantem lagi ortu?!" tanya Leon saat ini setelah Vyskania tenang sambil melangkah dalam gang itu.
"Yaah gitu deh!" saut Vyska dengan hela nafas panjang.
"Udah gak usah dipikir, nih minum!"
Vyskania menenggak air yang di berikan Leon, dalam langkahnya Vyska tersenyum.
"Makasih ya, oiya puisi lo tadi di kelas buat Laura ya?!"
"Mm... mm... Kok tau?!" tanya Leon.
"Tau lah, apa sih yang gak gue tau!" sarkas Vyskania sambil menenggak minuman.
"Lo kenal Ryan dari mana?!" tanya Leon tiba-tiba.
"Ughhuuk... ughhuk... "
Vii tersedak air saat mendengar pertanyaan Leon.
"Lo kenal Ryan?!" tanyanya balik.
"Mm... Mm... "
"Eh udah sampe rumah, masuk gih, nanti dicarin ortu lo!" potong Leon di sana karena saat ini Vyskania sudah berada di depan rumahnya.
"Oh iya, thanks ya udah nganterin!"
Vyskania pun masuk ke dalam sambil melambaikan tangan ke Leon. Tak perduli apa yang terjadi di rumah ia bergegas lari ke kamarnya dan mengunci pintu dari dalam. Setelah melepaskan hoodie dan hela nafas panjang ia menghempas badan ke ranjang.
❀༺🪷༻※※※༺🪷༻❀
Ke esokan harinya.
Saat jam istirahat Vyskania yang baru saja kembali dari kantin berpapasan dengan beberapa teman sekelasnya.
"Vii tunggu, nih titipan dari Bu Estu, mau ada Lomba Antar Kelas lagi tah?!" tanya Lisa sinis sembari memberikan lampiran dari Bu Estu untuk Vii.
Vyskania memang unggul dibidang Kesenian, jadi biasanya Guru Seni dan Sastra selalu memberikan amanat kelas kepada Vii.
"Oh iya guys, lupa gue infoin, nanti ya di kelas, makasih lo!"
"Mm oke, eh Vii denger-denger lu lagi deket sama Ryan ya?!" tanya Lisa tiba-tiba setelahnya.
"Hah, denger dari mana lu, gosip aja!" pangkas Vii.
"Halah gausah ngeles, Pick Me lu, kemarin aja di kelas keliatan kok, kita-kita juga liat reaksi lu pas ketemu Ryan!" sambar beberapa teman yang lain.
Seketika Vii terdiam, sekelompok geng cantik di kelas itu memang biasa mencari rusuh dengannya.
"Hiss apaan sih, emangnya kenapa kalo iya juga?!" tangkas Vyskania dengan lantang.
"Eh hati-hati lo, Ryan itu Crush-nya Kakak tingkat, anak-anak juga banyak yang tau kok, ati-ati lu cari masalah ama Kating!" saut Lisa lagi dengan gayanya.
"Alah udah apaan si lu pada gosip aja gue balik kelas duluan ya!"
Malas berbelit-belit Vyskania segera meninggalkan tempat eksekusi si Lisa. Ia terus melangkah ke kelas, sembari berjalan bibirnya terus menggerutu kesal.
"Heeleh, dasar cewek-cewek norak, ada aja urusan lu ngurusin hidup orang, gak mempan di gue!" gumamnya.
"Wee, ee, ee, apa nih komat kamit tu bibir, muka di tekuk tekuk, habis ngapain?!" ujar Bastian yang lagi nongkrong with the geng menghentikan langkah Vii.
"Itu tu cewek di sono noh, lemes amat mulutnya, ada aja yang di gosipin, kesel gue, makanya gue males banget sama cewek ribet!"
"Heh lah emang kamu gak cewek?!" saut Leon yang juga di sana.
"Ya gue kan agak lain memang, lebih enak kan nongkrong sama laki ga banyak tingkah!" sambar Vii yang masih kesal.
"Pick Me... Pick Me... Eaa... "
Canda kerumunan laki-laki di sana.
"Pig Me apaan emang gue bab*, udahlah mau balik ke kelas, puyeng!"
Kemudian Vyskania bergerak dari sana menuju kelasnya. Setelah Vyskania pergi,
"Lu ya mulutnya kayak cewek juga Daniel!" ujar Leon ke temannya.
"Tau ni, Pick Me, Pick Me gitu jago main gitar wah dia, keren kan!" saut Bastian.
"Awas lu ntar lama-lama naksir!" saut Leon.
"Hahahahaha... "
❀༺🪷༻※※※༺🪷༻❀
Lanjut di Next Bab.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Uisie
Jangan jauh-jauh, Vi. Gak papa pergi sebentar nenangin diri, jangan lupa balik pokoknya:)
2024-01-04
2
Nayla arafah
dari bau baunya ini bukan hanya cinta segitiga nih, lebih malahan nih kayanya 🤭
2023-12-12
4
Naa.
betewe mampir juga yuk kak di karya ku hehe
2023-12-09
1