Ditempat lain, tepatnya di sebuah ruangan yang sangat mewah. Terlihat seseorang sedang menatap kendaraan yang berlalu lalang dari jendela ruangannya. sudah hampir 20 menit ia berdiri dan tidak ada tanda-tanda ia akan meninggalkan tempatnya itu.
Tok tok tok...
terdengar ketukan dari pintu pria itu.
"Masuk" jawabnya. pandangannya masih menatap kendaraan-kendaraan dibawah sana.
Terlihat sosok lelaki tampan memasuki ruangan tersebut
" maaf Tuan, ada berkas yang harus anda tanda tangani" kata Roy.
Yah lelaki itu merupakan sekertaris dari lelaki yang masih setia berdiri ditempatnya.
"Simpan saja dia atas meja"
"Baiklah Tuan, kalau begitu saya permisi" ia menundukkan kepala nya tanda hormat kepada boss nya itu.
Lelaki itu membalikkan badannya dan berjalan ke meja, ia melihat berkas yang telah di letakkan oleh sekertarisnya itu. Setelah membacanya, ia segera menanda tangani berkas tersebut.
Lelaki itu adalah Sky Vincent Rum, ia adalah Lelaki dengan wajah yang sempurna serta badan yang atletis, siapapun wanita yang melihatnya akan jatuh hati akan pesona lelaki itu. Namun, lelaki itu sangat iri bicara, jarang tersenyum dan selalu saja memancarkan aura dingin.
Sky menatap foto yang ada di atas nakas dengan sorot mata yang sangat sulit di artikan. selang berapa saat, pandangannya teralihkan oleh suara ponsel yang ada di atas meja kerjanya.
"Ada apa? "
" pulanglah, apa kau melupakan hari istimewa ini? " jawab seseorang itu.
Setelah mengatakan itu, orang itu langsung mematikan sambungan telponnya.
Sky beranjak dari duduknya, ia menitipkan seluruh kerjaan kepada sekertaris kepercayaannya itu. Ia menancap gas menuju tempat orang yang tadi meleponnya. Sky tidak membutuhkan supir pribadi, karena ia lebih nyaman membawa mobilnya sendiri. Setelah menempuh kurang lebih 30 menit, ia akhirnya sampai di depan mansion yang sangat megah.
"Akhirnya kau datang juga" ucap pria baya yang sedang duduk menonton program kesukaannya. Ia beranjak dari tempatnya, setelah ia melihat orang yang ditunggu-tunggunya telah masuk ke dalam mansion.
"Aku banyak kerjaan, ada apa memanggilku?"
" apakah kau sudah melupakan kakek mu ini? Ini hari ulangtahun kakek, kau ini benar-benar durhaka Sky"
Beliau merupakan kakek Sky satu-satunya yang masih hidup, namanya Kakek Rum. Memliki kepribadian yang sangat terbalik dengan cucunya itu, Kakek Rum sangat ramah kepada setiap orang.
" kuharap aku bisa lupa, tapi kakek selalu saja mengangguku setiap kakek ulang tahun" gerutu Sky dengan pelan, tapi kakeknya masih bisa mendengar perktaan cucunya itu.
" aku masih bisa mendengar mu, oh yah. Mana hadiah untuk kakek?
"Ambilah" sky meletakkan paper bag di samping meja TV.
Kakeknya tersenyum senang, ia tahu betul kalau cucunya ini sangat menyayangi dirinya walaupun sikap nya sangat dingin.
" Kakek sebenarnya tidak membutuhkan hadiah seperti ini" setelah melihat hadiah yang diberikan olehnya cucunya.
" kakek mau apa? Bilang saja kepadaku"
"Aku ingin cucu menantu. Kakek ingin kau segera menikah Sky"
Inilah yang paling tidak disukai Sky, kakeknya itu selalu saja mendesak nya untuk menikah. Tak jarang Sky memilih untuk tinggal di rumahnya sendiri, daripada tinggal di mansion bersama kakeknya.
"Kakek sudah tahu jawaban ku. Lebih baik kita makan sekarang" dengan cepat Sky menuju meja makan untuk menghindari permintaan kakeknya itu.
Selalu mendapatkan jawaban yang sama tidak membuat sang kakek menyerah. sering kali ia memperkenalkan gadis-gadis yang merupakan cucu dari kenalannya kepada Sky. Namum tak satupun dari mereka menarik perhatian lelaki dingin itu.
Sang kakek dan Cucu itu segera beranjak untuk menikmati makanan yang telah disiapkan oleh asisten rumah tangga.
~
Sudah sebulan berlalu semenjak Gigi mencari lelaki yang tidak sengaja ia tabrak di cafe, selama itu juga ia tak kunjung mendapatkan informasi lelaki itu
" daddy, kemana aku harus mencari calon suami ku itu" tanya nya kepada sang Daddy.
"Bagaimana bisa kau mencarinya, sedangkan namanya saja tidak kau tahu"
Gigi terlihat murung di samping daddynya, gigi sudah memberitahu daddynya tentang sosok lelaki yang ia sebut calon suami itu. Awalnya daddynya tidak setuju dengan rencana putrinya yang ingin mencari tahu tentang lelaki asing itu. Tapi melihat semangat putrinya, iapun memberikan lampu hijau kepadanya.
"Seandainya kau tahu nama lelaki itu, daddy pasti akan membantu mu sayang" kata Daddy memberi semangat kepada putrinya.
sang putri hanya memanyunkan bibirnya kesal, ia melipat kedua tangannya sambil berjalan mondar mandir.
"Duduklah sayang, kau mau apa? Biar Daddy belikan"
sang Daddy berusaha menyenangkan hati anak semata wayang nya itu.
Gigi menggelengkan kepalanya dengan pelan.
"aku sedang tidak ingin sesuatu Dad. Sudahlah, Aku mau ke mall saja" ia berjalan ke arah Daddynya dan segera pamit.
" hati-hati bawa mobilnya" kata sang Daddy.
"Baiklah daddy ku sayang, aku pergi dulu".
Setelah berpamitan kepada sang Daddy. Gigi segera keluar dari ruangan Daddynya dan menuju ke arah parkiran.
Sebelum berangkat, gigi menelpon sahabatnya yang bernama Sherin terlebih dahulu agar menyusulnya ke mall.
Setelah memarkirkan mobilnya di area pusat perbelanjaan itu, ia langsung menuju salah satu restoran yang ada di mall tersebut.
" Sherin ini kebiasaan sekali, dia selalu saja terlambat" gerutu gigi yang menunggu sahabatnya yang belum menampakkan dirinya
HAAAPPPPP...
"Astaga Sherin, kau ini sungguh menyebalkan. Bagaimana kalau aku terkena serangan jantung mendadak hah?
" yah gampang, tinggal di bawa ke RS saja"
sherin mengatakan itu sambil terkekeh
" kau mau mati?" Gigi memukul lengan sahabatnya karena kesal.
" Kau ini kenapa sih? Selalu saja marah-marah. Apa ini karena calon suami hayalan mu itu?" Sherin menertawakan sahabtnya yang konyol itu, bagaimana bisa dia langsung jatuh cinta pada lelaki yang tidak di kenalnya itu
" Diamlah Rin, aku sedang risau karena lelaki itu. Kenapa sangat susah mendapaatkan informasi tentang dirinya"
" gigi aku punya ide" ucap Sherin.
Gigi menatap dengan intens sahabatnya itu, ia ragu dengan ide yang akan diberikan kepadanya. Ia tahu kalau sahabatnya itu tidak pernah benar ketika memberikan saran.
"Apa memangnya ide mu? Aku rasa idemu akan sangat tidak masuk akal"
"Yasudah kalau begitu, aku tidak akan memberi tahumu" kesal sherin
" baiklah, cepat katakan"
" bagaimana kalau kita meminta rekaman CCTV di cafe tempat kau bertemu dengan lelaki itu"
"Astaga Sherin, kenapa aku tidak memikirkannya dari dulu" mata gigi berbinar mendengar ide dari sahabatnya.
" halah, tadi saja kau meremehkan ideku"
" maaf, maaf. Biasanya kan kau tidak bisa di andalkan soal per ide idean." kekeh Gigi.
"Cih, dasar sialan kau. Yasudah, sekarang kau teraktir aku. Aku ingin membeli tas baru"
Mata Gigi melotot mendengar permintaan Sherin, jika sudah begini, pasti sahabatnya itu akan meminta diteraktir barang yang mahal.
"Ck. Kau ini sangat tau mencari untung. Tapi karena aku sedang bahagia, jadi ayo".
Mereka segera meninggalkan restoran tersebut dan menuju ke salah satu toko yang ada di dalam pusat perbelanjaan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments